Showing posts with label psikologi umum. Show all posts
Showing posts with label psikologi umum. Show all posts

PENGUKURAN SIKAP

PENGUKURAN SIKAP

Teknik-teknik Pengukuran 

Evaluasi yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu objek sikap, di dalam studi ilmiah haruslah dapat diukur. Dengan demikian harus diterjemahkan dalam suatu sistem. Saat ini terdapat berbagai macam teknik pengukuran sikap yang dapat digunakan, dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.

Teknik yang sederhana, memperbolehkan kita untuk menempatkan konsep-konsep, sesuatu hal atau orang-orang ke dalam kategori “menyenangkan” atau “tidak menyenangkan”. Sering kali dinyatakan dalam ungkapan “setuju” atau “tidak setuju”. Contohnya, pooling opini publik.

Teknik-teknik yang lebih rumit, dimaksudkan untuk mengukur derajad kesenangan atau ketidaksenangan yang ada. Contohnya, skala sikap.

Teknik yang terbaik adalah yang sesuai dengan tujuan pengukurannya. Teknik sederhana biasanya tepat digunakan untuk mengukur hasil pemilu. Sedangkan jika kita ingin mengetahui dampak televisi terhadap sikap terhadap agresi, biasanya diperlukan teknik pengukuran yang lebih rumit.

 

Metode-metode Pengukuran

 

1. Metode Self-Report 

      Sejauh ini metode pengukuran sikap yang paling sering digunakan adalah metode self-report. Dengan metode ini orang diminta merespon pertanyaan dengan mengekspresikan penilaian pribadinya (personal evaluations). Tetapi metode ini memiliki kelemahan, karena mungkin saja orang-orang menjawab berdasarkan apa yang dipikirkan oleh orang lain atau mungkin dengan berpikir bagaimana jawaban yang seharusnya. Pengukuran menjadi tidak akurat jika jawabannya berbeda dengan sikap pribadi orang yang diukur sikapnya.

Praktek pengukuran sikap yang menggunakan metode self-report  terdiri dari dua kemungkinan teknik, yaitu :

a. Polling Opini/Sikap Publik. Ini merupakan teknik yang sederhana; digunakan untuk meramalkan sesuatu ataupun untuk memberikan informasi. Biasanya digunakan untuk meramalkan hasil pemilu, kesukaan untuk membeli suatu produk, atau tingkat dukungan publik terhadap penerapan kebijakan baru. Dapat juga digunakan untuk memberikan informasi tentang presentasi masyarakat yang mendukung atau menentang penggunaan mariyuana, penerapan hukuman mati, dsb.  Kompleksitas pengumpulan pendapat dapat dikurangi dengan langkah-langkah: 

(a) Menyeleksi sampel responden; 
(b) menyusun item-item sikap; 
(c) mengadministrasikan item-item kepada sampel; 
(d) membuat tabulasi hasilnya.
 

b. Skala Sikap. Ini merupakan teknik yang lebih rumit, yang berusaha untuk menghasilkan pengukuran yang lebih cermat terhadap ekstrimitas sikap responden (sejauh mana responden menyetujui atau tidak menyetujui). Ketelitian pengukuran ditingkatkan dengan menggunakan banyak item yang semuanya dikaitkan dengan isu yang sama. Hal ini secara khusus melibatkan keyakinan-keyakinan atau opini responden terhadap objek sikap.  Banyak sekali skala sikap yang  telah dikembangkan secara baku untuk mengukur sikap-sikap yang berkaitan dengan keluarga, pendidikan, agama, kesehatan, perilaku seksual, dan masalah-masalah internasional.

Untuk mengatasi kelemahan metode di atas Psikolog Sosial menggunakan metode yang lain,  yaitu melalui pengukuran involuntary behavioral. Namun metode ini penggunaannya sangat terbatas. 

2. Pengukuran Involuntary Behavioral

Metode self-report akan akurat hanya jika responden berkemauan atau dapat melaporkan sikapnya secara benar. Ketelitian pengukuran dapat ditingkatkan dengan mengungkap indikator dari sikap di luar kontrol kemauan responden. Metode ini disebut metode involuntary behavioral. Ada dua macam teknik untuk metode ini, yaitu pengukuran fisiologis dan pengukuran sikap berdasarkan classical conditioning.

a. Pengukuran Fisiologis

Pertama, teknik pengukuran dengan the galvanic skin respons (GSR) yang mengukur resistensi (daya tahan) electrical dari kulit. Ketahanan kulit seseorang akan berkurang jika seseorang dalam keadaaan emosional. Meskipun pengukuran sikap semacam ini dapat menghubungkan perubahan GSR dengan ekstrimitas dari sikap, namun tidak dapat membedakan antara sikap senang atau tidak senang.

      Kedua, menggunakan indikator ukuran pupil mata. Dasar yang digunakan adalah bahwa mata kita merupakan “jendela jiwa”; bahwa kontraksi pupil mengiringi kehadiran stimuli yang tidak disukai. Namun teknik pengukuran sikap ini dipandang tidak bagus hasilnya karena banyaknya riset yang gagal.

      Ke tiga, yang paling mutakhir dan memberi harapan, yaitu pengukuran dengan menggunakan electromyographic (EMG) yang mencatat gerakan otot wajah. EMG menunjukkan bahwa pola aktivitas otot wajah berhubungan dengan emosi-emosi tertentu, sehingga dapat menunjukkan reaksi positif atau negatif terhadap pesan-pesan persuasif.

 

b. Pengukuran Sikap Berdasarkan Classical Conditioning

      Riset-riset untuk teknik ini telah dilakukan oleh Gregory Razran (1961) dari Uni Soviet, namun tidak ada follow-up.

SIKAP

 SIKAP


Seberapa jauh kita suka atau tidak suka terhadap sesuatu akan sangat menentukan perilaku kita terhadap sesuatu tersebut. Kita cenderung mendekati, mencari, atau menghubungkan segala sesuatu dengan hal-hal yang kita sukai, dan sebaliknya cenderung menghindar, menjauhkan diri, atau menolak segala sesuatu yang tidak kita sukai. Sikap adalah ekspresi sederhana dari kesukaan atau ketidaksukaan kita terhadap berbagai macam hal. Sikap merepresentasikan (mewujudkan) evaluasi-evaluasi -- preferensi -- terhadap berbagai macam objek sikap.

Sikap kita muncul berdasarkan informasi yang kita terima. Misalnya, kita dapat menyetujui hukuman mati setelah kita melihat bahwa hal itu dapat membersihkan kriminalitas, atau kita bersikap sebaliknya terhadap hukuman mati karena kita melihat bahwa hal itu merupakan kebiadaban yang tidak akan dapat menghapuskan kriminalitas.

Dengan demikian terbuka kemungkinan sikap kita berubah-ubah, tergantung informasi yang kita terima dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, kita dapat berubah sikap terhadap suatu produk setelah dibombardir dengan iklan yang menggiurkan.

