KOGNISI SOSIAL (Psikologi Sosial)

KOGNISI SOSIAL

Pendekatan utama dalam Psikologi Sosial justru menekankan pentingnya proses kognitif. Dalam konteks persepsi manusia, hal ini dinamakan KOGNISI SOSIAL. Yang menjadi inti pendekatan ini adalah:

  • Bahwa persepsi manusia merupakan proses kognitif, yaitu: Orang merupakan pengamat yang mengorganisasi secara aktif, yang dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengembangkan kesan yang terpadu dan berarti, bukan sekedar rasa suka dan benci.
  • Kemampuan pemrosesan kita terbatas sehingga menggunakan serangkaian jalan pintas kognitif.

 Berikut adalah empat gagasan umum yang sudah dikembangkan dalam riset-riset kognisi social, dimulai dari yang paling sederhana:

  1. Memproses informasi tentang orang, termasuk pengamatan atas beberapa arti yang melekat pada objek.
  2. Para pengamat cenderung memberikan perhatian khusus teradap bagian yang paling menonjol.
  3. Kita menyusun bidang perceptual dengan mengkategorikan stimulus
  4. Kita melihat stimulus sebagai bagian dari struktur. Masing-masing stimulus cenderung mempunyai hubungan dengan stimulus lainnya menurut waktu, ruang, dan arus sebab-akibat. 


KEMENONJOLAN

Apa yang menentukan penonjolan sebuah petunjuk dibandingkan petunjuk yang lain?

· KECERAHAN (brightness)

· KEBISINGAN (noise)

· GERAKAN (movement)

· SESUATU YANG BARU (novelty)

Bagaimana penonjolan mempengaruhi persepsi?

· Memberikan tanggapan kepada stimuli paling menonjol tanpa memproses semua informasi.

· Orang yang lebih meninjol dipandang lebih berpengaruh atas konteks sosialnya.

· Evaluasi terhadap seseorang yang menonjol biasanya lebih ekstrim daripada evaluasi terhadap orang yang kurang menonjol.

· Kemenonjolan meningkatkan keterpaduan kesan.

KATEGORISASI

Dalam mengkategorikan orang:

· Mengkategorikan berdasarkan persamaan alamiah dalam penampilannya ( jenis kelamin: pria-wanita, rambut: panjang-pendek, jenis pakaian: murah-mahal, dsb)

· Melakukan pengelompokan social (berdasarkan ras, dsb)

· Mengkategorikan berdasarkan Prototipe, yaitu  berdasarkan persamaan seseorang dengan contoh ideal. Misal, orang yang berpakaian bagus dianggap sebagai orang kaya.

Diskriminasi antar kelompok

Berbagai telaah menunjukkan bawa tindakan mengkategorisasikan dapat mengasilkan diskriminasi jika tindakan itu melibatkan pengkategorian orang menjadi KAMI (IN-GROUP) dan MEREKA (OUT-GROUP). In-group adalah kelompok dimana “saya” menjadi anggota , dan out-group adalah kelompok dimana “saya” tidak menjadi anggota.

Kategorisasi semacam ini menjurus pada favoritisme (penilaian positif) terhadap in-group dan diskriminasi (penilaian negatif) terhadap out-group.

Konsekuensi kategorisasi:

· Mempercepat waktu pemrosesan informasi

· Menyederhanakan dan mempermudah pemrosesan

· Dapat mengarah pada kesalahan persepsi

SKEMA

Definisi:

Serangkaian pemahaman yang teratur dan berstruktur, mencakup pengetahuan mengenai objek dan hubungan antar berbagai informasi (Taylor & Crocker dalam Sears et.al.1994)

Isi skema

TEORI TENTANG TIPE KEPRIBADIAN, SIKAP, STEREOTIP TTG KELOMPOK, PERSEPSI JENIS KEJADIAN.

Fungsi skema:

· Membantu dalam memproses informasi yang rumit dengan menyederhanakan dan menyusunnya

· Membantu dalam mengingat dan menyusun detil

· Mempercepat waktu pemrosesan

· Mengisi kesenjangan pengetahuan

· Membantu menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi baru

Jenis-jenis skema

· Skema tentang pribadi seseorang (®teori kepribadian implisit). Misal, Abraham Lincoln memiliki kepribadian sangat teliti, jujur, serius dalam menjalankan tugas, dan peduli terhadap orang yang lemah. Sifat-sifat tersebut dinilai saling berubungan.

· Skema tentang diri pribadi. Misal, menggambarkan diri sebagai orang yang mandiri, tegas, dst.

· Skema untuk kelompok (®stereotip). Stereotip adalah pemberian label ciri-ciri khusus terhadap kelompok tertentu (kelompok ras/etnis, agama, jenis kelamin, dsb). Misal, menganggap orang kulit hitam sebagai orang yang bodoh, pemabuk, dsb.

· Skema peran. Misal, peran guru adalah menyampaikan materi pelajaran, memberi latihan, menguji kemampuan siswa, dsb.

· Skema tentang kejadian (serangkaian standar kejadian). Misalnya, jajan (makan) di restoran fast-foot, meliputi antri, memilih menu, memesan, membayar, lalu menyantap makanan pesanan.

Perbedaan individual

· Ada orang yang berpikir skematik, ada yang tidak

· Ada beberapa skema yang dianut secara luas:

Teori kepribadian implicit

Stereotip ras dan etnik

· Ada skema yang bersifat individual (tidak dianut bersama)

· Ada skema kelompok: berbagai kelompok yang berbeda memiliki skema yang berlainan tentang urutan perilaku

PEMROSESAN SKEMATIK

Keuntungan yang diperoleh:  (lihat fungsi skema!)

Kendala-kendala:

· Kecenderungan menerima informasi baru hanya jika informasi tersebut sesuai untuk mengisi kesenjangan pikiran dengan menambahkan unsure-unsur yang sesuai dengan skema.

· Penyusunan cenderung kita buta terhadap ketidakkonsistenan

· Penyederhanaan yang berlebih-lebian

· Abstraksi menjauhkan kita dari realitas kongkrit

· Stereotip dapat berbahaya

· Teori kepribadian implicit dapat menjurus ke kesalahan

· Dapat menjerumuskan ke interpretasi yang keliru, prediksi yang tidak akurat, dan cara respon yang kaku.

 _____________________________________________________________

Sumber:

Sears, David, O., Freedman, J.L., Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial.Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...