Fantasi

 Fantasi

Fantasi adalah kemampuan mental untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. (Walgito, 2004 : 139).

Dengan kemampuan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapi dan membuat bayangan ke depan yang menjangkau keadaan-keadaan yang akan datang. Fantasi dapat terjadi:

1). Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya. Misalnya seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya seorang pemahat yang sedang memahat patung dengan kemampuan fantasinya.

2). Secara tidak disadari, yaitu apabila individu tidak secara sadar telah dituntun fantasinya. Anak sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, walaupun tidak ada niat untuk berbohong. Misalnya anak memberi berita yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, walaupun ia tidak bermaksud berbohong. Hal semacam ini anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasi

b. Macam-macam Fantasi

Menurut Prof. Bimo Walgito (2004) fantasi pada umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Namun walaupun demikian dapat dibedakan antara fantasi yang menciptakan dengan fantasi yang dipimpin.

1). Fantasi yang menciptakan, yaitu jenis fantasi yang menciptakan sesuatu. Misalnya ahli model pakaian menciptakan model pakaian yang baru berdasarkan hasil kemampuan fantasinya. Seorang pelukis menciptakan suatu lukisan atas dasar kemampuan fantasinya.

2). Fantasi yang dituntun atau dipimpin yaitu jenis fantasi yang dituntun oleh pihak lain. Misalnya seseorang melihat film, setelah melihat film orang tersebut dapat berfantasi tentang sesuatu atau berfantasi tentang keadaan berdasarkan apa yang dilihat dalam film tersebut, jadi dituntun oleh film tersebut.

Bila dilihat dari aspek cara orang berfantasi, maka fantasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

(1). Fantasi yang mengabstraksi , yaitu cara berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian dari sesuatu, sehingga ada bagian yang dihilangkan. Misalnya anak belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan gurun pasir, anak tadi menggunakan bayangan hasil persepsi terhadap lapangan. Bayangan tentang lapangan digunakan untuk menjelaskan gurun pasir. Dalam berfantasi gurun pasir, banyak bagian-bagian lapangan yang diabstraksikan, fantasi gurun pasir dibayangkan seperti lapangan, tetapi tanpa pohon-pohon, tanah berupa pasir melulu tanpa adanya rumput.

(2). Fantasi yang mendeterminasi, yaitu cara berfantasi dengan mendeterminasi (menentukan sesuatu yang mirip) terlebih dahulu. Misalnya anak belum pernah melihat harimau, tetapi mereka telah melihat kucing. Maka kucing dipakai sebagai bahan untuk menjelaskan atau memberi pengertian tentang harimau. Fantasi tentang harimau dengan menggunakan bayangan tentang kucing tetapi bentuknya besar.

(3).Fantasi yang mengombinasi, yaitu cara berfantasi dengan mengombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan yang ada pada individu yang bersangkutan. Misalnya berfantasi tentang ikan duyung, kepalanya kepala seorang wanita tetapi badannya badan ikan. Jadi ada kombinasi kepala manusia dengan badan ikan. Fantasi dengan mengombinasikan ini banyak dipergunakan orang. Misalnya ingin membuat rumah dengan mengombinasikan model Eropa dengan atap model jawa (Atap Rumah Joglo). (Bimo Walgito: 2004)

  Bila dibandingkan dengan kempuan-kemampuan mental yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki oleh individu. Dalam berfantasi bayangan-bayangan yang telah dimiliki individu memegang peranan yang sangat penting. Bayangan fantasi berbeda dengan bayangan persepsi. Bayangan persepsi merupakan hasil persepsi, sedang bayangan fantasi adalah hasil dari fantasi.

Dengan kekuatan fantasi, manusia dapat menghasilkan sesuatu yang pada mulanya tidak terbayangkan akan dapat tercapai —misalnya adanya kapal terbang — walaupun hal itu tidak semata merupakan hasil fantasi, tetapi juga harus ada kontribusi dari kemampuan berpikir kreatif. Namun dari sisi lain fantasi juga mempunyai sisi negatif, yaitu apabila orang terbawa hidup dalam alam tidak nyata. Dalam kondisi ini fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan, takhayul dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...