Berikut ini kita akan meninjau aspek-aspek yang perlu kita ketahui tentang sikap.


SIFAT DASAR DARI SIKAP 

Definisi sikap menunjukkan adanya evaluasi terhadap objek sikap. Hal yang dievaluasi di dalalam pembentukan sikap adalah senang-tidak senang, pro-anti, suka-tidak suka, dan positif-negatif. Hal-hal tersebut merupakan perasaan yang muncul karena adanya berbagai objek sikap. Sedangkan objek sikap dapat mencakup entitas-entitas  (misal: pelajaran, restoran, drama), orang-orang (misal: sahabat, presiden, diri sendiri), dan konsep-konsep abstrak (misal: aborsi, hak-hak sipil, bantuan asing).

Dengan menekankan unsur evaluasi dalam sikap, berarti kita membedakan antara sikap dengan keyakinan atau opini. Keyakinan merupakan kognisi atau pikiran-pikiran tentang ciri-ciri objek. Misalnya, kawan kita bersikap menyukai kandidat presiden dari partai X. Sikap ini kemungkinan berhubungan dengan keyakinan-keyakinan tertentu mengenai kandidat presiden tersebut (mungkin karena mempunyai program ekonomi yang jelas, menurunkan tingkat pengangguran, sanggup mencegah perpecahan, dsb). Keyakinan atau opini diukur dengan cara melihat bagaiamana kebenaran ciri-ciri  yang mengelilingi suatu objek. Selanjutnya, kita memiliki perasaan-perasaan evaluatif terhadap keyakinan/opini kita, dan hal ini menyumbang dalam pembentukan sikap terhadap objek yang bersangkutan. 

Fantasi

 Fantasi

Fantasi adalah kemampuan mental untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. (Walgito, 2004 : 139).

Dengan kemampuan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapi dan membuat bayangan ke depan yang menjangkau keadaan-keadaan yang akan datang. Fantasi dapat terjadi:

1). Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya. Misalnya seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya seorang pemahat yang sedang memahat patung dengan kemampuan fantasinya.

2). Secara tidak disadari, yaitu apabila individu tidak secara sadar telah dituntun fantasinya. Anak sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, walaupun tidak ada niat untuk berbohong. Misalnya anak memberi berita yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, walaupun ia tidak bermaksud berbohong. Hal semacam ini anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasi

b. Macam-macam Fantasi

Menurut Prof. Bimo Walgito (2004) fantasi pada umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Namun walaupun demikian dapat dibedakan antara fantasi yang menciptakan dengan fantasi yang dipimpin.

1). Fantasi yang menciptakan, yaitu jenis fantasi yang menciptakan sesuatu. Misalnya ahli model pakaian menciptakan model pakaian yang baru berdasarkan hasil kemampuan fantasinya. Seorang pelukis menciptakan suatu lukisan atas dasar kemampuan fantasinya.

2). Fantasi yang dituntun atau dipimpin yaitu jenis fantasi yang dituntun oleh pihak lain. Misalnya seseorang melihat film, setelah melihat film orang tersebut dapat berfantasi tentang sesuatu atau berfantasi tentang keadaan berdasarkan apa yang dilihat dalam film tersebut, jadi dituntun oleh film tersebut.

Bila dilihat dari aspek cara orang berfantasi, maka fantasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

(1). Fantasi yang mengabstraksi , yaitu cara berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian dari sesuatu, sehingga ada bagian yang dihilangkan. Misalnya anak belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan gurun pasir, anak tadi menggunakan bayangan hasil persepsi terhadap lapangan. Bayangan tentang lapangan digunakan untuk menjelaskan gurun pasir. Dalam berfantasi gurun pasir, banyak bagian-bagian lapangan yang diabstraksikan, fantasi gurun pasir dibayangkan seperti lapangan, tetapi tanpa pohon-pohon, tanah berupa pasir melulu tanpa adanya rumput.

(2). Fantasi yang mendeterminasi, yaitu cara berfantasi dengan mendeterminasi (menentukan sesuatu yang mirip) terlebih dahulu. Misalnya anak belum pernah melihat harimau, tetapi mereka telah melihat kucing. Maka kucing dipakai sebagai bahan untuk menjelaskan atau memberi pengertian tentang harimau. Fantasi tentang harimau dengan menggunakan bayangan tentang kucing tetapi bentuknya besar.

(3).Fantasi yang mengombinasi, yaitu cara berfantasi dengan mengombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan yang ada pada individu yang bersangkutan. Misalnya berfantasi tentang ikan duyung, kepalanya kepala seorang wanita tetapi badannya badan ikan. Jadi ada kombinasi kepala manusia dengan badan ikan. Fantasi dengan mengombinasikan ini banyak dipergunakan orang. Misalnya ingin membuat rumah dengan mengombinasikan model Eropa dengan atap model jawa (Atap Rumah Joglo). (Bimo Walgito: 2004)

  Bila dibandingkan dengan kempuan-kemampuan mental yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki oleh individu. Dalam berfantasi bayangan-bayangan yang telah dimiliki individu memegang peranan yang sangat penting. Bayangan fantasi berbeda dengan bayangan persepsi. Bayangan persepsi merupakan hasil persepsi, sedang bayangan fantasi adalah hasil dari fantasi.

Dengan kekuatan fantasi, manusia dapat menghasilkan sesuatu yang pada mulanya tidak terbayangkan akan dapat tercapai —misalnya adanya kapal terbang — walaupun hal itu tidak semata merupakan hasil fantasi, tetapi juga harus ada kontribusi dari kemampuan berpikir kreatif. Namun dari sisi lain fantasi juga mempunyai sisi negatif, yaitu apabila orang terbawa hidup dalam alam tidak nyata. Dalam kondisi ini fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan, takhayul dan sebagainya.

Halusinasi dan Delusi

 Halusinasi dan Delusi

Akan diuraikan lebih lanjut tentang halusinasi dan delusi.

· Halusinasi

  Halusinasi adalah persepsi sensorik yang salah di mana tidak terdapat stimulus sensorik yang berkaitan dengannya. Halusinasi dapat berwujud pengindraan kelima indra yang keliru, tetapi yang paling sering adalah halusinasi pendengaran (auditory) dan halusinasi penglihatan (visual). Contoh halusinasi pendengaran, penderita schizophrenia merasa mendengar suara-suara yang mengajaknya bicara, padahal kenyataannya tidak ada orang yang mengajak bicara, atau penderita Schizophrenia merasa ia melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada.

· Delusi (Waham)

Delusi (Waham) adalah suatu keyakinan yang salah, penderita Schizophrenia tidak dapat diyakinkan oleh orang lain bahwa keyakinannya salah, meskipun banyak bukti kuat yang dapat diajukan untuk membantah keyakinan penderita Schizophernia tersebut.

Menurut Imam Setiadi Arif (2006 : 17) terdapat beberapa jenis delusi, yaitu :

1). Grandeur (Waham kebesaran) , penderita yakin bahwa ia adalah seseorang yang sangat luar biasa, misalnya sebagai artis terkenal, atau seorang nabi atau yang lain.

