Teori Pemrosesan Informasi

 Teori Pemrosesan Informasi 

Pemrosesan informasi merupakan suatu sistem yang terdiri tiga subsistem yaitu: Register Sensorik (Sensory Registers), Memori yang bekerja (Working Memory), Memori Jangka Panjang (Long – Term Memory) (Howard, 1983). Bagaimana fungsi masing-masing subsistem dan bagaimana saling keterkaitannya akan diuraikan sebagai berikut:

1) Fungsi Register Sensorik (Sensory Registers)

Register Sensorik ini berfungsi menyimpan informasi yang berbentuk stimulus baik yang bersifat visual, auditori dan tactile berdasarkan kejadian yang dialami. Salah satu karakteristik register sensorik adalah bahwa penyimpanan, durasi waktu sangat singkat. Karena informasi yang masuk ke dalam register sensorik ini berjalan terus atau dengan kata lain bertambah terus, maka register sensorik memiliki mekanisme agar terjadi interferensi atau pergantian (displacement) dan pembusukan secara otomatis (automatic decay ). Stimulus yang baru tidak dapat disimpan terus-menerus dalam register-sensorik karena ia tidak memiliki strategi untuk mempertahankan agar informasinya tidak tergantikan atau membusuk. Karena singkatnya waktu penyimpanan informasi, maka jelas perlu adanya subsistem lain yang berfungsi menyimpan informasi yaitu memori.

2) Fungsi Memori yang Bekerja (Working Memory)

Memori yang bekerja berfungsi mempertahankan (hold) informasi dan memiliki karakteristik terpenting yaitu terbatasnya kapasitas (limited capacity). Maka apabila kapasitas memori telah tercapai, penambahan memori baru mengakibatkan beberapa memori akan tergantikan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya peristiwa yang disebut lupa. Namun apabila memori ini terus-menerus dilatih (rehearsed) dan kapasitas memorinya tidak terlampaui maka memori dapat dipertahankan. Jika register sensorik mampu menyimpan contoh dari stimulusnya, maka bentuk representasi dari suatu memori dapat berbeda dengan bentuk eksternalnya. Contoh bila stimulus berbentuk visual seperti gambar maka memori memberikan penyandian atau pengkodean yaitu nama gambar tersebut (verbal representation).

Pengkodean seperti ini merupakan bentuk representasi dari bekerjanya subsistem memori. Namun pengkodean dalam memori yang bekerja bukan hanya berbentuk verbal, tetapi juga visual (terutama untuk stimulus yang tidak dapat diberikan dengan label, contohnya wajah seorang yang baru dikenal) dan memori yang bekerja berfungsi juga sebagai semantik (semantic) yang berarti representasi makna suatu memori.

3)  Fungsi Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory)

        Memori Jangka Panjang berfungsi menyimpan secara permanen keseluruhan pengetahuan individu. Ini berarti memori yang telah lama disimpan dalam memori jangka panjang, tidak akan pernah terhapus. Kadangkala individu kesulitan mencari memori yang sudah lama tersimpan, misalnya pada waktu ujian. Tetapi pada waktu keluar dari ruang ujian, jawaban ujian tersebut tiba-tiba muncul. Fungsi paling penting dari memori jangka panjang adalah semantik yaitu menyimpan makna dari suatu kata dan pengalaman. Memori jangka panjang juga melakukan pengkodean (coding ). Kadangkala individu tidak dapat menyimpan informasi yang tidak dapat dikodekan secara verbal. Contoh kita dapat mengenali wajah seseorang, meskipun kita tidak dapat mengingat nama pemilik wajah tersebut. Memori jangka panjang tidak hanya berfungsi menyimpan kenyataan (fact ) tetapi juga berfungsi sebagai prosedur (procedures ). Seperti halnya dengan komputer tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan data tetapi juga berfungsi sebagai program memanipulasi data, demikian juga memori jangka panjang, tidak hanya memiliki fungsi menyimpan data tetapi juga memiliki kemampuan mengolah data dan fungsi inilah yang disebut prosedur, sehingga individu mampu memecahkan berbagai persoalan/permasalahan dalam berbagai bidang.

        Pemrosesan informasi sebagai suatu sistem memiliki proses kontrol (control processes ) yang analog dengan program komputer. Proses kontrol ini berfungsi untuk mengatur atau mengontrol alur informasi dalam sistem pemrosesan informasi. Proses kontrol merupakan strategi atau “program” yang disimpan dalam memori jangka panjang dan dapat digunakan jika diperlukan. 

        Proses kontrol ini merupakan prosedur yang termasuk juga salah satu fungsi memori jangka panjang seperti telah diutarakan. Secara lebih rinci proses kontrol ini berfungsi sebagai strategi dalam memecahkan masalah, mengingat kembali memori (recalling), dan strategi untuk memahami dan menghasilkan bahasa (dalam arti speech ) (Howard, 1983).


 Di samping Howard, akan diuraikan pandangan Atkinson dan Shiffrin (dalam Berk, 1989). Kedua tokoh tersebut mengembangkan model struktural yaitu model yang menerangkan tahap-tahap dalam sistem pemrosesan informasi pada manusia dan mekanisme kontrolnya. Model tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu: register sensoris (sensory-register atau sensory memory), memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory) yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model ini juga menunjukkan adanya proses kontrol dalam pemrosesan informasi, misalnya melakukan maintenance rehearsal , elaborasi, rekonstruksi dan organisasi. Bentuk model struktural tersebut tertera dalam gambar dibawah





No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...