Pekerjaan dapat juga menjadi kebalikan dari
pernyataan manusia, yaitu proses pengasingan
diri.
Fenomen Keterasingan
Menurut Marx, pekerjaan itu sesuatu yang lahiriah bagi buruh, tidak termasuk hakekatnya, ia tidak membenarkan diri didalam pekerjaan melainkan menyangkal diri, tidak kerasan didalamnya melainkan menderita, pekerjaannya tidak mengembangkan tenaga fisik dan mentalnya melainkan mematiragakan fisiknya dan merusak mentalnya.
Pekerjaan Upahan
Pekerjaan upahan itu merupakan pekerjaan dimana kita tidak pertama- tama bekerja karena saya tertarik pada pekerjaan itu dan ingin menjalankannya, melainkan karena kita memerlukan upah.
Menurut Marx, pekerjaan itu m,engasingkan manusia karena bersifat upahan.
Keterpaksaan itu memiliki dua segi :
Pertama : Apa yang dikerjakan tidak dapat dipilih sendiri. Dimana kita bekerja terkadang tidak sesuai dengan kemahlian kita.
Kedua : Bahwa pekerjaan upahan mengasingkan kebebasan manusia. Dimana pekerjaan ditentukan oleh majikan.
Segi- Segi Keterasingan Manusia
Keterasingan dalam pekerjaan pada pokoknya mempunyai dua segi : keterasingan manusia dari pekerjaannya, dan keterasingan dari orang lain.
Marx memperlihatkan bahwa keterasingan buruh dari pekerjaannya akhirnya berarti bahwa buruh mengasingkan dirinya sendiri. Dalam arti, kalau setiap orang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadiannya, hanya karena terpaksa oleh keadaan, bagaimana orang tersebut dapat mengembangkan kepribadiannya?
Segi kedua adalah keterasingan terhadap manusia lain, ialah bahwa hubungan antara manusia pada pokoknya bersifat saingan/ persaingan antara buruh dan majikan, antara buruh sendiri, dan juga diantara para majikan : Homo Homini Lupus ( Hobbers )
Menghapus Keterasingan
Untuk meniadakan keterasingan antarmanusia itu, Marx hanya melihat satu jalan saja, yaitu penghapusan system kerja upahan, dan itu berarti, penghapusan hak milik pribadi atas alat- alat produksi.
No comments:
Post a Comment