2). Guilt (Waham rasa bersalah), penderita merasa bahwa ia telah melakukan dosa yang sangat besar.

3). Ill health (Waham penyakit), penderita yakin bahwa ia mempunyai penyakit yang sangat serius.

4). Jealousy (Waham cemburu), penderita yakin bahwa pasangan hidupnya telah berlaku tidak setia (menyeleweng).

5). Passivity (Waham  pasif), penderita yakin bahwa ia dikendalikan atau dimanipulasi oleh berbagai kekuatan dari luar: misalnya oleh suatu pancaran sinyal radio mahluk luar ruang angkasa.

6). Persecution (Waham kejar), penderita merasa ia dikejar-kejar oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mencelakakannya.

7). Poverty (Waham kemiskinan), penderita takut ia mengalami kebangkrutan, walaupun kenyataannya tidak demikian.

8). Reference (Waham rujukan), penderita merasa ia dibicarakan oleh orang lain secara luas, misalnya menjadi pembicaraan masyarakat atau disiarkan di televisi.

Indera pendengaran

 Indera pendengaran

Selanjutnya akan diuraikan tentang indera pendengaran. Plotnik (2005 : 102) menjelaskan mengenai indera pendengaran sebagai berikut :

Sebagian besar dari kita berpikir bahwa kita mendengar dengan telinga dan lewat telinga kita dapat membedakan misalnya musik dari Rolling Stone dan gonggongan seekor anjing. Apa yang terjadi sebenarnya, baik musik maupun gonggongan anjing cuma menghasilkan gelombang suara, yang hanya merupakan rangsangan untuk pendengaran. Telinga menerima gelombang suara, tetapi otak yang secara nyata melakukan pendengaran, sehingga kita dapat membedakan antara nyanyian Stones “I Can Get No Satisfaction” dan gonggongan anjing. Ini merupakan proses rumit dan langkah pertamanya berasal dari telinga luar.







1) Telinga luar

Satu-satunya alasan mengapa telinga memiliki bentuk khusus dan menempel di sebelah luar kepala adalah untuk mengumpulkan gelombang suara. Maka gelombang suara yang dikeluarkan oleh Rolling Stone dikumpulkan oleh telinga luar kita.

Telinga luar terdiri dari 3 susunan: telinga bagian luar, saluran pendengaran, dan selaput gendang . Telinga bagian luar adalah suatu susunan berbentuk oval yang menonjol dari samping kepala. Fungsi telinga bagian luar adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengirimnya ke dalam saluran sempit yang disebut saluran pendengaran. (“The outer ear consists of three structures: external ear, auditory canal, and tympanic membrane. The external ear is an oval-shaped structure that protrudes from the side of the head. The function of the external ear is to pick up sound waves and send them down a long, narrow tunnel called the auditory canal”). (Plotnik, 2005 : 102).

a). Saluran pendengaran berbentuk pipa panjang yang menyalurkan gelombang suara sampai menyentuh selaput tipis yang tegang — gendang telinga, atau selaput gendang. (“The auditory canal is a long tube that tunnel sound waves down its length so that the wave strike a thin, taut membrane — the ear drum, or tympanic membrane”). (Plotnik, 2005 : 102).

Dalam beberapa kasus saluran pendengaran menjadi tersumbat akibat kotoran telinga yang mengganggu perjalanan gelombang suara menuju gendang telinga. Kotoran telinga sebaiknya dibersihkan oleh ahli telinga sehingga tidak merusak selaput gendang yang sangat sensitif.

b). Selaput gendang  adalah suatu selaput tipis dan tegang yang sering disebut gendang telinga. Gelombang suara menyentuh selaput gendang dan menyebabkannya bergetar. Selaput gendang menyalurkan getaran ke tulang pertama dari ketiga tulang kecil yang menempel di sana. (“The tympanic membrane is a taut, thin structure commonly called the ear drum. Sound waves strike the tympanic membrane and cause it to vibrate. The tympanic membrane passes the vibrations on to the first of three small bones to which is it attached”). (Plotnik, 2005 : 102). Selaput gendang menjadi batas antar telinga luar dan telinga tengah.

2)  Telinga tengah

Fungsi telinga tengah seperti pengeras suara radio, menangkap dan menambah atau mengeraskan getaran.

Telinga tengah adalah rongga tulang yang menonjol, yang masing-masing ujungnya dilapisi selaput. Kedua selaput dihubungkan oleh 3 tulang kecil. Ketiga tulang kecil tersebut disebut ossicles ; dan sesuai bentuknya, ketiga tulang tersebut lazimnya disebut sebagai palu, peron/beranda, dan sanggurdi/ behel. Ossicle pertama — palu — menempel pada bagian belakang selaput gendang. Ketika selaput gendang bergetar, palu juga bergetar. Selanjutnya,  palu mengirim getaran itu ke beranda yang kemudian melanjutkannya pula ke sanggurdi/behel. Sanggurdi melakukan sambungan dengan selaput akhir yakni jendela oval. Ketiga ossicle bertindak seperti pengungkit yang sangat mengeraskan getaran, yang menyebabkan jendela oval yang menempel di situ bergetar. (“The middle ear is a bony cavity that

 

sealed at each end by membrane. The two membranes are connected by three small bones. The three bones are collectively called and, because of  their shapes, are referred to as the hammer, anvil, and stirrup. The first ossicle – hummer – is attached to the back of the tympanic membrane. When the tympanic membrane vibrates, so does the hammer. In turn, the hammer send the vibrations to the attached anvil, which further send the vibrations to the attached stirrup. The stirrup makes the connection with the end membrane, the oval window. The three ossicles act like levers that greatly amplity the vibration which, in turn cause the attached oval to vibrate”). (Plotnik, 2005 : 102).

Jadi fungsi telinga tengah adalah menangkap getaran yang dihasilkan oleh selaput gendang, mengeraskan getaran, menyalurkannya ke jendela oval sebagai batas akhir telinga tengah dan batas awal telinga dalam

3) Telinga dalam

Telinga dalam memiliki dua susunan utama yang dibungkus dengan rongga tulang: cochlea yang turut berperan serta dalam proses pendengaran, dan sistem vestibular yang memiliki peran dalam menjaga keseimbangan.

Cochlea terletak pada telinga bagian dalam, yang bagian luarnya mempunyai tulang bergulung yang menyerupai rumah siput. Cochlea berisi alat penerima untuk mendengar, dan fungsinya adalah melakukan transduksi — mengubah getaran menjadi rangsangan syaraf yang dikirim ke otak untuk diproses menjadi informasi pendengaran. (“The cochlea located in the inner ear, has a body coiled exterior that resembles a snails shell. The cochlea constains the receptors for hearing and it function is transduction – transforming vibration into nerve impulses that are sent to the brain for processing into auditory information”). (Plotnik, 2005 : 102).

