Managemen Stres

 Penghindaran Stress : 

1. Desain pekerjaan, kontrol lingkungan, perubahan organisasi 

2. Manajemen waktu: prioritas, perencanaan, delegasi, pengambilan keputusan yang efektif, penghindaran pemborosan (off time)  kegiatan,

3. Ketegasan pelatihan, negosiasi untuk perubahan, berhenti dari pekerjaan Anda 


KOGNITIF :

1. Psikoterapi dan konseling; mencari penyebab perilaku autodestructive; melihat kemungkinan untuk berubah; peninjauan kembali prioritas hidup; mengambil kendali

2. Berpikir positif 

3. Agama dan analog 

RELAKSASI 

1. Teknik relaksasi, meditasi, yoga, visualisasi, autogenics, biofeedback, pijat 

2. Olahraga dan rekreasi

SUPPORT 

1. Homelife, hubungan pribadi, formal dan informal kelompok-kelompok sosial 

2. Self-help kelompok, kelompok pendukung korban, workaholik anonim 

3. Praktis membantu bagi orang-orang di bawah stres (misalnya creches bagi ibu bekerja) 

LIFESTYLE

1. Berhenti merokok 

2. Bijaksana dalam menenggak minuman keras / batasan wajar 

3. Diet 

4. Olahraga



Stress kerja

Beberapa faktor yang mempengaruhi

- Tugas nyata,  faktor nya : 

suatu tugas yang melampaui kapasitas individu (atau di mana ia tidak terlatih), informasi yang berlebihan (terlalu banyak yang harus dilakukan dalam terlalu sedikit waktu atau berbagai tuntutan pada perhatian), informasi underload (monoton dan kebosanan), kekurangan peralatan desain (penundaan disebabkan oleh rusaknya sistem komputer), dari apa pun yang menghentikan anda , dengan subjektif bagian penting dari pekerjaan Anda. 

- Interpersonal faktor : 

Kepadatan fisik, tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain, konflik dengan atasan dan bawahan, kekerasan dan pelecehan, peran ambiguitas (tidak tau apa yang diharapkan dari Anda), konflik peran (yang dipanggil untuk bertemu bertentangan dengan orang yang berbeda), pengertian umum menjadi "hanya sebuah gigi di roda "yaitu, tidak dihargai atau dihormati sebagai individu dalam sebuah impersonal organisasi, dll '

- Faktor-faktor lingkungan: kebisingan, panas, pencahayaan, kotoran, kemelaratan dan nastiness umum, dll 

- Ancaman Pribadi: keselamatan fisik, keamanan ekonomi atau harga diri.


 


Stres dan Sistem otot

-Stres psikologis disertai dengan ketegangan otot dapat, misalnya, memicu rasa sakit pada struktur yang sensitif 

-Mungkin juga bahwa keadaan psikologis tertentu dapat berhubungan dengan pola karakteristik ketegangan otot. Ketika kaget, kita membungkukkan bahu dan mengedepankan dagu. Tanggapan semacam ini merupakan bagian dari bahasa tubuh stres. Kita berdiri berbeda ketika tertekan dan gembira. Sakit leher diduga terkait dengan kemarahan yang ditekan; dan akan kembali merendah pada saat dalam kecemasan. 

-Orang yang berkonsentrasi pada tugas mungkin gelisah, sehingga-kurang memungkinkan daerah ketegangan yang abnormal dipertahankan normal. 

-Mekanisme daerah otot yang lelah mempunyai neuropsychological yang kuat

-Orang-orang di bawah tekanan stres dapat memperpanjang bekerja melampaui batas normal, dapat ambil istirahat pendek berhenti sejenak, karena kelelahan kronis ketika bekerja terus menerus dapat berkembang.

-Orang stres rawan akan kecelakaan. Mereka mungkin melakukan kesalahan bergerak, dan bergerak canggung.

-Gangguan tidur diketahui berperan dalam terjadinya beberapa bentuk nyeri otot

-Hiperventilasi laktat darah meningkat sebaliknya, dalam relaxation laktat menurun di bawah tingkat beristirahat biasa/ relax (Benson, 1975). 

- Pasokan gula darah (glukosa) yang cukup sangat penting untuk fungsi serebral (membaca, memahami peta, mencegah diri dari terbentur, koordinasi anggota gerak) . (Tidak seperti kebanyakan otot dan jaringan lain, otak tidak mampu untuk mengolah bahan lainnya.) ini mendasari komponen subyektif negara maju dari kelelahan fisik warganya . Jika tingkat gula darah turun (meskipun efek memobilisasi  hormon adrenalin), otak berusaha untuk menutup aktivitas otot sehingga mengkonservasi pasokan gula yang tersisa untuk pemeliharaan fungsi otak. 

Stres dan Penyakit Jantung

-Stres memiliki efek yang besar pada sebagian besar sistem organ tubuh 

- Stres mempengaruhi tiga dari empat faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner. Peningkatan tekanan darah adalah bagian dari respons stres fisiologis, seperti sebuah peningkatan dalam serum kolesterol dan lemak darah lainnya. Perokok 'konsumsi rokok juga cenderung naik ketika di bawah tekanan. 

Russek dan Zohman (1958) menemukan bahwa 91% dari sampel pasien koroner (umur 25-40) melaporkan periode stres yang berkepanjangan sebelum serangan jantung, dibandingkan dengan 20% dari kontrol. Stres ini terutama berkaitan dengan pekerjaan mereka. Empat puluh enam persen dari pasien koroner telah bekerja 60 jam atau lebih per minggu dan 25% telah mempunyai dua pekerjaan. 

Buell dan Breslow (1960) menemukan bahwa pekerja industri ringan di bawah 45 tahun of age yang diletakkan di lebih dari 48 jam per minggu adalah sekitar dua kali lebih mungkin untuk memiliki serangan jantung fatal. Shiftwork juga merupakan faktor risiko yang signifikan.


Dalam kedua calon dan studi kasus kontrol, Karasek et aL (1981) menemukan asosiasi yang kuat antara yang melaporkan diri mengukur gejala jantung koroner dan dua karakteristik pekerjaan tertentu: tuntutan pekerjaan tinggi dan rendahnya keputusan ruang gerak (yaitu tingkat yang rendah kebijaksanaan individu menyangkut praktik kerja). Keduanya prediktor signifikan dan membawa kombinasi yang sangat tinggi risikonya.

Stress

- Stres sebagai kondisi psikologis yang muncul ketika ada persepsi yang tidak seimbang antara tuntutan ditempatkan pada seorang individu dan atau dia dalam kapasitas untuk memenuhi tuntutan tersebut (Lazarus, 1976; Cox, 1978, 1987). 

- Stres sebagai tanggapan organisme terhadap tuntutan lingkungan (Selye, 1956)

- Model dari stress

-Stressors : Peristiwa kehidupan, pekerjaan, kondisi lingkungan dll.
-Mediating faktors : kepribadian, sikap, kemampuan, dukungan sosial, strategi coping
-Stress (response) : Subjektif,  Perilaku, fisiologis
-Mediating Faktors : Sifat yang tidak benar, diet dan faktor gaya hidup lainnya, campur tangan medis
-Stress Related Disorders : Sakit otot, Sakit kepala, migrain, gangguan pencernaan, peradangan, -gangguan menstruasi, penyakit jantung dan banyak lagi. 

