Showing posts with label Psikologi. Show all posts
Showing posts with label Psikologi. Show all posts

Hubungan Psikologi dengan Ilmu – Ilmu Lain

 Hubungan Psikologi dengan Ilmu – Ilmu Lain

a. Letak psikologi dalam sistematika ilmu

Secara historis ilmu yang tertua adalah filsafat, karena  filsafat merupakan peralihan dari cara berpikir mitologis ke cara berpikir logis. Pada awalnya, filsafat identik dengan pemikiran rasional, baik di bidang empiris maupun meta empiris. Lama kelamaan pemikiran rasional mulai berkembang lebih sistematis. Satu persatu ilmu-ilmu empiris mulai melepaskan diri, membiarkan filsafat lebih banyak berkutat dengan hal-hal yang lebih bersifat meta-empiris. Ilmu pengetahuan alam mula-mula memisahkan diri dari filsafat, dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri, menyusul ilmu-ilmu lain termasuk psikologi, yang lebih banyak berkutat dengan data empiris dan bukan meta-empiris.

Untuk itu psikologi menggunakan laboratorium untuk dapat melakukan analisis terhadap perilaku. Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama pada tahun 1879 di Leipziq untuk meneliti gejala-gejala psikis secara eksperimental. Wundt mengadakan eksperimen-eksperimen dalam rangka penelitian-penelitiannya sehingga beliau dipandang sebagai bapak psikologi eksperimental

b. Hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain

Walaupun psikologi telah menjadi disiplin ilmu sendiri yang mandiri dan tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lain, tidak berarti bahwa psikologi terlepas sama sekali dari ilmu-ilmu lain.

  Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia, maka psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu yang sama-sama mempelajari manusia. Manusia sebagai makhluk hidup juga dipelajari oleh ilmu-ilmu lain misalnya biologi, kedokteran. Manusia sebagai makhluk budaya juga dipelajari oleh anthropologi, filsafat. Manusia sebagai makhluk sosial, juga dipelajari oleh sosiologi, dll.

 

1) Hubungan psikologi dengan biologi

  Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan, maka semua makhluk hidup menjadi objek biologi. Dengan demikian, psikologi dan biologi mempunyai hubungan karena manusia adalah makhluk hidup. Perbedaannya biologi mempelajari fisiknya, psikologi lebih menekankan aspek psikisnya yang termanifestasi pada perilakunya. Namun keduanya mempunyai titik temu misalnya dalam hal keturunan.

Soal keturunan, biologi mempelajari aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi kegenerasi berikutnya, misalnya Hukum Mendel. Sedang psikologi, dalam hal keturunan, mempelajari sifat inteligensi dan bakat yang terkait dengan faktor genetik. Biologi khususnya anthropobiologi dan fisiologi ikut membantu dalam mempelajari psikologi.

 

2) Hubungan psikologi dengan sosiologi

Manusia sebagai makhluk sosial, juga menjadi objek dari sosiologi. Sosiologi mempelajari perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, psikologi mempelajari perilaku manusia sebagai manifestasi psikenya. Titik temunya terletak pada perilaku, sosiologi mempelajari perilaku dalam masyarakat, psikologi mempelajari perilaku dalam kehidupan pribadinya. Titik temu tersebut menimbulkan cabang baru dalam psikologi, yang kemudian disebut Psikologi Sosial. Titik temu tersebut apabila digambarkan:

3) Hubungan Psikologi dengan filsafat

Manusia juga merupakan objek studi filsafat. Hanya filsafat mempelajari hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan lain sebagainya, jadi lebih bersifat spekulatif, sedang psikologi lebih bersifat empiris. Titik temu filsafat dengan psikologi dikenal dengan istilah filsafat anthropologi/filsafat manusia.

4) Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam

  Ilmu pengetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi. Setelah memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup pesat, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan alam mempengaruhi ilmu-ilmu lain termasuk psikologi, khususnya dalam hal metoda. Namun dalam perkembangan selanjutnya metoda ilmu pengetahuan alam tidak dapat digunakan seluruhnya dalam psikologi karena objek studinya berbeda.

Ilmu pengetahuan alam mempunyai objek studi benda mati, sedang psikologi mempunyai objek studi manusia yang hidup, dan merupakan makhluk budaya, makhluk yang dinamis dan makhluk yang berkembang yang dapat berubah setiap saat.