Para peneliti menyamakan cochlea dengan miniatur kotak indah yang dibuat dari tulang dan berisi permata yang berharga; dalam hal ini serupa dengan miniatur sel yang merupakan penerima untuk mendengarkan.

a). Telinga dalam (lanjutan)

Jika kamu mengambil dua sedotan, peganglah satu per satu, kemudian lingkarkan sedotan mengelilingi jari-jarimu, kamu akan mempunyai suatu tiruan cochlea yang sangat besar. Cochlea terdiri dari dua pipa sempit yang panjang (lingkaran) yang dipisahkan oleh selaput (basilar dan tectorial) tetapi bersatu kembali dan tergulung menjadi gulungan. Bagian awal dari gulungan dilapis oleh selaput jendela oval. Maka ketika ossicles menggetarkan jendela oval, jendela oval menggetarkan cairan dalam pipa cochlea di mana penerima pendengaran berada.

b). Penerima pendengaran yang disebut sel-sel rambut halus, merupakan miniatur sel berbentuk rambut halus yang mencuat dari selaput bawah cochlea, dan disebut selaput basilar. Getaran cairan dalam pipa cochlea menyebabkan gerakan selaput basilar yang melengkungkan sel-sel rambut. Lengkungan mekanis dari sel-sel rambut membangkitkan miniatur kekuatan listrik, yang apabila cukup besar dapat memicu rangsangan syaraf (transduksi). (“The auditory receptors called hair cells, are miniature hair-shaped cells that stick up from the cochlea’s bottom membrane, called the basilar membrane. Vibration of fluid in the cochlea tubes causes movement of  the basilar membrane, wich literally bends the hair cells. The mechanical bending of the hair cell generates miniature electrical forces that, if large enough, trigger nerve impulses (transduction)”). (Plotnik, 2005: 103).

c). Syaraf pendengaran merupakan sekumpulan serat yang menghantar rangsangan syaraf (sinyal elektrik) ke cortex pendengaran pada otak untuk diproses (“The auditory nerve is a band of fiber that carry nerve impulses (electrical signal) in the auditory cortex of the brain for processing”). (Plotnic, 2005 : 103).

Sekarang cochlea telah menyelesaikan proses transduksinya — yaitu mengubah getaran menjadi rangsangan syaraf. Namun kita tidak akan mendengar suara apapun sebelum rangsangan mencapai otak kita.

Dari uraian tentang indera pendengaran maupun indera penglihatan dapat disimpulkan bahwa tanpa diprosesnya rangsangan dari kedua indera tersebut di otak, kita tidak melihat atau mendengar apapun. Kedua indera tersebut hanya berfungsi menangkap stimulus dan melakukan proses transduksi yaitu mengubah energi fisik (gelombang cahaya dan gelombang suara) menjadi rangsangan syaraf atau sinyal elektrik lalu mengirimnya ke otak untuk diproses. Proses dalam otak selanjutnya disebut sensasi dan persepsi.

Setelah rangsangan syaraf mencapai otak, proses dua tahap terjadi:  pertama rangsangan syaraf pendengaran diubah menjadi suara yang tidak bermakna, kemudian menjadi suara yang bermakna. Langkah pertama tersebut terjadi dalam area pendengaran utama.  Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

(1) Cortex pendengaran utama, yang terletak di tepi atas cuping sementara, mengubah rangsangan syaraf (sinyal elektrik) menjadi sensasi pendengaran dasar, seperti bunyi tidak bermakna dan suara dari berbagai pidato penawaran barang dan kebisingan. (“The primary auditory cortex, which is located at the top edge of the temporal lobe, transforms nerve impulses (electrical signal) into basic auditory sensations, such as meaningless sound and tones of various pitches and loudness”) . (Plotnik, 2005 : 103).

Selanjutnya cortex pendengaran utama mengirim rangsangan (sensasi) ke area penghubung pendengaran. Proses ini merupakan tahap kedua yang berlangsung sebagai berikut:

(2) Area penghubung pendengaran menerima sensasi pendengaran yang tidak bermakna dalam bentuk rangsangan syaraf dari area pendengaran utama terdekat. Area penghubung pendengaran menggabungkan sensasi pendengaran yang tidak bermakna menjadi persepsi, seperti melodi, nyanyian, kata dan kalimat yang bermakna (“The auditory association area receive meaningless auditory sensation in the form of neural impulses from the neighboring primary auditory area. The auditory association area combines meaningless auditory sensation into perceptions, which are meaningful melodies, songs, words, or sentences”) . (Plotnik, 2005 : 103).

Proses mulai dari gelombang suara masuk telinga sampai saat orang menyadarinya sebagai nyanyian Rolling Stones, berlangung dalam waktu yang sangat singkat.  Sepanjang proses yang sangat singkat itu, gelombang suara diubah menjadi rangsangan, rangsangan menjadi sensasi, dan sensasi menjadi persepsi.

 


Indera Penglihatan (Pancaindera)

Indera Penglihatan

Agar stimulus dapat dipersepsi, diperlukan perhatian dari individu yang memersepsi. Setelah ada perhatian maka individu menyadari adanya stimulus yang ditangkap oleh alat indera (penglihatan, perabaan, pendengaran, penciuman, pengecapan). Pada saat itulah terjadi proses persepsi. Dengan demikian, mata sebagai indera penglihatan bukan merupakan satu-satunya bagian yang menyebabkan individu dapat memersepsi stimulus yang diterimanya
Mata hanyalah merupakan salah satu bagian atau alat untuk menerima stimulus. Selanjutnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, sehingga individu menyadari apa yang dilihatnya. Alur persepsi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Stimulus mengenai alat indera, merupakan proses yang bersifat fisik (fisically process).

2. Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris. Proses ini merupakan proses fisiologis (fisiologically process).

3 Di otak sebagai pusat susunan urat syaraf terjadilah proses yang pada akhirnya membuat individu dapat menyadari atau memersepsi stimulus yang diterima melalui alat indera.

Menurut Plotnik (2005:94) proses penglihatan dalam mata ada 2 macam yaitu:
 Pertama, mata mengumpulkan dan memokuskan gelombang cahaya ke dalam suatu area, tepat dibelakang bola mata. 
Kedua, bagian tersebut menyerap dan mengubah gelombang cahaya menjadi impuls-impuls. Ini merupakan suatu proses yang dikenal sebagai tranduksi (transduction). 