Stress dapat berupa penyebab, misal : dia sedang dibawah tekenan stress
Stress dapat berupa effect, misal : dia dalam keadaan stress

A Taxonomy of Stress 
Tekanan kehidupan dapat dibagi menjadi dua kategori: 
1.Peristiwa bencana terisolasi dan 
2.Berkelanjutan hassles sehari-hari. 
jenis pertama mengetuk anda datar, jenis kedua menggiring anda. Yang pertama termasuk kategori bencana alam dan buatan manusia, bencana dan peristiwa-peristiwa besar dalam hidup: beradaptasi-berkabung, perkawinan, perceraian, redundansi, dll. Bekerja jatuh ke dalam kategori kedua, bersama dengan keadaan dalam negeri tdk sesuai, mengubah dan berbagai tekanan kehidupan kota.



Konsep Pembelajaran Karyawan

 Konsep Pembelajaran 

Miner (1992) mengajukan lima konsep pembelajaran agar proses pembelajarannya dapat efektif, yaitu :


Pembelajaran Bagi Karyawan (Teori Keterkaitan (Connectionist))

Pembelajaran Bagi Karyawan    

    Teori keterkaitan didasarkan pada asosiasi antara rangsang dan jawaban; pembelajaran dipostulasi sebagai suatu pengembangan perilaku (jawaban) sebagai hasil dari satu subjek dipaparkan kepada satu rangsang. Persepsi dan penyadaran  (insight) tidak dianggap sebagai pengaruh yang bermakna dalam proses pembelajaran.

    Termasuk dalam teori 'keterkaitan' ini adalah pengaitan klasik (classical conditioning), Pavlov dan penganutnya, teori pengukuhan kembali (reinforcement theory), Thorndike, Hull, dan teori pengkondisian dalam kelangsungan (operant conditioning), Skinner (Chisnall,1995).

Ada empat macam dari pengukuhan kembali (reinfocements), yang disebut contingencies of reinforcement yang digunakan untuk memperkuat perilaku tertentu dan memperlemah perilaku lainnya (minner, 1992), yaitu :

1. Pengukuhan kembali yang positif (positive reinforcement)

Mencakup pemberian hadiah tertentu sesuai dengan bagaimana seseorang menunjukkan perilaku yang diinginkannya (misalnya, seorang tenaga kerja mendapat penghargaan karena satu tahun kerja tidak pernah absen dari pekerjaannya). hadiah ini dapat berbentuk faali seperti makanan , air, atau seks, tapi dalam konteks organisasi lebih berbentuk hal hal seperti promosi , peningkatan dari imbalan, pujian atau kondisi kerja yang lebih sesuai dengan yang diinginkan. Perlu ditambahkan bahwa arti atau makna hadiah berbeda dari satu orang ke orang lain. 

2. Pembelajaran dengan upaya penghindaran (avoidance Learning) 

Mencakup penarikan diri atau menghindari satu kondisi yang tidak menyenangkan pada saat perilaku ditampilkan. Misalnya seorang tenaga kerja menghindari atau mencegah untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang ia anggap benar, karena, kalau ia tetap melaksanakannya ia akan mendapatkan omelan dari atasannya. Sebagai gantinya ia bekerja dengan cara yang ia ketahui disetujui oleh atasannya. Macam pengukuhan kembali yang negatif (negative reinforcement).

3. Penghapusan/Penghilangan (Extinction) 

Mencakup satu penarikan diri dari pengukuhan kembali yang positif sedemikian rupa sehingga perilaku yang tidak diinginkan makin melemah dan akhirnya hilang. Misalnya seorang tenaga kerja setiap ada kesempatan selalu mengajukan pandangannya yang tidak bermakna kepada atasannya. Atasannya mula-mula mau mendengarkannya itu (pengukuhan-kembali positif), akhirnya membiarkan bawahannya berbicara tanpa memberikan satu tanggapan apapun.

4. Penghukuman (Punishment)

Mencakup pemberian akibat yang negatif pada saat timbulnya perilaku yang tidak diinginkan, dengan tujuan  untuk menurunkan frekuensi timbulnya perilaku tersebut (sehinga akhirnya hilang). Pengukuhan kembali dengan cara ini sering gagal karena (Miner, 1992).                   
a. Hanya menekan (tidak memunculkan) perilaku sementara, bukan mengubahnya secara tetap.
b. Menimbulkan perilaku emosional, sering diarahkan ke orang yang memberi hukuman.
c. Dapat menjadi sikap umum terhadap situasi yang serupa, sehingga tidak diperlihatkan oleh perilakunya, meskipun sesuai. misalnya anak sering bertanya. Setiap bertanya ia ditegur, tidak boleh bertanya. pada situasi lain ia juga akan diam tidak bertanya , meskipun ia diharapkan dan memang perlu mengajukan pertanyaanya.
d. Dapat membuat orang yang memberikan hukuman menjadi 'rangsang yang aversif' sehingga ia tidak dapat mengambil tindakan apa pun yang dipandang sebagai pengukuhan kembali yang positif. 

Achivement Theory (Prestasi)

- Ta=Kecenderungan untuk mendekati atau menjauhi situasi keberhasilan prestasi. 

Ada 4 komponen Ta

1. Ms=Motif untuk sukses

2. Maf=Motif untuk menghindari kegagalan

3. Ps=Kemungkinan untuk sukses 

4. Is=Dorongan untuk berhasil

Penelitian tentang teori ini :

Isaacson : bahwa orang  yang Ms>Maf lebih memilih sekolah utama daripada Maf>Ms.


- Menurut Feather : adanya hubungan mengerjakan  tingkatan tugas dengan motivasi berprestasi. pengulangan kegagalan pada tugas akan mengakibatkan penurunan individu (subyektif) pada perkiraan kemungkinan keberhasilan. Dan kegagalan seharusnya menghasilkan harapan lebih kecil untuk sukses pada Ms>Maf atau Maf>Ms.

- Menurut Ray tidak ada hubungan antara motivasi keberhasilan dan kesulitan tugas.

- Menurut Weinstein tidak ada hubungan antara beberapamotivasi keberhasilan dan pengambilan resiko


Menghitung Motif Prestasi :

- Pada semua penelitian, kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dibatasi oleh ketepatan mengukur instrumen yang digunakan dalam studi.

- Macam Pengukuran
TAT (Thematic Apperception Test), reliabilitas dan validitas nya di kritik.


- Pencapaian Untuk Masa Depan (Raynor) : Beberapa situasi prestasi mempunyai keterlibatan di masa depan, intensitas perilaku kita ditentukan oleh tujuan masa depan, Ms > Maf mempunyai kualitas lebih baik.
- Prestasi sebagai Aliran Perilaku (Atkinson & Bongort) : Perilaku tetap mengalir dan mempunyai alternatif dari waktu ke waktu ketika kondisi berganti, yang menyebabkan aliran berganti adalah komponen kognitif
- Prestasi dan Bermasyarakat (McClelland) : Hubungannya adalah antara kebutuhan individual dengan keadaan ekonomi negara 


Termasuk hubungan dengan kebudayaan apakah kebutuhan akan  prestasi besar atau tidak,

- Fyans : Ethnik adalah stres kerja, pengetahuan, kebebasan mendevaluasi hal penting seperti keluarga, tradisi dan perhatian interpersonal
Takut akan Keberhasilan 
- Horner (1972) : diasumsikan untuk mencegah perilak berprestasi dan perilaku yang disarankan sebagai suatu penjelasan atas fakta bahwa perempuan tidak bereaksi terhadap prestasi-membangkitkan situasi dengan cara yang sama seperti laki-laki. Permpuan lebih punya ketakutan untuk sukses dibanding laki, mengenai faktor antisipasi negatif konsekuensi akibat kesuksesan,