Seperti telah dikemukakan di depan bahwa psikologi mempunyai hubungan dengan biologi, sosiologi, filsafat dan ilmu pengetahuan alam, tetapi bukan berarti psikologi tidak mempunyai hubungan selain dari ilmu-ilmu tadi. Justru psikologi mempelajari manusia yang bersegi banyak dan bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan berbagai ilmu, misalnya dengan Ilmu Ekonomi, maka timbul di sini Psikologi Industri dan Organisasi. Dan sebaliknya setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, akan menjadi kurang lengkap apabila tidak memanfaatkan psikologi.

Bidang Penelitian Psikologi

 Bidang Penelitian/Bidang Kajian Psikologi

Plotnik (2005:18) membedakan bidang penelitian psikologi menjadi 7 (tujuh) wilayah penelitian:

a. Psikologi Sosial mencakup penelitian tentang hubungan sosial, sterotip (stereotypes), prasangka, sikap, konformitas (ingin menjadi sama/konform), perilaku kelompok, dan agresi/kekerasan.

b. Psikologi Kepribadian mencakup penelitian tentang perkembangan kepribadian (personality development), perubahan kepribadian (personality change), pengukuran, dan perilaku abnormal.

c. Psikologi Perkembangan mencakup penelitian tentang perkembangan moral, sosial, emosional dan perkembangan kognitif yang tercermin dari seluruh kehidupan pribadi.

d. Psikologi Eksperimen mencakup bidang sensasi, persepsi, pembelajaran, performansi (performance), motivasi dan emosi.

e. Psikologi Biologi mencakup penelitian tentang perubahan fisik dan kimia yang terjadi selama stress, selama belajar, selama mengalami emosi, selama mengalami kondisi yang diwariskan dari keturunan, dan mempelajari apa yang terjadi dalam otak, dan dalam interaksi sistem syaraf dengan lingkungan, serta pengaruhnya terhadap perilaku.

f. Psikologi Kognitif ; mencakup bagaimana individu memroses, menyimpan, mendapatkan kembali informasi dan bagaimana proses kognitif mempengaruhi perilaku.

g. Psikometrik; berfokus pada pengukuran kemampuan, keterampilan, intelegensi, kepribadian dan perilaku abnormal.

Ruang Lingkup Psikologi

Ruang Lingkup Psikologi

Dilihat dari objeknya, psikologi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) golongan besar, yaitu:

a. Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia.

b. Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan, yang selanjutnya disebut psikologi hewan.

Dalam naskah ini tidak dibicarakan psikologi tentang hewan. Yang akan dibicarakan adalah psikologi tentang manusia, walaupun kadang-kadang ada eksperimen-eksperimen terhadap hewan.

Psikologi yang membicarakan manusia dibedakan menjadi psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus. Psikologi umum: meneliti dan mempelajari aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dalam perilaku pada umumnya, dewasa dan normal. Psikologi khusus: meneliti dan mempelajari segi-segi khusus dari aktivitas-aktivitas psikis manusia.

Psikologi Khusus dibedakan menjadi:

a. Psikologi Perkembangan membahas perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang mencakup:

1) Psikologi Anak (mencakup masa bayi)

2) Psikologi Remaja

3) Psikologi Orang Dewasa

4) Psikologi Orang Tua

b. Psikologi Sosial secara khusus membahas perilaku aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.

c. Psikologi Pendidikan secara khusus membahas aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya cara menarik perhatian agar pelajaran mudah diterima, bagaimana cara belajar, dan sebagainya.

d. Psikologi Kepribadian secara khusus membahas khusus perkembangan dan tipe-tipe kepribadian manusia.

e. Psikopatologi; secara khusus membahas psikis yang tidak normal (abnormal).

f. Psikologi Kriminal  secara khusus membahas kejahatan atau kriminalitas.

g. Psikologi Perusahaan secara khusus membahas industri dan organisasi dari perusahaan; sering disebut juga Psikologi Industri & Organisasi.