Selanjutnya menurut Plotnik (2005 : 94), terdapat 7 tahap garis edar gelombang cahaya menuju bagian belakang bola mata:
a). Bayangan terbalik. Pada gambar di bawah ini, tampak bahwa di bagian belakang bola mata, jerapah kelihatan terbalik. Walaupun terfokus terbalik dalam mata, jerapah dan semua objek lain yang kita lihat, dibalik oleh otak  sehingga terlihat sama atau sesuai dengan kenyataannya. (Image Reversed, Notice that, at the back of eye, the giraffe appears upside down. Event though  the giraffe is focused upside down in the eye, somehow the brain turns the giraffe and all of the object we see-right side up so that we see the world as it really is) (Plotnik, 2005 : 94)
b). Gelombang cahaya. Penjelasan tentang gelombang cahaya adalah sebagai berikut: setelah gelombang cahaya menerpa suatu objek seperti jerapah, gelombang cahaya tersebut dipantulkan kembali dalam bentuk sorotan yang melebar.  Kita tidak akan melihat jerapah tersebut sebelum mata kita mengubah sorotan gelombang cahaya yang melebar tadi menjadi sorotan yang sempit dan terfokus. Mata kita terdiri dari kornea dan lensa, yang memfokuskan suatu gambar atau bayangan, seperti yang dilakukan sebuah kamera. (Light waves. The problem with light waves is that after they strike an object, such as giraffe, they are reflected back in a broad beam. You can not see the giraffe unless your eyes change this broad beam of light waves in to narrow, focused one. Your eye has two structures, the cornea and the lens, that bring an image into focus, much as a camera does) (Plotnik : 2005 : 94)

Sorotan yang meluas dari gelombang cahaya memantul dari jerapah pertama kali melewati kornea.  

c). Kornea adalah pelindung berbentuk bulat yang tembus cahaya yang berada di bagian depan mata. Ketika gelombang cahaya melewati kornea, permukaan kornea yang cembung itu memokuskan gelombang ke dalam sinar yang lebih sempit (The cornea is the rounded transparent covering over the front of your eye. As the light waves pass the through the cornea, its curved surface bends, or focuses, the waves into a narrower beam). (Plotnik, 2005 : 95)
Setelah melintasi kornea, gelombang cahaya selanjutnya melewati pupil.

d). Pupil adalah bola mata yang terletak pada bagian depan mata yang membiarkan gelombang cahaya memasuki bagian dalam mata. (The pupil is a round opening at the front of your eye that allow light waves to pass into the eyes interior). (Plotnik, 2005 : 95).
Bola mata membesar dan mengecil akibat gerakan otot yang disebut iris. Pupil dikelilingi oleh iris. 

e). Iris adalah lingkaran otot yang mengelilingi pupil dan mengontrol sejumlah cahaya yang masuk ke mata. Dalam cahaya yang suram, iris mengendur untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk, dan pupil melebar. Dalam cahaya yang terang, iris mengerut untuk membiarkan lebih sedikit cahaya yang masuk, dan pupil mengecil. Otot iris berisi zat pewarna yang memberikan karakteristik pada warna mata kita. (The iris circular muscle that surrounds the pupil and controls the amount of light entering the eye. In clim  light, the iris relaxes, allowing more light to enter-the pupil constricts. The iris muscle contains the pigment that gives your eyes its characteristic color). (Plotnik, 2005 : 95)
Jika berkaca dalam cahaya yang terang, anda akan melihat iris mata anda  mengerut dan pupil mata anda juga mengerut — titik hitam di tengah mata menjadi sangat kecil. Setelah melintasi kornea dan pupil, gelombang cahaya mencapai lensa. 

f). Lensa adalah suatu struktur berbentuk oval tembus cahaya. Permukaan lensa yang cembung itu membengkokkan dan memfokuskan gelombang cahaya ke dalam sorotan sinar yang bahkan lebih sempit. Lensa itu menempel ke  otot. Otot itulah yang mengatur 

kecembungan lensa sehingga menjadi fokus. (The lens is transparent, oval structure whose curved surface bends and focuses light waves into an even narrower beam. The lens is attached to muscles that adjust the curve of the lens, which in turn, adjusts the focusing). (Plotnik, 2005 : 95). 

Untuk melihat objek yang jauh, gelombang cahaya membutuhkan belokan yang kurang terfokus, maka otot secara otomatis menarik lensa sehingga permukaannya menjadi kurang tertutup. Lebih atau kurang tertutupnya lensa menyebabkan gelombang cahaya menjadi terfokus ke dalam sinar yang sangat sempit yang harus di arahkan secara tepat ke bagian paling belakang mata yang disebut retina. 

