Showing posts with label problem solving. Show all posts
Showing posts with label problem solving. Show all posts

Problem Solving menurut pandangan Behaviorisme dan Gestalt

Problem Solving menurut pandangan Behaviorisme dan Gestalt

Terdapat adanya pandangan yang berbeda tentang Problem Solving dari pandangan Behaviorisme dengan pandangan Gestalt.

Thorndike (tokoh Behaviorisme) mengadakan percobaan kucing yang dilaparkan diletakkan dalam sangkar tertutup. Makanan diletakkan di luar sangkar yang dapat terbuka bila grendelnya ditarik atau tertarik. Dalam percobaan pertama kucing berlari-lari, menggaruk-garuk sehingga menyentuh grendel, pintu sangkar terbuka, akhirnya kucing mencapai makanan. Setelah eksperimen diulang beberapa kali waktu yang digunakan kucing menyentuh grendel makin berkurang. Thorndike menyimpulkan bahwa pemecahan masalah yang dilakukan kucing

dengan trial by error. Adanya latihan akan mempercepat pemecahan masalah (latihan memperkuat hubungan Stimulus-Respons).

Köhler (tokoh Psikologi Gestalt) mengadakan percobaan seperti percobaan Thorndike. Perbedaannya Köhler menggunakan simpanse, makanan tidak mungkin dijangkau dengan tangan saja, tetapi harus dibantu dengan tongkat. Setelah beberapa kali simpanse mencoba mengambil makanan dengan tangan tidak bisa, maka setelah melihat tongkat, terlihat ada perubahan pada wajah simpanse, yaitu adanya “AHA” tanda menemukan pemecahan secara tiba-tiba. Kemudian terlihat simpanse mengambil tongkat untuk mencapai makanan, dan ternyata dapat. Kesimpulan dalam pemecahan masalah yang berperan adalah insight bukan trial by error.

Pemecahan masalah dengan insight mempunyai beberapa macam ciri, yaitu:

a. Pemecahan masalah diperoleh secara tiba-tiba yaitu dengan adanya “AHA”.

b. Apa yang telah dipelajari itu dapat diterapkan pada problem yang mirip (adanya transfer yang positif).

c. Pada umumnya sedikit mengalami kesalahan (free from errors).

d. Hasilnya dapat bertahan lama.

Cara menarik kesimpulan

Tujuan berpikir adalah pemecahan masalah. Ini dilakukan dengan menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada atau pendapat akhir atas data atau pendapat-pendapat yang mendahului. Cara yang dapat ditempuh untuk menarik kesimpulan:

1) Kesimpulan ditarik atas dasar analogi yaitu adanya kesamaan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.

2) Kesimpulan ditarik atas dasar cara induktif yaitu dari peristiwa-peristiwa menuju dalil umum atau hal yang bersifat umum.

3) Kesimpulan ditarik atas dasar cara deduktif yaitu dari hal yang umum/dalil yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.

Perkembangan kemampuan berpikir dan berbahasa berjalan secara bersamaan karena salah satu hasil kemampuan berpikir adalah berbahasa.

Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Menurut Bimo Walgito (1980: 180) pemecahan masalah adalah: directed yang mencari pemecahan dan dipacu untuk mencapai pemecahan tersebut. Jadi pemecahan masalah merupakan tugas untuk mendapatkan cara ß memecahkan masalah. Sedang menurut Plotnik à pemecahan masalah meliputi pencarian beberapa aturan, rencana atau strategi yang hasil pencarian tersebut merupakan suatu tujuan tertentu yang saat ini berada di luar jangkauan. 

Problem solving involves searching for some rule, plan, or strategy that results in our reaching a certain goal that is currently out of reach(Plotnik, 2005: 308). Jadi dalam pemecahan masalah perlu ada aturan (rules). Aturan dapat dibedakan menjadi 2 macam : Algoritma dan Horistik.

a. Algoritma merupakan suatu perangkat aturan, dan apabila aturan ini diikuti dengan benar maka akan ada jaminan adanya pemecahan masalah.

Definisi ini cocok dengan definisi yang dikemukakan Plotnik yaitu: satu set aturan yang pasti, apabila diikuti aturan tersebut secara teliti, akhirnya akan membimbing ke suatu pemecahan Algorithms are a fixed set of rules that, if followed correctly, will eventually lead to a solution(Plotnik, 2005: 308).

b. Dalam kenyataan sehari-hari banyak persoalan yang dihadapi seseorang tidak menggunakan aturan algoritma, tetapi strategi yang didasarkan oleh pengalaman dalam menghadapi masalah yang mengarah pada pemecahan masalah, walaupun tidak ada jaminan akan kesuksesan. Cara ini disebut horistik (heuristic).

Sedang Plotnik mendefinisikan heuristic sebagai aturan-aturan sepintas lalu atau jalan pintas pemikiran yang pintar dan kreatif, yang mengurangi jumlah kegiatan dan menyediakan suatu pemecahan masalah yang lebih mudah dan cepat.

Heuristic rules of thumbs, or clever and creative mental shortcuts, that reduce the number of operations and allow one to solve problems more easily and quickly” (Plotnik, 2005: 308).

Kenali Kepribadianmu Dengan Big Five

✨ “Kenali Kepribadianmu dengan Big Five!” ✨ 🔹 1. Neurotisisme – Cemas & mudah gugup (Kebaikan) ↔ Tenang & percaya diri 🔹 2. Ekstra...