Tanggung jawab tentang kesuksesan, penolakan hukuman terhadap diri, respon yang tidak pantas. Ini juga bergantung pada banyak situasi lingkungan.
Kecaman Teori Kebutuhan Prestasi
a. Pada ukuran yang ada, karena susah untuk diukur, karena banyak skala yang harus diukur.
b. Motivasi mempunyai banyak dimensi, misal Skor dapat terlihat dari Ms, Maf atau gabungan keduanya , orang yang punya keinginan kuat maka akan berbeda perilakunya
c. Score pada kebutuhan prestasi akan berbeda pada situasi yang berbeda
d. Penelitian menyebutkan bahwa Index Ps dan Is adalah kognitif di alam dan mengembangkan kemampuan mental dimana mereka berinteraksi dengan lingkungannya.
e. Sekarang motivasi prestasi hanya bagian dari motivasi secara keseluruhan seperti kompetensi/kemampuan secara menyeluruh

Social Loafing
Bekerja bersama-sama memberikan setiap anggota grup kesempatan untuk mengendurkan harapan dasar, Selanjutnya pada efek Ringelmann 

Efek Ringelmann : Kemampuan seseorang di dalam group akan berkurang jika anggota group bertambah banyak, mereka kehilangan motivasi individu diantara grup, biasanya terjadi karena kurang koordinasi. Ini merupakan Social Loafing.

Teori Nilai dan Social Loafing
Tori nilai seseorang akan mengeluarkan kemampuan yang hebat berdasarkan nilai pada tujuan yang akan dicapai, ini dapat digunakan pada perilaku individu pada sebuah grup yang komplek.


CEM (Collective Effort Model)
Kemampuan individu ---> Hasil dari Kemampuan 
Kemampuan individu  ---> Kemampuan Grup ---> Hasil dari group ---> Hasil
1. Kemampuan seseorang dalam group akan memimpin dan meningkatkan kemampuan group 
2. satu harus berharap bahwa performa grup akan mengakibatkan hasil bernilai pada grup, bahwa mereka layak untuk menang
3. Hasil pada grup merupakan hasil dari individu
4. Individual kontrol berpengaruh pada group
5. Individu kadang berharap banyak pada grup
6. Evaluasi individu dapat mengurangi social loafing pada team. Karena individu tidak ingin berada pada posisi yang standar pada team.


Motivasi kognitif

Teori kognitif

Tolman’s Purposive Behaviour :

Berpendapat bahwa untuk memahami perilaku kita harus belajar dari fenomena diri sendiri.

Karakteristik :

1. Perilaku selalu ke arah atau menjauh dari sebuah tujuan

2. Perilaku yang mengarah ke tujuan dalam bentuk pola respon konsistensi 

3. Selektif dalam berperilaku.


Tujuan dan Kesadaran

- Tujuan dari perilaku adalah secara obyektif ditentukan oleh perilaku yang diamati (observasi) dan bukan ditentukan oleh keputusan yang  subyektif.

- Menurut Tolman’s makhluk hidup mempelajari perilaku-perilaku dalam urutan untuk mencapai sebuah tujuan.

- Menurut Tolman’s makhluk hidup mengembangkan peta kognitif terhadap lingkungannya.



Kurt Lewin’S Force Field Theory (Medan Kekuatan Psikologis)

Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu dalam waktu tertentu. 

1. B = f( LS)
2. L = f(P+E)
3. B = f(P+E)
L (Life space )B(Behavior), P(person), E(Environment)

Kepribadian

(S)Sensory information(informasi panca indera masuk melalui wilayah ini)=input 
(M)Motor output(keluar melalui gerakan motorik)=output 
I-P (inner personal)  
p (peripheral region or need)
c (central region or need) 
Kepribadian dibentuk dari unsur diatas, masuk melalui (S) dan dipengaruhi (I-P) akan dipengaruhi persepsi kebutuhan (p) atau (c) dan keluar melalui (M)

- Tensi ( tegangan ) adalah motivasi yang membentuk dan digunakan untuk motivasi internal kepada seseorang.
- Tegangan timbul jika ada kebutuhan yang potensial (bisa) menjadi kebutuhan yang actual (harus).
- Jika tensi ada kita harus mempunyai motivasi untuk menguranginya, dampaknya dapat merata pada daerah IP dan dapat meringankan proses menuju suatu tujuan (locomotion)
- The Zairganik effect, ketegangan pada gilirannya akan menyimpan informasi mengenai tugas yang tersedia ke  memori.
- Psikologi Lingkungan, Pengetahuan yang kita dapat berasal dari lingkungan kita yang tersimpan di memory 
- Expectacy-value theory, motivasi berperilaku adalah hasil dari kombinasi antar kebutuhan individu dan nilai sebuah tujuan yang ada di lingkungan dan pengharapan akan tercapainya tujuan .
- Social Learning Theory, memeriksa dan mencoba untuk menjelaskan faktor sosial internal dan eksternal  yang mempengaruhi perilaku dan peraturan perilaku. Faktor internal penting termasuk harapan dan nilai subjektif yang menempatkan pada tujuan, faktor eksternal termasuk fakta situasi yang dialami.


Rotter’s Social Learning Theory, 

- Pertama, Nilai sebuah reinforcement (penguatan) 
- Kedua, membuat perkiraan subjektif terhadap kesempatan untuk memperoleh reinforcement (penguatan) 
- Ketiga, Faktor situasi 
- Keempat dalam situasi baru akan didasarkan pada harapan masa lalu.
B = E x V
B= behavior (perilaku), E = Expectancy (harapan)
V = Value (nilai)
Rotter  juga berpendapat bahwa setiap orang berbeda pada locus of control, pengharapan tentang mengontrol reinforcement (penguatan) melalui faktor internal dan eksternal individu.


Bandura’s Social Learning Theory


B(Behavior), P(person), E(Environment)
Semua saling berhubungan
Bandura juga berpendapat ada tiga dorongan yang  :
1. Direct reinforcement (langsung)
2. Vicarious reinforcement (untuk orang lain)
3. Self reinforcement ( untuk diri sendiri )

Murray mendifinisikan kebutuhan menjadi 2 komponen agar mencapai tujuan
1. Arah  di alam bebas dan didalamnya ada objek yang akan memberi kepuasan 
2. Energi yang mengontrol sebuah perilaku dan dapat dapat dibayangkan sebagai intensitas dari kebutuhan.