Pendekatan Untuk Memahami Perilaku

Pendekatan

Pendekatan-pendekatan untuk memahami perilaku meliputi: pendekatan biologi, kognitif, perilaku, psikoanalisa, humanististik, dan pendekatan lintas-budaya (cross-cultural). Setiap pendekatan mempunyai fokus atau perspektif yang berbeda, dan mungkin menggunakan metoda atau teknik penelitian yang berbeda pula. Enam pendekatan tersebut akan diuraikan satu per satu.

a. Pendekatan Biologi (Biological Aproach)

Pendekatan ini berfokus pada keturunan (genes), hormon, sistem urat syaraf (nervous system) yang berinteraksi dengan lingkungan. Hal-hal ini akan mempengaruhi proses pembelajaran, kepribadian, ingatan, motivasi, emosi dan teknik koping, sifat-sifat dan kecakapan-kecakapan yang lain.

b. Pendekatan Kognitif (Cognitive Aproach)

Pendekatan Kognitif berfokus pada bagaimana cara individu memroses, menyimpan serta menggunakan informasi, dan bagaimana informasi tersebut memengaruhi apa yang diperhatikan, dirasakan, dipelajari, diingat, dipercayai, dan diperkirakan.

c. Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach)

Pendekatan ini mempelajari bagaimana organisme mempelajari perilaku yang baru atau memodifikasi perilakunya. Pembelajaran atau modifikasi itu sebenarnya tergantung pada situasi lingkungan, apakah lingkungan memberi hadiah atau hukuman atas perilakunya.

d. Pendekatan Psikoanalisa (Psychoanalytice Approach)

Pendekatan ini menekankan pengaruh kecemasan, hasrat (desires), motivasi dalam pemikiran, perilaku yang tidak disadari, dan perkembangan sifat-sifat kepribadian serta masalah-masalah psikologi yang tidak tersalurkan.

e. Pendekatan Humanistik (Humanistic Approach)

Pendekatan ini menekankan bahwa masing-masing individu memiliki kemerdekaan yang besar untuk mengarahkan masa depannya, kapasitas yang luas untuk mengembangkan pribadi, nilai intrinsik, dan potensiya yang sangat besar untuk pemenuhan diri (self-fulfillment).

f. Pendekatan Lintas Budaya (Cross- cultural Approach)

Pendekatan ini menguji persamaan dan perbedaan pengaruh budaya dan etnis pada fungsi-fungsi sosial dan psikologi dari kebudayaan anggota masyarakat.

Tujuan psikologi

Tujuan psikologi

Plotnik (2005:4) mendeskripsikan tujuan dari psikologi sebagai berikut:

a. Tujuan pertama psikologi adalah mendeskripsikan beraneka macam cara perilaku organisme. (The first goal of psychology is to describe the different ways that organisms behave). Sebagai misal, setelah para  ahli psikologi mendiskripsikan perilaku dan proses mental anak autis (austistic children), seperti kesulitan dalam mempelajari bahasa, mereka mulai memahami bagaimana perilaku anak autis. Setelah mendiskripsikan perilaku, ahli-ahli psikologi mencoba menjelaskan tentang perilaku anak autis tersebut.

b. Tujuan kedua psikologi adalah menjelaskan sebab-sebab dari perilaku (The second goal of psychology is to explain the causes of behavior). Penjelasan tentang autism berubah sesuai perkembangan kompleksitas permasalahan yang dipelajari. Pada tahun 1950 ahli-ahli pisikologi menjelaskan bahwa anak bisa menjadi autis, jika tidak diperhatikan dan ditolak oleh orang tua mereka (Blakeslec 2000 dalam Plotnik, 2005:4). Pada tahun 1990 penelitian-penelitian menemukan bahwa autism disebabkan oleh faktor genetik dan biologi yang berdampak pada perkembangan otak yang menyimpang  (Courrchesne et al 2003 dalam Plotnik, 2005:4).

c. Tujuan ketiga dari psikologi adalah memrediksikan bagaimana organisme akan berperilaku dalam suatu situasi tertentu. (The third goal of psychology is to predict how organism will behave in certain situations). Ahli-ahli psikologi mengalami kesulitan memrediksi bagaimana anak autis akan berperilaku dalam situasi tertentu sebelum mereka terlebih dahulu mendiskripsikan dan menjelaskan perilaku anak autis. Sebagai contoh dari tujuan pertama dan kedua, para ahli psikologi mengetahui bahwa anak autis mudah kewalahan menghadapi stimulus yang menekan dan mengalami kesulitan dalam memokuskan perhatian. Berdasarkan informasi tersebut, para ahli psikologi dapat memrediksi bahwa anak autis akan mengalami kesulitan belajar dalam lingkungan sekolah karena di sana ada banyak aktivitas dan stimulus yang

terjadi di ruang kelas (Gresham et al, 1999 dalam Plotnik, 2005:4). Jika para ahli psikologi dapat memrediksi perilaku, mereka dapat sering melakukan kontrol terhadap perilaku.