g). Retina yang terletak di bagian paling belakang bola mata, merupakan lapisan film yang tipis, berisi sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya. Sel-sel yang disebut photoreceptors (penerima foto) ini memulai proses transduksi dengan menyerap gelombang cahaya. (The retina, located at the very back of the eye ball, is a thin film that contains cells that are extremely sensitive to light. These light sensitive cells, called photoreceptors, begin the process of transduction by absorbing light waves). (Plotnik, 2005 : 95).
Retina mempunyai 3 lapisan sel. Lapisan belakang berisi 2 macam penerima foto (photoreceptors) yang memulai proses transduksi, yaitu mengubah gelombang cahaya menjadi sinyal elektrik. Salah satu jenis penerima foto yang bentuknya seperti batang disebut batang (rod) dan terletak terutama di batas luar retina. Penerima foto lain yang berbentuk kerucut (cone) disebut kerucut dan terletak di pusat retina di suatu area yang disebut fovea (“The retina has three layers of cells. The back layer contains two kinds of photoreceptors that begin the process of transduction, changing light waves into electrical signals. One kind of photoreceptor with a rod like shape is called a rod and is located primarily in the periphery of the retina. The other photoreceptor with a cone like shape is called a cone and is located primarily in the center of the retina in an area called the fovea”) (Plotnik, 2005 : 96)
Retina terdiri dari tiga lapisan. Fungsi setiap lapisan adalah sebagai berikut :
Setiap mata mempunyai sekitar 120 juta batang (rod) hampir seluruhnya terletak di batas luar retina. Batang (rod) adalah penerima foto yang berisi suatu zat kimia tunggal. Zat kimia ini disebut rhodopsin, yang diaktifkan oleh sejumlah cahaya kecil. Karena sangat sensitif terhadap cahaya, batang ini memungkinkan kita melihat sesuatu dalam cahaya yang suram, tetapi hanya terbatas pada sesuatu yang berwarna hitam, putih dan abu-abu. (“Rod are photoreceptors that contain a single chemical, call rhodopsin, which is activated by small amounts of light. Because rod are extremely light sensitive, they allow us to see in dim light, but to see only black, white and shades of gray”) (Plotnik, 2005 : 96)
Setiap mata mempunyai sekitar 5 juta kerucut (cones), hampir seluruhnya terletak di fovea retina. Kerucut (cone) itu berisi tiga jenis zat kimia yang  disebut opsin.  Opsin ini diaktifkan dalam cahaya yang terang dan menyebabkan kita dapat melihat warna. Tidak seperti rod, kerucut terikat sendiri-sendiri dengan sel-sel di dekatnya;  sistem pembentangan informasi satu persatu ini memungkinkan kita melihat sesuatu secara lebih mendetail. (“Cones are photoreceptors that contain three chemicals called opsins, which are activated in bright light and allow us to see color. Unlike rods, cones are wired individually to neighboring cells; this one-on-one system of relaying information allows us to see fine details.”) (Plotnik, 2005 : 96).
Proses transduksi mulai pada waktu zat-zat kimia dalam batang (rod) dan kerucut (cone) terpecah karena menyerap gelombang-gelombang cahaya. Pecahan zat-zat kimia ini membangkitkan kekuatan elektrik kecil; apabila kekuatannya cukup besar untuk mampu memicu impuls-impuls syaraf yang berdekatan dengan sel-sel ganglion, maka proses transduksi selesai. (“The process of transduction begins when chemicals in the rods and cones break down after absorbing light waves. This chemical break down generates a tiny electrical force that, if large enough triggers nerve impulses in neighboring ganglion cells, now, transduction is complete.”) (Plotnik, 2005 : 96) Impuls-impuls syaraf yang dihasilkan dalam sel ganglion keluar dari belakang mata melalui syaraf optik (optic nerve) membawa impuls-impuls tersebut ke arah otak. Titik di mana syaraf optik keluar dari mata, tidak mempunyai penerima (receptor), dan disebut titik gelap (blind spot). Kita tidak dapat memperhatikan titik gelap karena mata kita terus menerus bergerak. (“Nerve impulses generated in ganglion cell exit the back of the eye through the optic nerve, which carries impulses toward the brain. The point where the optic nerve exits the eye has no receptors and is called the blind spot. You dont notice the blind spot because your eyes are continually moving.”) 
Yang mengherankan tentang mata adalah bahwa mata tidak “melihat” tetapi lebih merupakan komputer yang canggih (sophisticated) untuk melakukan transduksi, dan mengubah gelombang-gelombang cahaya menjadi impuls-impuls syaraf. Supaya kita bisa “melihat sesuatu”, impuls-impuls syaraf harus mencapai area visual dalam otak, yang merupakan tempat perhentian berikutnya. (“Whats suprising about the eye is that it does not “see” but rather is sophisticated computer for transduction, for changing light waves into impulses. For you to “see something” impulses must reach the visual areas in the brain, our next stop.”) (Plotnik, 2005 : 96)
Selanjutnya agar lebih jelas tentang apa itu retina dan bagaimana fungsinya akan dikemukakan pendapat-pendapat lain selain pendapat Rod Plotnik. Menurut Bimo Walgito penerima gelombang cahaya sebenarnya terletak pada retina. Dalam retina terdapat basiles (rods) dan cones, yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Basiles atau rods berfungsi untuk membedakan gelap atau terangnya apa yang dilihat, sedang cones berfungsi untuk membedakan warnanya.
Telah diuraikan di depan menurut Rod Plotnik sebenarnya mata “tidak melihat” tetapi lebih merupakan komputer yang canggih untuk memroses transduksi yaitu mengubah gelombang-gelombang cahaya menjadi impuls-impuls syaraf yang dikirim ke otak, dan setelah impuls-impuls syaraf tersebut mencapai otak baru kemudian sesuatu objek yang gelombang cahayanya masuk mata dan diserap oleh retina, dapat dilihat. Bagaimana proses setelah impuls-impuls syaraf meninggalkan retina diuraikan oleh Rod Plotnik sebagai berikut :
Terdapat banyak kebenaran yang terdapat dalam pepatah “seeing is believing”. Sebagian besar orang tidak menyadari bahwa penglihatan sebenarnya mengambil tempat di otak, bukan di mata. Sejauh ini kita telah menelusuri gelombang cahaya masuk ke mata, kemudian difokuskan pada retina yang pada akhirnya diubah menjadi impuls-impuls syaraf, dan meninggalkan mata sampai pada syaraf optik. Sekarang kita akan mengikuti syaraf optik sampai ke tempat tujuan terakhir di cuping occipital pada bagian belakang otak. Di sini cuping occipital mengubah impuls-impuls syaraf menjadi penyanyi rock yang berpakaian warna-warni.
Selanjutnya akan diuraikan bagian-bagian yang memroses impuls-impuls syaraf sehingga dapat dilihat, yaitu :
1). Syaraf optik (Optic nerve). Impuls-impuls syaraf mengalir melalui syaraf optik pada waktu ke luar dari bagian belakang mata. Titik luar ini membentuk suatu titik gelap, di mana kita biasanya tidak dapat melihat titik gelap ini karena mata kita terus menerus bergerak dan menutup suatu tempat yang ada di titik gelap. Sebagian syaraf optik melintang dan berhenti di thalamus yang melakukan proses awal mengirim impuls-impuls ke bagian belakang cuping occipital di kanan-kiri hemisphere.
2). Cortex pengelihatan utama. Di paling belakang setiap cuping occipital, terletak cortex penglihatan utama, yang mengubah impuls-impuls syaraf menjadi sensasi penglihatan sederhana seperti jaringan (texture), garis dan warna. Pada titik ini kita hanya melihat dasar sensasi,
bukan gambar penyanyi musik rock secara lengkap. 
Peneliti mengistimasikan bahwa sekitar 25% dari seluruh cortex berfungsi untuk memproses informasi penglihatan (visual), lebih luas daripada masukan sensori (sensory input) yang lain (Van Essen, 1997 dalam Plotnik, 2005 : 97). Cortex penglihatan terdiri dari banyak sel yang berbeda, yang merespon beragam impuls penglihatan yang berbeda.
Cortex penglihatan utama yang terletak di paling belakang cuping occipital menerima sinyal-sinyal elektrik dari penerima dalam mata dan mengubah sinyal-sinyal tersebut menjadi sensasi penglihatan dasar yang tidak bermakna seperti cahaya, garis bayangan, warna dan jaringan (texture) (“The primary visual cortex, which is located at the very back of the occipital lobe, recives electrical signals from receptors in the eyes and transforms these signals into meaningless basic visual sensations, such as lights, lines, shadows, colors, and textures.”) (Plotnik, 2005 : 79)
a). Sel khusus. Dari pemenang hadiah Nobel tentang penelitian David Hubel dan Torsten Wiese (1979), kita mengetahui bahwa sel-sel dalam cortex penglihatan utama yang berbeda-beda merespon jenis-jenis rangsangan stimulus yang khusus. Sebagai contoh, beberapa sel merespon garis-garis pada jarak lebar atau

sudut tertentu, sementara yang lain tetap merespon garis-garis yang bergerak ke arah tertentu. Sel cortical yang khusus mengubah impuls-impuls yang berbeda menjadi sensasi penglihatan yang sederhana, seperti bayangan, garis, jaringan atau segitiga.
b). Rangsangan atau kebutaan. Pada awal modul ini telah diceriterakan kepada kita tentang Katie yang mempunyai 36 kawat tipis yang tertanam dalam cortex penglihatan utamanya. Waktu aliran listrik melintasi kawat-kawat ini untuk merangsang neurons, Katie menyampaikan bahwa ia melihat kilasan cahaya yang berwarna. Ia tidak melihat bayangan yang bermakna seperti seorang penyanyi, karena neuron-neuron dalam cortex penglihatan utama hanya menghasilkan sensasi penglihatan sederhana.
Jika bagian cortex penglihatan utama rusak, kamu akan mempunyai titik gelap di bagian penglihatan, sama seperti apabila kita memakai kacamata dengan titik hitam di lensanya. Kerusakan pada seluruh cortex penglihatan utama di kedua hemisphere akan berakibat kebutaan total, walau mungkin mampu untuk membedakan antara siang dan malam. Namun demikian untuk memahami apa yang kita lihat seperti seorang penyanyi, rangsangan syaraf masuk dikirim dari cortex penglihatan utama ke area asosiasi penglihatan terdekat.