Problem Solving

 Problem Solving

- You have a problem when you have a goal and don't know immediately how to reach it 
    a). e.g., finding a job after college, finding a marital partner
- Problem solving is seen to involve a set of processes operating in a problem space
    a) understanding problem
    b) evoking an internal representation containing ( initial state, goal state, methods for operating on            states 

Types of Problem

- Well structured problems are those with clear initial state, goal states, and methods for changing states. 
   Tower of hanoi , missionaries & cannibals ( hobbits & orcs) are typical puzzles studied in laboratory

- Ill- Structured problems usually fail on of the above.
   finding a spouse, writing a good term paper
- Problems with inducing structure.
   142434445464? (what is next)
-Transformation problems
  Water jar problem
- Arrangement problems
   Anagrams: efcta

Problem Solving is the set of cognitive processes that we apply to reach a goal when we must overcome obstacles to reach that goal

The Process of problem solving :
- Perceptual recognition of the problem
- Representation of problem in WM
- Retreival of relevant information
- Using language to label elements





Introduction to Problem Solving

 Theories of Categorical Perception

The Motor Theory of Speech Perception
- The discontinuities among /pa/, /ta/, /ka/, /ba/, /da/, and /ga/, for example, arise from discontinuities required to pronounce them
- Discontinuities between the movement of two lips required to produce
- Just as Helmholtz had hypothesizd that the basis for many perceptual constancies in unconscious inference (e.g., we perceive that an object remains the same size even though the size of its image on our retina is shrinking, because we unconsciously infer that as the image gets smaller the object is moving farther away), liberman hypothesized that we perceive  what sound we are hearing by unconsciously inferring how it would have had to be pronounced  

-Innate sensitivity
inborn enhancement and reduction of the sensory sytem's sensitivity is selected portions of certain physical continua
- Label Learning 
labels are learned by mere exposure and association 

What Are Some Problems ?
- Problem : any discrepancy between a present situation and desired goal state (Bransford and Stein, 1984)
- Problem Solving : any attempt by cognitive agent to reduce or eliminate a perceived problem
- What do you do when you don't know what to do ?

Problem Solving
- You have a problem when you have a goal and don't know immediately how to reach it 
    a). e.g., finding a job after college, finding a marital partner
- Problem solving is seen to involve a set of processes operating in a problem space
    a) understanding problem
    b) evoking an internal representation containing ( initial state, goal state, methods for operating on            states 

Pesimis dan Depresi

Pesimis dan Depresi

Pesimis dan Depresi mempunyai hubungan yang sangat dekat, Pesimis dapat menyebabkan depresi, ciri orang depresi adalah kehilangan motivasi.
Ada 3 macam depresi normal, unipolar (medis), bipolar (gen).
Bagaimana depresi merata ?
Menurut penelitian 78% siswa pernah mengalami depresi , dan depresi menyebabkan cenderung untuk bunuh diri dari 10 juta orang amerika yang pernah mengalami depresi sekitar 150.000 orang bunuh diri (1,5%).

Individu yang modern dan naiknya depresi
Zaman Modern ini di amerika meningkat 10 kali dalam 2 generasi, orang modern cenderung mengalami depresi dibanding mereka yang masih hidup di desa seperti petani, nelayan , dan orang yang religinya tinggi.
- Komponen Biologi dari depresi
1.Turunan dari depresi, Terjadi karena tidak dapat menguraikan gen dan pengaruh lingkungan, biasanya aktifitas depresi pada otak bagian kanan.
2. Catecholamine Depletion
Catecholamine zat di otak yang memicu sebuah respon emosi atas kejadian-kejadian yang menimbulkan depresi. 
3. Serotonin
Serotonin, yang juga dikenal sebagai hormon yang mengendalikan mood, menurut temuan para ahli di Inggris ternyata juga memainkan peran penting dalam mengatur emosi seperti amarah atau agresivitas.
4. Kelangsungan hidup dan pengaruh 2 ilmu biologi
Selfish Affect, ini adalah terlibat dalam penjagaan diri sendiri (sebuah tujuan hidup, jika gagal akan depresi).
Prosocial Affect, Terlibat dalam pemeliharaan kelansungan spesies (group dan kebutuhan cinta, jika gagal akan  depresi).

Menghilangkan depresi dengan obat
Orang yang terkena depresi antara 60%-80% menggunakan obat depresi, misal tricyclic anti depressats bekerja seperti cocain yang memblok  serotonin (hormon)

Stress dan Depresi
Mempunyai hubungan dekat, stres mengekspose manusia untuk tidak terkontrol, yang mengeluarkan hormon norepinephrine (mirip seperti adrenalin memicu jantung, pembuluh darah dan selaput keringat)


The Learned Component of Depression

Learned Helplessness (ketidakberdayaan)(hewan)
Menurut Seligman Ketidakberdayaan ini membuat motivasi berkurang karena yang dikerjakan tidak ada gunanya, disisi lain dapat menimbulkan solusi tepat. 
Misalnya contoh eksperimen seligman : didalam kotak ada pemisah yang satu diberi sengatan listrik yang satu tidak maka anjing yang sudah diberi pengetahuan akan lompat ke kotak yang aman , anjing yang tidak tahu maka akan tidak berdaya. Dan akan berperilaku  disituasi lain yang serupa. 

Learned Helplessness (manusia)
Hasil dari belajar hiroto menyebutkan bahwa manusia bereaksi sama seperti binatang mereka menekankan pada kognitif alam ketidakberdayaan pada manusia
Misal :  ada ruang dimana manusia menerima suara dan harus keluar dengan cara pindah dari box yang satu ke box yang lain terdapat tombol, yang berpengalaman akan langsung, yang tidak akan diam saja menerima suara yang mengganggu tersebut

Pengebalan
Memberikan pelajaran kepada seseorang agar berdaya menghadapi sesuatu

Komponen kognitif dari depresi

Memperbarui teori ketidakberdayaan (helplessness)
Ada 3 bagian bagaimana menjelaskan/menyikapi keadaan yang buruk dan menjelaskan/menyikapi keadaan yang baik.
1. Permanence (ketetapan, waktu yang berperan), 
2. Pervasiveness (mudah menyebar, ruang), 
3. Personal reponsibility,(menyangkut harga diri)

Status teori 
Prediksi yang bagus akan terbentuk jika menyatukan komponen – komponen penting prinsip tentang psikologi 

Misalnya : Salah satu mengapa orang menyerah bukan karena mereka percaya mereka tidak mampu tetapi karena mereka menghadapi rintangan yang tidak bisa mereka kontrol.
Pesimis Penyebab Depresi, Jika ada keadaan buruk maka dia pesimis menghadapinya akn depresi, maka pola pikir dirubah optimis, karena obat hanya sementara tidak mengajari orang berfikir optimis.
Pesimis dan Merenung, Karena pesimis maka orang lebih cenderung berfikir rumit dan menyebabkan merenung maka berfikir negative terhadap dunia. Jika Optimis juga dapat merenung tetapi mereka memandang positif dunia.

Pesimis dan Kesehatan
Pesimis menyebabkan banyak gejala penyakit, kanker menjadi lebih cepat berkembang dan menaikkan tekanan darah.
Teori Depresi dari Beck
3 pemikiran:
1. Orang depresi berfikir negatif walaupun interpretasinya bisa positif
2. Melihat bahwa berhubungan dengan lingkungan sekitar ada perampasan, penyakit dan kekalahan
3. Mereka cenderung untuk menyesuaikan fakta dengan kesimpulan negatif.

4 Macam Kesalahan dalam Pemikiran
1. Pernyataan yang berlebihan
2. melihat sebagian kegagalan sebagai kegagalan lengkap
3. Mengambil aspek negatif dari pengalaman dan menggunakannya untuk mengambil kesimpulan dari keahlian.
4. Menggunakan satu hasil untuk membuat kesimpulan dari keahlian.