d. Bagi beberapa ahli psikologi lain, tujuan keempat dari psikologi adalah mengontrol perilaku makluk hidup (For some psychologists, the fourth goal of psychology is to control an organism’s behavior).  Konsepsi atau idea kontrol memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya adalah bahwa para ahli psikologi dapat membantu seseorang untuk belajar mengontrol perilaku-perilaku yang tidak diinginkan. Caranya adalah dengan menggunakan metoda self -control yang lebih baik, atau mengajarkan cara-cara mengendalikan situasi, dan membina hubungan (Howlin, 1997 dalam Plotnik, 2005:4). Sisi negatifnya adalah bahwa terdapat kemungkinan para ahli psikologi mengontrol perilaku seseorang tanpa ada pemahaman atau perhatian yang cukup. Dalam menghadapi perilaku-perilaku yang sangat kompleks seperti autism, para ahli psikologi menggunakan kombinasi dari pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk mencapai keempat tujuan tersebut, yaitu: mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol perilaku. Untuk mencapai tujuan tersebut para ahli psikologi dapat menggunakan salah satu atau kombinasi dari 6 (enam) pendekatan berikut.

Apa Itu Psikologi

Psikologi

Pengertian psikologi

Ditinjau dari segi ilmu bahasa, kata psikologi berasal dari kata psyche artinya jiwa dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa. Walaupun demikian istilah ilmu jiwa, dipergunakan dalam bahasa sehari-hari dan dianggap tidak ilmiah. Sedang Psikologi bersifat ilmiah (scientific). “Sekarang banyak orang menegaskan studi Psikologi sebagai ilmu” (Sartain dkk, 1967:3).

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan dengan pendekatan ilmiah dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol berdasarkan data empiris. Karena itu salah satu ciri psikologi sebagai ilmu pengetahuan adalah bahwa psikologi itu berdasar pada data-data empiris yang diperoleh secara sistematis (Morgan dkk, 1984). 

Beberapa Pengertian Psikologi

a. Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness) . Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.

b. Woodworth dan Marquis mengajukan definisi psikologi sebagai berikut:

Psychology can be defined as the science of the activities of the individual. The word “activity” is used here in very broad sense. It includes not only motor activities like walking and speaking, but also cognitive (knowledge getting) activities like seeing, hearing, remembering and thinking, and emotional activities like laughing and crying, and feeling or sad (Woodworth & Marquis, 1957:30).

Definisi ini memberikan gambaran bahwa psikologi mempelajari aktivitas-aktivitas individu. Pengertian “aktivitas” itu luas, baik aktivitas motorik, kognitif, maupun aktivitas emosional. Walaupun Wundt menggunakan kata “kesadaran”, sedangkan Woodworth & Marquis menggunakan kata “aktivitas”, tetapi keduanya sebenarnya menggambarkan tentang refleksi dari kehidupan kejiwaan.

c.  Sedangkan Branca (1964) menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tesebut dapat dilihat dari pernyataannya: “When the interest of men turns the action of human beings, and when that interest takes the form of accurate observation, exact desriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges” (Branca, 1964:2).

Walaupun Morgan (1984: 4) berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan binatang, tetapi sebenarnya dia senada dengan Branca. Karena para ahli psikologi juga mempelajari  perilaku binatang dengan maksud agar hasil penelitian tentang binatang bisa dimanfaatkan dalam mempelajari perilaku manusia.