3). Area asosiasi penglihatan. Cortex penglihatan utama mengirimkan sensasi penglihatan yang sederhana ke area asosiasi terdekat, yang
berfungsi memberikan makna atau menghubungkan dengan bagian-bagian lain dari rangsangan tersebut.(Van Essen etal, 1992 dalam Plotnik, 2005 : 97). Dalam contoh yang terkait dengan uraian di atas, area asosiasi menerima sensasi dari jaringan (texture), garis, gerakan orientasi, warna dan mengumpulkan mereka menjadi bayangan yang bermakna penyanyi rock secara lengkap.
Terdapat area asosiasi penglihatan di masing-masing hemisphere. Apabila area asosiasi penglihatan rusak, kita akan mengalami agnosia penglihatan yang menyebabkan kesulitan dalam mengumpulkan sensasi penglihatan secara lebih lengkap yaitu bayangan bermakna (Zeki, 1993 dalam Plotnik, 2005 : 97). Sebagai misal, seseorang yang mengalami agnosia dapat melihat bagian-bagian dari suatu benda, tetapi mengalami kesulitan untuk mengombinasikan bagian-bagian tersebut dalam satu keutuhan yaitu suatu objek yang bermakna. 

Area asosiasi penglihatan yang terletak di belakang cortex penglihatan utama, berfungsi mengubah sensasi penglihatan dasar seperti cahaya, garis, warna, dan jaringan (texture) menjadi persepsi penglihatan yang lengkap dan bermakna, seperti orang, objek atau binatang (“The visual association area which is located next to the primary visual cortex, transforms basic sensations, such as lights, lines, colors, and textures, into complete, meaningful visual perceptions, such as persons, objects, or animals.”) (Plotnik, 2005 : 79)
Peneliti dapat menggunakan scan otak untuk memperlihatkan aktivitas syaraf yang nyata terjadi di area asosiasi penglihatan.
4). Scan otak yang telah sedikit dimodifikasi memperlihatkan bahwa pada waktu seorang subjek sedang melihat dan membaca kata-kata, aktivitas syaraf secara maksimal terjadi di area asosiasi penglihatan (merah dan kuning mengindikasikan aktivitas syaraf maksimum, biru dan hijau mengindikasikan aktivitas paling sedikit (Posner S Reichle, 1994 dalam Plotnik, 2005 : 97). Area penglihatan ini terletak di cuping occipital (bagian belakang dari otak). Area asosiasi penglihatan terlibat dalam banyak aktivitas penglihatan seperti membaca, menulis, mengenal objek, binatang, orang dan warna.

Buta Warna

Buta Warna

Buta warna merupakan ketidakmampuan membedakan dua atau lebih corak/jenis spektrum warna. Terdapat beberapa jenis buta warna. (“Color blindness is the inability to distinguish two or more shades in the color spectrum. There are several kinds of color blindness.”) (Plotnik, 2005 : 99)

Monokromat mempunyai buta warna total. Dunia mereka kelihatan dalam gerakan hitam dan putih. Jenis buta warna yang ini jarang terjadi dan merupakan akibat dari individu hanya mempunyai rods atau satu jenis fungsi cone (sebetulnya ada tiga). (“Monochromatis have total color blindness. This kind of color blindness is rare or only individuals having only rods or only one kind of functioning cone (instead of three).”) (Plotnik, 2005 : 99)

Dikromat biasanya mengalami kesulitan untuk membedakan merah dari hijau, karena mereka hanya mempunyai dua jenis cones. Ini merupakan kerusakan genetik yang diwariskan dan kebanyakan ditemukan pada pria. Mereka yang mengalami kerusakan genetik ini, melihat kebanyakan jenis warna hijau; tetapi kadar keparahannya tidak sama. (“Dichromats usually have trouble distinguishing red from green because they have just two kinds of cones. This is an inherited genetic defect, found mostly in males, that results in seeing mostly shades of green but differs in severity.”) (Neitz et al., 1996 dalam Plotnik, 2005 : 99)

Selanjutnya dijelaskan oleh Plotnik bahwa orang tidak selalu menyadari bahwa ia ia mengalami buta warna. Sebagai contoh, sesampainya di rumah seorang anak kecil mengeluh bahwa ia dikejar anjing yang berwarna hijau. Anjing tersebut sungguh-sungguh kelihatan hijau oleh anak kecil tadi; ia tidak mengetahui bahwa ia menyandang satu bentuk buta warna.
Dalam perekrutan untuk beberapa pekerjaan seperti teknisi elektrik, para calon perlu diuji tentang buta warna karena para teknisi itu harus mengidentifikasi perbedaan warna kawat.
Di bawah ini anda akan melihat dua lingkaran berisi titik-titik berwarna yang merupakan bagian dari tes untuk buta warna. Seorang individu yang mengambil tes ini diminta untuk melihat pada setiap lingkaran dan mengidentifikasikan sesuatu apa, atau angka/bilangan yang dibentuk oleh titik-titik berwarna. 


Menurut Bimo Walgito orang yang tidak dapat membedakan warna satu dengan warna yang lain disebut orang yang buta warna. Orang yang buta warna sebenarnya tidak buta, hanya ia tidak dapat membedakan warna. Buta warna bukan merupakan penyakit, melainkan suatu kelainan, oleh karena itu 

buta warna tidak dapat disembuhkan. Hal ini disebabkan karena dalam retina tidak terdapat cones, atau cones-nya kurang sempurna. Cones itulah yang berfungsi untuk membedakan warna.

Terdapat 2 (dua) model buta warna yaitu: buta warna total atau keseluruhan dan buta warna sebagian atau partial.

1. Buta warna total
Orang ini tidak dapat membedakan sama sekali warna-warna yang dilihatnya, semuanya kelihatan kelabu. Ini disebabkan karena dalam retina tidak terdapat cones, yang ada hanya basiles (rods) saja yang berfungsi membedakan gelap dan terang, yang menerima akromatis yaitu kelabu, putih dan hitam. Orang yang mengalami buta warna total jumlahnya kecil/sedikit.

2. Buta warna sebagian
Buta warna sebagian ini dibedakan :
-Buta warna merah-hijau. Orang 
ini tidak dapat membedakan antara warna merah dengan warna hijau.
-Buta warna biru-kuning. Orang ini tidak dapat membedakan antara warna biru dengan warna kuning.