Kesempurnaan dan Depresi
Membuat standar tinggi tentang sesuatu tetapi tidak dapat kepuasan, karena standarnya terlalu tinggi

Guilt and Shame (Rasa Bersalah dan Rasa Malu)
1. Rasa bersalah dan malu merupakan bagian dari emosi yang unik
2. Rasa bersalah dan malu bermain banyak dalam perilaku, termasuk penyimpangan seksual, perkosaan, kekacauan pola makan, mencandu alkohol dll
3. Orang yang banyak pesimis dan depresi akan banyak rasa bersalah dan rasa malu, dan penelitian menemukan bahwa rasa bersalah dan malu disebabkan depresi
4.. Emosi ini Merupakan bawaan dari kecil, tetapi cara bagaimana menyikapinya dengan belajar pada pengalaman.
5. Rasa Bersalah dan malu akan menyebabkan perilaku menjadi kacau ketika rasa itu berlebih.

Komponen Biologi
Guilt dan Shame merupakan emosi yang dapat menyesuaikan diri
Emosi ini penting dalam hubungan sosial sperti sensitif dalam membutuhkan orang lain dan mereparasi jika ada kesalahan.
Teori emosi berlainan (Discrete Emotion)
Ada 3 element dasar:
1.Neural Subtrate (Syaraf)
2. Karakteristik wajah
3. Perasaan



Serangan Panik

 Phobias dan Serangan Panic


Phobias (Mineka,85) , keras hati dan perilaku yang tidak masuk akal terhadap objek atau situasi dan menderita adalah cirinya.

Memperlakukan phobia dengan Systematic Desensitization, Memberikan relaksasi dan memberikan stimuli dari yang rendah sampai tinggi agar mengurangi phobia.

Serangan Panic
Panic merupakan kekacauan dari kegelisahan, kehilangan kontrol.


 Diagram asal mula serangan panik :

Memperlakukan serangan panik dengan informasi

1. Meyakinkan bahwa mereka tidak akan mati saat ini dan tidak kena serangan penyakit cukup mengurangi kadar panik.

2. Meyakinkan mereka bahwa tidak ada lagi serangan yang mungkin terjadi di depan umum daripada di rumah, mereka cenderung untuk menguranginya maka harus tinggal di rumah.

3. meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan kehilangan kontrol atau memalukan sendiri jika mereka memiliki serangan panik yang terkait dengan meninggalkan rumah mereka.

Komponen Kognitif (Serangan Panik)

- Negatif affective (sikap negatif), Orang cenderung lebih mungkin mengalami stres dan ketidakpuasan berinteraksi dengan lingkungan, lebih menyimpan kesalahan,  melihat sisi dunia negatif, kurang punya konsep diri.
-  Bias dalam mengartikan keadaan stimulus rancu, Orang yang gelisah cenderung mengartikan stimulus dengan rancu
- Perhatian bias untuk memproses ancaman, orang yang gelisah akan kacau dalam perhatiannya terhadap suatu ancaman. 
- Pemikiran yang tidak diinginkan
Pemikiran yang  tidak diinginkan terjadi pada orang yang panik, seperti berfikir mendekati gila, kematian, dan kehilangan kontrol di tengah2 penyerangan pada dirinya.
- Kehilangan kontrol
Bahwa orang-orang yang mengalami kontrol kurang sebagai anak-anak cenderung memiliki bias terhadap menafsirkan peristiwa yang  diluar  kontrol mereka.
- Pikiran Termenung Tentang Kehilangan Kontrol
Berpengaruh negatif, mengurangi kepercayaan diri dan harga diri 
- Tidak Mampu Membuat Dinding Respon
Tidak mampu menyesuaikan diri dengan respon dengan keadaan yang mengancam atau fakta yang ada (Tidak ada respon yang mengontrol kegelisahan).

Emosi Negatif (Kegelisahan, Ketakutan, Serangan Panik)

-  Ketakutan dan Kegelisahan (Sama)

-  Ketakutan --> Bertahan Fisik, 

   Kegelisahan --> Bertahan Sosial

- Kegelisahan adalah emosi negatif yang memperingatkan kita untuk situasi yang mengancam.

Emosi Negatif Antara lain : membantu kita fokus ke sosial stimuli dan mengaktifkan sirkuit yang bisa membuat kita termenung.

Komponen Biologi dari emosi negatif
Gray berkata bahwa ketakutan disebabkan oleh the flight-flight sistem (actived by pain) dan kegelisahan disebabkan oleh aktifitas perilaku yang tertahan (Behavioral Inhibition System)

- Arousal adalah keadaan emosi seseorang yang berkaitan dengan gairah, nafsu, semangat, termotivasi, atau kebangkitan. Jadi arousal dapat bergerak dari keadaan yang penuh semangat, gairah, atau kebangkitan, sampai pada keadaan sebaliknya yakni tidak bersemangat, tidak bergairah sama sekali, atau malas.

- Behavioral Inhibition System : Sistem pertahanan, ketika sistem ini aktif maka menambah arousal yang tidak spesifik dan organisme menunjukan perhatian langsung terhadap lingkungannya. Riset beranggapan bahwa organisme harus mendapat pengetahuan tentang lingkungannya untuk bertahan hidup.
- Obat Anti Kegelisahan
Kelas Benzodiazepines
1.Chlordiazepoxide (Librium)
2. Diazepam (Varium)

Kondisi Stimuli dan Model Gray
Ada 2 jenis stimuli 
1. Hukuman  (punishment)
2. Bukan Hadiah (non reward)
Anak yang dulunya mendapat banyak hukuman ketika pada fase/waktu yang berharga, maka akan belajar menjadi gelisah, dan akan menyentuh fase itu lagi.


Phobias dan Serangan Panic

Phobias (Mineka,85) , keras hati dan perilaku yang tidak masuk akal terhadap objek atau situasi dan menderita adalah cirinya.

Memperlakukan phobia dengan Systematic Desensitization, Memberikan relaksasi dan memberikan stimuli dari yang rendah sampai tinggi agar mengurangi phobia.

Serangan Panic
Panic merupakan kekacauan dari kegelisahan, kehilangan kontrol.


 Diagram asal mula serangan panik :

Memperlakukan serangan panik dengan informasi

1. Meyakinkan bahwa mereka tidak akan mati saat ini dan tidak kena serangan penyakit cukup mengurangi kadar panik.

2. Meyakinkan mereka bahwa tidak ada lagi serangan yang mungkin terjadi di depan umum daripada di rumah, mereka cenderung untuk menguranginya maka harus tinggal di rumah.

3. meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan kehilangan kontrol atau memalukan sendiri jika mereka memiliki serangan panik yang terkait dengan meninggalkan rumah mereka.

Komponen Kognitif (Serangan Panik)

- Negatif affective (sikap negatif), Orang cenderung lebih mungkin mengalami stres dan ketidakpuasan berinteraksi dengan lingkungan, lebih menyimpan kesalahan,  melihat sisi dunia negatif, kurang punya konsep diri.
-  Bias dalam mengartikan keadaan stimulus rancu, Orang yang gelisah cenderung mengartikan stimulus dengan rancu
- Perhatian bias untuk memproses ancaman, orang yang gelisah akan kacau dalam perhatiannya terhadap suatu ancaman. 
- Pemikiran yang tidak diinginkan
Pemikiran yang  tidak diinginkan terjadi pada orang yang panik, seperti berfikir mendekati gila, kematian, dan kehilangan kontrol di tengah2 penyerangan pada dirinya.
- Kehilangan kontrol
Bahwa orang-orang yang mengalami kontrol kurang sebagai anak-anak cenderung memiliki bias terhadap menafsirkan peristiwa yang  diluar  kontrol mereka.
- Pikiran Termenung Tentang Kehilangan Kontrol
Berpengaruh negatif, mengurangi kepercayaan diri dan harga diri 
- Tidak Mampu Membuat Dinding Respon
Tidak mampu menyesuaikan diri dengan respon dengan keadaan yang mengancam atau fakta yang ada (Tidak ada respon yang mengontrol kegelisahan).