d.  Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental (“Pscyhology is the systematic, scientific study of behaviors and mental processes”) (Plotnik:2005:4). Setelah mengamati baik pendapat Wundt, Woodworth dan Marquis, Branca, maupun pendapat Morgan serta Plotnik, tampak ada persamaan pandangan tentang psikologi. Semua tokoh tersebut sependapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan ilmiah berdasarkan data empiris. Woodworth & Marquis menyatakan bahwa psikologi mempelajari aktivitas baik motorik, kognitif maupun emosional, yang pada hakekatnya senada dengan pendapat Branca, Morgan dan Plotnik yang menyatakan bahwa psikologi mempelajari perilaku, karena perilaku mencakup bukan hanya aktivitas motorik, melainkan juga aktivitas kognitif, dan emosional. Demikian pula pendapat Wundt yang menyatakan psikologi merupakan ilmu yang mempelajari kesadaran manusia,sebenarnya senada dengan pendapat Plotnik yang menyatakan psikologi adalah ilmu yang mempelajari di samping perilaku, juga mempelajari proses mental, karena proses mental itu merupakan kesadaran.

e.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran, proses mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.

HIPOTESIS

Menyusun Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya

Asal dan Fungsi Hipotesis

  • Hipoptesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan kita teliti. Jadi, Hipotesis tidak jatuh dari langit secara tiba-tiba!!!!!!
  • Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian mengenai harga suatu produk maka agar dapat menurunkan hipotesis yang baik, sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai penentuan harga. 

Fungsi Hipotesis

  • Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. 
  • Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru. 

Fungsi hipotesis menurut Menurut Nasution ialah sbb:

  • Untuk menguji  kebenaran suatu teori, 
  • Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan 
  • Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.

Pertimbangan dalam  Merumuskan Hipoptesis

  • Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji. 
  • Kedua variable tersebut adalah variable bebas dan variable tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variable tergantung dua variabel bebas.
  • Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris. 
  • Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. 
  • Sebaiknya Hipotesis jangan mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai atau sikap. 

Jenis-Jenis Hipotesis (Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3) (bagian 1)

  • Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris: Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya, 
  • Misalnya “orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba, “ jika hujan kota Jakarta Banjir”.  Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya,  jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.

Jenis-Jenis Hipotesis (Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3) (bagian 2)

  • Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada. 
  • Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin. 

Jenis-Jenis Hipotesis (Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3) (bagian 3)

  • Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variable: hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variable-variabel yang diteliti. 
  • Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variable lainnya sehingga variable tersebut berubah.

Menurut bentuknya, Hipotesis  dibagi menjadi tiga 

1. Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. 

Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian. 

Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress

2. Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif. 

Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi  juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0). 

H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian. 
Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.

3.Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. 

Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). 

Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0

Cara Merumuskan Hipotesis 

Cara merumuskan Hipotesis  ialah dengan tahapan sebagai berikut: rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis operasional, dan Hipotesis statistik.

Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.

Contoh: Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja pegawai

Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan

Hipotesis operasional

  • Hipotesis operasional ialah mendefinisikan Hipotesis secara operasional variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan. 
  • Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan instruksi terhadap bawahan. 
  • Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan. 
  • Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral Maka bunyi Hipotesisnya:
  • H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan 
  • H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan. 

Hipotesis statistik 

Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. 

Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%, maka Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut:
H0: P = 0,3
H1: P 0,3

Uji Hipotesis

  • Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. 
  • Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. 
  • Jika H1 diterima maka H0 ditolak, artinya ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.

Dua jenis kekeliruan yang kadang dibuat oleh peneliti, yaitu: 

  1. Menolak Hipotesis yang seharusnya diterima. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan alpha (a).
  2. Menerima Hipotesis yang seharusnya ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan beta (b)
Simpelnya
  • Jika Rumusan masalah anda “adakah hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
  • Maka Hipotesis penelitian anda seharusnya “ada hubungan jam produksi terhadap volume produksi”

  • Maka Hipotesis Operasional anda
-Ho: “tidak ada hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
-H1: “ada hubungan jam produksi terhadap volume produksi”

  • Jika setelah dilakukan pengujian, ternyata
- Ho ditolak, artinya penelitian terbukti secara nyata (empiris)
- Ho diterima, artinya penelitian anda tidak nyata secara empiris



Cooperative Learning atau Belajar Kooperatif (Aplikasi Aliran Humanistik Dalam Pendidikan)