Psikologi Individual dari Adler (Kepribadian)

 Psikologi Individual dari Adler

Untuk menggambarkan teorinya, Adler mengawali dengan kisah sbb.:

Tiga orang anak diajak oleh ibunya berkunjung ke kebun binatang untuk pertama kalinya. Ketika mereka sampai di depan kandang singa, salah satu anak bersembunyi di balik punggung ibunya dan berkata “Aku mau pulang”.  Anak kedua, menjadi sangat pucat dan gemetar, dan mengatakan  “Aku tidak terlalu takut”.  Anak ketiga, dengan galak membelalakkan mata terhadap singa itu, dan mengatakan “Bolehkah aku meludahinya ?”.  Ketiga anak tersebut  merasa tidak berdaya / inferior ketika melihat singa di kandang, tetapi masing-masing mengekspresikan perasaannya dengan caranya sendiri-sendiri, sesuai dengan gaya hidup (style of life)–nya.

Dengan kisah tersebut Adler mau menggambarkan bahwa sepanjang hidupnya orang selalu berjuang untuk mengatasi rasa inferiornya. Untuk memepertegas perbedaan antara konsepnya dengan konsep Freud dan Jung, Adler menekankan bahwa perjuangan individu mengatasi inferioritas tersebut merupakan dorongan hidup yang paling mendasar.  Dengan dorongan tersebut orang akan berusaha terus menerus untuk mencapai “superioritas” dan “penguasaan atas dunia di luar dirinya”. Jika seseorang mengalami kegagalan berulang-ulang dalam mengatasi kelemahan dan penguasaan atas dunia luar, maka orang tersebut dapat mengalami hal yang disebut Adler sebagai inferiority complex (kompleks inferioritas). Istilah ini hingga saat ini terus digunakan di dunia psikologi.  Adler juga menekankan  konsep compensation (kompensasi) dan overcompensation (overkompensasi), yaitu pengejaran aktivitas yang dimaksudkan untuk mengatasi inferioritas (misalnya, meludahi singa dalam cerita tersebut di atas).  Konsep kompensasi ini sangat bersesuaian dengan pengalaman Adler yang di masa kecil mengalami sakit kronis, lemah, dan dibayangi kematian. Ia berkompensasi dengan membuat pilihan karir sebagai dokter untuk mengatasi kematian dan ketakutan terhadap kematian.

Konsep kedua dari Adler yang tercermin dalam kisah tersebut di atas adalah tentang style of life (gaya hidup). Tiap-tiap individu menciptakan cara pendekatan pribadinya sendiri terhadap kehupan. Gaya hidup yang sangat individual ini berkembang dari perasaan unik individu mengenai inferioritasnya dan juga strategi-strategi yang dikembangkannya untuk mengatasi inferioritas tersebut.  Pada kisah anak-anak di kebun binatang tersebut di atas, nampak bahwa masing-masing anak mengembangkan metode coping (mengatasi masalah)  yang unik terhadap rasa inferiornya ketika menghadapi singa.  Konsep mengenai gaya hidup ini bersama dengan konsep sifat subjektif tujuan-tujuan hidup individu, mendorong Adler untuk menamai teorinya individual psychology.

Anak pertama mempunyai relasi yang spesial dan intensif dengan orang tuanya dan bahwa mereka cenderung lebih berorientasi pada prestasi dan kontrol diri dari pada saudara-saudaranya yang lahir kemudian. Dari daftar orang-orang yang berprestasi (Who’s Who) ternyata yang lebih banyak adalah anak-anak pertama; sedangkan anak-anak yang lahir kemudian cenderung kurang menyesuaikan diri dengan lingkungan, lebih ramah, dan lebih populer.

Psikologi Analitik dari Jung (kepribadian)

 Psikologi Analitik dari Jung

Dalam mengembangkan teorinya, Jung menggabungkan antara pengalaman-pengalaman masa kecilnya (mimpi-mimpi tentang simbol-simbol dan imajinasi religius) dengan pengalaman-pengalaman para pasiennya. Selain itu Jung juga mengembangkannya berdasarkan teknik-teknik eksperimental  yang berupa  tes word-association, yaitu tes  yang meminta individu untuk merespon secepat mungkin terhadap setiap kata yang disodorkan kepadanya (misalnya kata “kepala”, “berdoa”, “dosa”, “pengantin wanita”, “siksaan”). Seluruhnya terdiri dari 100 kata/istilah. Dalam hal ini, selain mencatat isi responnya, Jung juga mencatat lamanya individu memulai responnya, serta apakah kata-kata tertentu mempengaruhi pola pernafasan dan keringat.  Stimulus kata-kata yang tertunda responnya (menunjukkan ketidakmampuan untuk merespon) atau direspon dengan tanda-tanda tertentu, menurut Jung merupakan bagian dari Complexes (kompleks-kompleks).  Menurut Jung, Kompleks adalah suatu jaringan kerja dari ide-ide yang terjalin bersama emosi atau serangkaian perasaan.

Jung, seperti halnya Freud, mengemukakan gambaran tentang struktur kepribadian. Salah satu struktur kepribadian yang diungkapkan oleh Jung adalah Ketidaksadaran Kolektif (the collective unconscious), yang merupakan bagian dari  ketidaksadaran yang berada di luar pengalaman pribadi individu-individu, tumbuh dari pengalaman-pengalaman lampau bangsa manusia. Di dalamnya tersimapan gambaran-gambaran, kesan-kesan, atau kecenderungan-kecenderungan primitif  yang umum terdapat pada anggota-anggota masyarakat dahulu kala. Jung menyebut imajinasi, kesan-kesan, atau kecenderungan-kecenderungan tersebut sebagai Archetypes. Archetype adalah warisan cara-cara mengorganisir atau bereaksi terhadap pengalaman-pengalaman tentang dunia. Archetype-archetype yang paling umum antara lain adalah Tuhan, reinkarnasi, setan, kebijaksanaan orang lanjut usia, ibu.

Selain ketidaksadaran kolektif, Jung juga menggambarkan adanya Ketidaksadaran Pribadi (personal uncoscious) pada tiap-tiap individu, yang berkembang di luar pengalaman sadar karena telah ditekan.  Orang yang sehat secara psikologis adalah orang yang sedikit demi sedikit telah berhasil menggali bagian kepribadiannya yang tidak disadari, dan mengintegrasikan sisi gelap (shadow)  tersebut dengan “ego sadar”-nya.  Dengan jalan ini, seluruh komponen utama kepribadian akhirnya dapat bekerja sama untuk membentuk suatu kesadaran penuh, diri (self) yang penuh tujuan.  Proses harmonisasi komponen-komponen kesadaran dan ketidaksadaran seseorang ini terjadi  secara unik untuk tiap-tiap orang, dan menghasilkan pola perilaku yang unik pula.  Jung menyebut proses tersebut sebagai proses Individuasi (Individuation).

Kenali Kepribadianmu Dengan Big Five

✨ “Kenali Kepribadianmu dengan Big Five!” ✨ 🔹 1. Neurotisisme – Cemas & mudah gugup (Kebaikan) ↔ Tenang & percaya diri 🔹 2. Ekstra...