Teori Top-Down dan Bottom-Up dari Subjective Well- Being.

Bottom-Up teori berasumsi bahwa kebahagiaan datang dari akhir yang menyenangkan dan pengalaman yang tidak menyenangkan, jika mendapatkan kebahagiaan lebih banyak dari pengalaman yang tidak bahagia maka akan bahagia
Top-Down berasumsi seseorang bahagia karena cenderung melihat dunia dan diri mereka dengan pandangan positif

Pesimis dan Depresi

Pesimis dan Depresi mempunyai hubungan yang sangat dekat, Pesimis dapat menyebabkan depresi, ciri orang depresi adalah kehilangan motivasi.
Ada 3 macam depresi normal, unipolar (medis), bipolar (gen).
Bagaimana depresi merata ?
Menurut penelitian 78% siswa pernah mengalami depresi , dan depresi menyebabkan cenderung untuk bunuh diri dari 10 juta orang amerika yang pernah mengalami depresi sekitar 150.000 orang bunuh diri (1,5%).

Individu yang modern dan naiknya depresi
Zaman Modern ini di amerika meningkat 10 kali dalam 2 generasi, orang modern cenderung mengalami depresi dibanding mereka yang masih hidup di desa seperti petani, nelayan , dan orang yang religinya tinggi.
- Komponen Biologi dari depresi
1.Turunan dari depresi, Terjadi karena tidak dapat menguraikan gen dan pengaruh lingkungan, biasanya aktifitas depresi pada otak bagian kanan.
2. Catecholamine Depletion
Catecholamine zat di otak yang memicu sebuah respon emosi atas kejadian-kejadian yang menimbulkan depresi. 
3. Serotonin
Serotonin, yang juga dikenal sebagai hormon yang mengendalikan mood, menurut temuan para ahli di Inggris ternyata juga memainkan peran penting dalam mengatur emosi seperti amarah atau agresivitas.
4. Kelangsungan hidup dan pengaruh 2 ilmu biologi
Selfish Affect, ini adalah terlibat dalam penjagaan diri sendiri (sebuah tujuan hidup, jika gagal akan depresi).
Prosocial Affect, Terlibat dalam pemeliharaan kelansungan spesies (group dan kebutuhan cinta, jika gagal akan  depresi).

Menghilangkan depresi dengan obat
Orang yang terkena depresi antara 60%-80% menggunakan obat depresi, misal tricyclic anti depressats bekerja seperti cocain yang memblok  serotonin (hormon)

Stress dan Depresi
Mempunyai hubungan dekat, stres mengekspose manusia untuk tidak terkontrol, yang mengeluarkan hormon norepinephrine (mirip seperti adrenalin memicu jantung, pembuluh darah dan selaput keringat)


The Learned Component of Depression

Learned Helplessness (ketidakberdayaan)(hewan)
Menurut Seligman Ketidakberdayaan ini membuat motivasi berkurang karena yang dikerjakan tidak ada gunanya, disisi lain dapat menimbulkan solusi tepat. 
Misalnya contoh eksperimen seligman : didalam kotak ada pemisah yang satu diberi sengatan listrik yang satu tidak maka anjing yang sudah diberi pengetahuan akan lompat ke kotak yang aman , anjing yang tidak tahu maka akan tidak berdaya. Dan akan berperilaku  disituasi lain yang serupa. 

Learned Helplessness (manusia)
Hasil dari belajar hiroto menyebutkan bahwa manusia bereaksi sama seperti binatang mereka menekankan pada kognitif alam ketidakberdayaan pada manusia
Misal :  ada ruang dimana manusia menerima suara dan harus keluar dengan cara pindah dari box yang satu ke box yang lain terdapat tombol, yang berpengalaman akan langsung, yang tidak akan diam saja menerima suara yang mengganggu tersebut

Pengebalan
Memberikan pelajaran kepada seseorang agar berdaya menghadapi sesuatu

Komponen kognitif dari depresi

Memperbarui teori ketidakberdayaan (helplessness)
Ada 3 bagian bagaimana menjelaskan/menyikapi keadaan yang buruk dan menjelaskan/menyikapi keadaan yang baik.
1. Permanence (ketetapan, waktu yang berperan), 
2. Pervasiveness (mudah menyebar, ruang), 
3. Personal reponsibility,(menyangkut harga diri)

Status teori 
Prediksi yang bagus akan terbentuk jika menyatukan komponen – komponen penting prinsip tentang psikologi 

Misalnya : Salah satu mengapa orang menyerah bukan karena mereka percaya mereka tidak mampu tetapi karena mereka menghadapi rintangan yang tidak bisa mereka kontrol.
Pesimis Penyebab Depresi, Jika ada keadaan buruk maka dia pesimis menghadapinya akn depresi, maka pola pikir dirubah optimis, karena obat hanya sementara tidak mengajari orang berfikir optimis.
Pesimis dan Merenung, Karena pesimis maka orang lebih cenderung berfikir rumit dan menyebabkan merenung maka berfikir negative terhadap dunia. Jika Optimis juga dapat merenung tetapi mereka memandang positif dunia.

Pesimis dan Kesehatan
Pesimis menyebabkan banyak gejala penyakit, kanker menjadi lebih cepat berkembang dan menaikkan tekanan darah.
Teori Depresi dari Beck
3 pemikiran:
1. Orang depresi berfikir negatif walaupun interpretasinya bisa positif
2. Melihat bahwa berhubungan dengan lingkungan sekitar ada perampasan, penyakit dan kekalahan
3. Mereka cenderung untuk menyesuaikan fakta dengan kesimpulan negatif.

4 Macam Kesalahan dalam Pemikiran
1. Pernyataan yang berlebihan
2. melihat sebagian kegagalan sebagai kegagalan lengkap
3. Mengambil aspek negatif dari pengalaman dan menggunakannya untuk mengambil kesimpulan dari keahlian.
4. Menggunakan satu hasil untuk membuat kesimpulan dari keahlian.

Kesempurnaan dan Depresi
Membuat standar tinggi tentang sesuatu tetapi tidak dapat kepuasan, karena standarnya terlalu tinggi

Guilt and Shame (Rasa Bersalah dan Rasa Malu)
1. Rasa bersalah dan malu merupakan bagian dari emosi yang unik
2. Rasa bersalah dan malu bermain banyak dalam perilaku, termasuk penyimpangan seksual, perkosaan, kekacauan pola makan, mencandu alkohol dll
3. Orang yang banyak pesimis dan depresi akan banyak rasa bersalah dan rasa malu, dan penelitian menemukan bahwa rasa bersalah dan malu disebabkan depresi
4.. Emosi ini Merupakan bawaan dari kecil, tetapi cara bagaimana menyikapinya dengan belajar pada pengalaman.
5. Rasa Bersalah dan malu akan menyebabkan perilaku menjadi kacau ketika rasa itu berlebih.