Cooperative Learning atau Belajar Kooperatif

Belajar kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi murid. Dalam prakteknya, belajar kooperatif memiliki tiga karakteristik :
a. Murid bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4 – 6 orang anggota), dan komposisi ini tetap selama beberapa minggu.
b. Murid didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik dan melakukannya secara berkelompok.
c. Murid diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok.
Adapun teknik-teknik dalam belajar koperatif ini ada 4 (empat) 
macam, yakni :
a. Team Games Tournament 
 Dalam teknik ini murid-murid yang kemampuan dan jenis 
kelaminnya berbeda disatukan dalam tim yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota. Setelah guru menyajikan bahan pelajaran, lalu tim mengerjakan lembaran-lembaran kerja,saling mengajukan pertanyaan, dan belajar bersama untuk persiapan menghadapi perlombaan atau turnamen yang diadakan sekali seminggu. Dalam turnamen penentuan anggota tim berdasarkan kemampuan pada minggu sebelumnya. Hasilnya, murid-murid 
yang berprestasi paling rendah pada setiap kelompok memiliki peluang yang sama untuk memperoleh poin bagi timnya sebagai murid yang berprestasi paling tinggi.
Adapun jalannya turnamen adalah para murid secara bergantian mengambil kartu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kartu itu, yakni pertanyaan yang sesuai dengan 
materi yang telah dipelajari selama seminggu itu. Pada akhir turnamen, guru menyiapkan lembar berikut tentang tim-tim yang berhasil dan skor-skor tertinggi yang dicapai. Meskipun keanggotaan tim tetap sama, tetapi tiga orang yang 
mewakili tim untuk bertanding dapat berubah-ubah atas dasar penampilan dan prestasi masing-masing anggota. Misalnya saat ini prestasi murid rendah dan ia bertanding dengan murid lain 
yang kemampuannya serupa, maka minggu berikutnya ia bisa saja bertanding melawan murid-murid yang berprestasi tinggi manakala ia menjadi lebih baik.
b. Student teams-Achievement Divisions
 Teknik ini menggunakan tim yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota, akan tetapi kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya selama lima belas menit, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terlebih dulu disusun oleh tim. Skor-skor pertanyaan diubah menjadi skor-skor tim, skor-skor yang tertinggi memperoleh poin lebih dari pada skor-skor yang lebih rendah, disamping itu juga ada skor perbaikan.
c. Jigsaw
 Murid dimasukkan ke dalam tim-tim kecil yang bersifat heterogen, kemudian tim diberi bahan pelajaran. Murid mempelajari bagian masing-masing bersama-sama dengan anggota tim lain 
yang mendapat bahan serupa. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mengajarkan bagian yang telah dipelajarinya bersama dengan anggota tim lain tersebut, 
kepada teman-teman dalam timnya sendiri. Akhirnya semua anggota tim dites mengenai seluruh bahan pelajaran. Adapun skor yang diperoleh murid dapat ditentukan melalui dua cara, yakni skor untuk masing-masing murid dan skor yang digunakan untuk membuat skor tim.
d. Group Investigation
 Disini para murid bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil untuk menanggapi berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok membagi tugas tersebut menjadi sub-sub topik yang dibebankan kepada setiap anggota kelompok untuk menelitinya dalam rangka mencapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap kelompok mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Berdasarkan penelitian, teknik-teknik belajar kooperatif pada umumnya berefek positif terhadap prestasi akademik. Selain itu teknik ini juga meningkatkan perilaku kooperatif dan altruistic murid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik ini merupakan teknik mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan instruksional kelas.

Persepsi


Menurut Robbins (2007) persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan yang ditangkap oleh panca indera mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungan.

Dari definisi dan pengertian persepsi diatas, tampak bahwa ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam membentuk persepsi. Faktor-faktor tersebut adalah : 
  1. Objek yang dipersepsi, objek ini menimbulkan stimulus (rangsangan) yang memicu atau merangsang alat indera.
  2. Alat Indera, Syaraf dan Pusat Susunan Syaraf yaitu Otak.
  3. Perhatian , Pemusatan seluruh aktifitas individu pada satu atau sekumpulan objek.
 (Walgito, 2004)


Semoga Bermanfaat

Kenali Kepribadianmu Dengan Big Five

✨ “Kenali Kepribadianmu dengan Big Five!” ✨ 🔹 1. Neurotisisme – Cemas & mudah gugup (Kebaikan) ↔ Tenang & percaya diri 🔹 2. Ekstra...