Komponen Biologi
Guilt dan Shame merupakan emosi yang dapat menyesuaikan diri
Emosi ini penting dalam hubungan sosial sperti sensitif dalam membutuhkan orang lain dan mereparasi jika ada kesalahan.
Teori emosi berlainan (Discrete Emotion)
Ada 3 element dasar:
1.Neural Subtrate (Syaraf)
2. Karakteristik wajah
3. Perasaan



6 tahap Penyusunan Program Pelatihan/Pengembangan

6 tahap Penyusunan Program Pelatihan/Pengembangan

1. Identifikasi kebutuhan pelatihan atau studi pekerjaan (job study)

2. Penetapan sasaran pelatihan/pengembangan

3. Penetapan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya

4. Penetapan metode pelatihan/penyajiannya

5. Percobaan dan revisi

6. Implementasi dan evaluasi

Pengembangan 4 macam  keterampilan dalam pembelajaran

1. Knowledge based skills (keterampilan berdasarkan pada pengetahuan)

2. Singular behaviour skills (keterampilan perilaku sederhana, sepeti datang kerja ontime)

3. Limited inter personal skills (keterampilan antarpribadi terbatas, seperti memberikan arahan pada karyawan)

4.Social interactive skills (keterampilan interaktif sosial, (negosiasi))


Identifikasi kebutuhan pelatihan (job study)

Menurut cara yang digunakan oleh Gropper & Short seperti urutan Input-Action-Output  memberi kemungkinan untuk :
- Menetapkan pengetahuan, keterampilan apa yang diperlukan
- Menetapkan sasaran yang harus dicapai dalam pelatihan
- Menetapkan kriteria keberhasilan dan membuat alat ukurnya


Penetapan sasaran Pelatihan/pengembangan

Pada akhir pelatihan para trainees diharapkan dapat mengenal prinsip-prinsip manajemen umum dan dapat mengenal prinsip-prinsip manajemen umum dan dapat menggunakannya dalam situasi kerja.
Mager (1962) ada 3 aspek rumus sasarn subyek pelatihan dengan baik, dalam setiap sasaran hendaknya
1. Ada uraian tentang situasi yang diberikan (given what)
2. Ada uraian tentang apa yang harus dilakukan (does what)
3. Ada uraian tentang bagaimana baiknya trainee melaksanakannya (how well)

Sasaran khusus berdasarkan jenis perilaku yang hendak ditimbulkan melalui latihan, yaitu: 

a) Sasaran kognitif, sasaran yang menggambarkan perilaku kognitif (mampu mengenal, membedakan)
b) Sasaran afektif, meliputi perilaku yang berhubungan dengan perasaan dan sikap. Perilaku tentang suatu kesediaan dan kecendrungan
c) Sasaran psikomotor, meliputi perilaku gerak


Penetepan Kriteria Keberhasilan dengan Alat Ukurnya

        Sebagai kriteria keberhasilan pelatihan, dapat ditetapkan peilaku-perilaku trainees sebagaimana ditampilkan pada akhir program pelatihan.
Skor pada pre-test seharusnya rendah jika tinggi berarti sudah menguasai bahan dan post-test diharapkan tinggi karena pada akhir pelatihan
Sebagai alat ukurnya misalkan, berdasarkan intruksional diharapkan para trainees dapat mengetik surat dalam Bahasa Inggris yang terdiri atas 500 kata 


Penetapan Metode-metode Pelatihan dan Pengembangan

Ada 2 bentuk pelatihan 
1. Pelatihan-pada-pekerjaan (on-the-job)
2. Pelatihan-di luar- pekerjaan (off-the-job)
Pada metode pelatihan-di luar-pekerjaan ada dalam bentuk pelatihan di kelas, yang terdiri dari :
- Kuliah
Suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk menekan ingatan. Kelebihannya biaya yang dikeluarkan sedikit dan kekurangan para trainee lebih bersikap pasif mendengarkan.
- Konperensi (diskusi kelompok)
Pertemuan formal dimana terjadi diskusi tentang suatu hal penting. Kelebihannya para trainee lebih berpatisipasi secara lisan dan berinteraksi, kekurangannya biaya tinggi karena jumlah trainee terbatas
- Studi kasus (case study)
Uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan (kenyataan). Kelebihannya meningkatkan pemikiran analitis dan kecakapannya memecahkan masalah, kelemahannya data harus dikumpulkan/dicari sendiri oleh manajer 
- Bermain peran (role playing)
Adalah pola perilaku yang diharapkan. Ini digunakan untuk memberi kesempatan kepada para trainee untuk mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan mengembangkan pemahaman pengaruh kelakuan mereka terhadap orang lain 
- Programmed instruction
Terdiri atas satu urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai buku atau mesin pengajaran. Keutungan trainee dapat belajar sesuai dengan temponya(cara belajarnya), ada umpan balik langsung, partisipasi aktif.
- Simulasi
Suatu jenis alat/teknik yang menyalin setepat mungkin kondisi nyata yang ditemukan. Metode ini memprmudah pengalihan belajar dari pelatihan ke situasi kerja nyata


Percobaan dan revisi
        Setelah kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan, kriteria keberhasilan dan alat ukurnya dikembangkan, bahan latihan dan metode disusun dan ditetapkan, maka ini adalah paket terakhir.
Percobaan atau try-out adalah untuk mengidentifikasi kelemahan apa saja yang masih ada, apakah metode yang lain sudah tepat, jika ada kelemahan langsung diadakan revisi. Dengan demikian proses pelatihan dapat optimal


Model penilaian Keefektifan Program Pelatihan dan Pengembangan
1. Model Reaksi dari trainee
Pertanyaan dasarnya adalah sejauh mana para peserta merasa senang dengan program pelatihan ini.
- Senang tidaknya peserta terhadap program pelatihan dapat menentukan banyak sedikitnya proses pembelajaran
- Hasil penilaian peserta merupakan balikan bagi penyelenggaraan program pelatihan untuk meningkatkan mutu program pelatihan

Pada model ini tampak ada kecenderungan kuat dari peserta untuk secara tergesa-gesa menuliskan penilaiannya dan tidak tahu pasti ada proses pembelajaran atau tidak 

2. Model ‘After-only’ (model Hanya-Sesudah) dan
       
Model ‘Before-After’ (model Sebelum-Sesudah)
- Model Hanya-Sesudah
Pada model ini hanya diberikan tes pada akhir program pelatihan dinamakan post-test. Jika dibuat baik oleh peserta pelatihan maka dapat disimpulkan peserta berhasil memiliki pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan sasaran. 
Pada Model ini selain ada kelompok peserta pelatihan (eksperimental), ada kelompok kontrol yang secara identik sama tetapi tidak memperoleh pelatihan, dan akan dibandingkan hasilnya. Maka dapat disimpulkan terjadi proses pembelajaran atau tidak
Model Hanya-Sesudah (Miner 1992)
Kelompok    waktu 1 periode intervensi           waktu 2
Eksperimental-----------------------pelatihan------------------------------    Post-test
Kontrol---------------------------------------------------------------------------    Post-test
Kelemahannya peningkatan unjuk kerja hanya karena proses pelatihan dan susah mencari kelompok kontrol yang identik
- Model Sebelum dan Sesudah
 Model Sebelum-Sesudah (Miner 1992)
Kelompok    waktu 1 periode intervensi           waktu 2
Eksperimental------Pre-test----------pelatihan------------------------------    Post-test
Kontrol----------------Pre-test---------------------------------------------------    Post-test
Pada model ini kelompok Eksperimental dan Kontrol akan hampir sama pada Pre-test, dan dianggap identik. Kelompok Eksperimental Pre-test nya akan terlihat perbedaan nilai yang secara statistik lebih tinggi terhadap Post-est kelompok kontrol maka dapat disimpulkan terjadi perubahan,terjadi proses pembelajaran dan sasaran tercapai. 
Kelemahannya ada faktor lain di luar faktor pelatihan yang mempengaruhi unjuk kerja, misalnya dihargai oleh atasan

3. Model Penilaian Program Pelatihan/Pendidikan Tingkat 4
Pertanyaan dasarnya, Seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap organisasi?. Jika pendapatan yang diperoleh sebagai hasil pelatihan lebih besar daripada investasi biaya dalam training, maka program pelatihannya efektif.







Pelatihan Dan Pengembangan Tenaga Kerja

 1. Pengertian

Pelatihan menurut Sikula (1976) adalah : 

Proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan teroganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.

Misalkan : Program pelatihan untuk tenaga kerja nonmajerial diselenggarakan oleh berbagai Balai Latihan Kerja atau perusahaannya sendiri.

Pengembangan adalah :

Proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.

Misalkan : Suatu proses pendidikan jangka panjang seperti S1 dan S2

Tujuan dari Pelatihan dan Pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : 
- Meningkatkan Produktivitas
- Meningkatkan Mutu
- Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
- Meningkatkan Semangat Kerja
- Menarik dan Menahan Tenaga Kerja yang Baik
- Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Menghindari Keusangan (Obsolescence)
- Menunjang Pertumbuhan Pribadi


2. Teori-teori Pembelajaran. 

Apa yang dibawa seseorang sewaktu mulai bekerja, pengetahuan, keterampilan dan sikap, semuannya merupakan akibat dari proses pembelajaran

I. Teori ‘Connectionist’
Teori connectionist (keterkaitan) didasarkan pada asosiasi antara rangsangan dan jawaban ; pembelajaran dipostulasi sebagai suatu pengembangan perilaku (jawaban) sebagai hasil dari satu subjek dipaparkan kepada satu rangsang. Misalkan, anak merasa sayang dan tertarik pada ibunya (jawaban/reflek yang tidak dikondisikan). Setiap kali sebelum bertemu ibunya ia melihat ayahnya (rangsang yang dikondisikan). Setelah ini terjadi beberapa kali ia akan merasa sayang dan tertarik pada bapaknya (jawaban yang dikondisikan)
        Dalam pembelajaran operasi, perilaku-perilaku tertentu yang mula-mula dihasilkan secara acak diperkuat melalui beberapa kali pengukuhan kembali sehingga akan terjadi lebih sering. Ada 4 macam pengukuhan kembali (reinforcement), yang disebut contingencies of reinforcement.
a) Pengukuhan Kembali yang Positif
    Mencakup pemberian hadiah tertentu sesuai dengan bagaimana seseorang menunjukan perilaku yang diiginkan. Misal tenaga kerja mendapat hadiah karena satu tahun tidak pernah absen.
b) Pembelajaran dengan Upaya Penghindaran (Avoidance Learning)
    Mencakup penarikan diri atau menghindari satu kondisi tidak menyenangkan. Misalnya tenaga kerja menghindar untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang ia anggap benar.
c) Penghapusan/Penghilangan (Extinction)
    Mencakup satu penarikan diri dari pengukuhan kembali yang positif sedemikian rupa sehingga perilaku yang tidak diinginkan makin melemah dan akhirnya menghilang. Misalnya tenaga kerja mengajukan pandangan yang tidak bermakna, atasan mula-mula mau mendengar (pengukuh-kembali positif), akhirnya membiarkan tanpa memberikan tanggapan
d) Penghukuman (Punishment)
    Mencakup pemberian akibat yang negatif pada saat timbulnya perilaku yang tidak diinginkan, dengan tujuan untuk menurunkan frekuensi timbulna perilaku tersebut ( sehingga akhirnya menghilang)

II.  Teori  Congnitive
Para congnitivists menolak proposisi bahwa perilaku manusia hanya pada rangsang-jawaban (stimulus-response). Menurut Chisnall (1995) para congnitivists memandang pembelajaran sebagai proses dari merestruktur pengetahuan yang telah ada pada seseorang yang telah ada pada seseorang dalam kaitannya dengan masalah khusus. Misalnya, perilaku orang yang sangat rajin informasinya masuk ke dalam ingatan. Pada saat berbicara dengan orang tersebut ada tambahan data dan dapat memberikan pengaruh pada pandangan dan sikap

3. Konsep dan Prinsip Pembelajaran

Konsep pembelajaran (Miner (1992))
- Motivasi
- Pengukuhan Kembali (Possitive Reinforcement)
- Pengetahuan tentang Hasil, Misal dengan mengetahui hasil dari training mereka dapat mengkonsentrasikan diri pada hal-hal yang masih harus dipelajari 
- Praktek Aktif dan Pembelajaran Melalui Penghayatan (Eksperiental Learning)
- Pemindahan dari Pelatihan (Transfer of Training) 


Prinsip Pembelajaran
        Maier dan Verser (1982) mengatakan bahwa aspek pembelajaran yang terlibat dalam program pelatihan keterampilan teknik, program pembelajaran pelatihan penyeliaan dan pengembangan eksekutif adalah :
a) Proses pembelajaran asosiatif
aturan untuk pembentukan asosiasi
1. Seringnya pengulangan mempengaruhi jumlah dan kekuatan dari asosiasi
2. Perhatian dan minat merupakan mental set yang penting
3. Menggunakan pengulangan yang didistribusikan
4. Pembelajaran keseluruhan pada umumnya lebih baik dari pembelajaran bagian
5. Pengulangan aktif (membaca keras) lebih baik daripada mendengarkan 
6. Ingatan jangka pendek memperlihatkan penurunan yang cepat
7. Pengelompokan membantu ingatan

b) Pembelajaran selektif
Prinsip aspek seleksi dari pembelajaran 
1. Penggunaan  metode seleksi positif (pengukuhan positif)
2. Pengetahuan tentang hasil adalah pokok untuk seleksi
3. Hubungan sebab akibat harus dibuat jelas
4. Instruksi perorangan diperlukan untuk mengetahui apakah kesulitan dalam memberikan jawaban
5. Pembedaan pengindraan (Kemampuan Pengindraan)
6. Pemeroleh keterampilan
7. Pemahaman 
8. Perubahan sikap






Sudut Pandang Konflik (Organisasi)

Definisi Konflik

Suatu proses yang terjadi apabila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan mempengaruhi secara negatif yang diperhatikan oleh pihak pertama.
(Robbins, 1996)

Sudut Pandang Konflik

1.Tradisional (1930-1940)
- Konflik dinilai sebagai hal yang negatif
- Selalu menyulut kekerasan, destruktif, dan “ketidak rasionalan” pelaku konflik
- Konflik disebabkan karena buruknya komunikasi, kurang transparan diantara individu, atau kegagalan para manajer mengakomodir kebutuhan bawahannya.

2. Hubungan Manusia (1940-1970)
- Konflik merupakan sesuatu hal yang wajar
- Terjadinya konflik sulit dihindari dalam suatu organisasi

3. Pandangan Interaksionis
- Konflik tidak hanya memberikan kekuatan positif dalam organisasi melainkan mutlak diperlukan untuk dapat bekerja secara efektif.
- Konflik dinilai dapat membuat individu menjadi lebih kritis dan kreatif.

Macam-macam Konflik

1. Konflik Fungsional
Konflik yang mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok/konstruktif

2. Konflik Disfungsional
Konflik yang menghambat kinerja organisasi/destruktif




Komunikasi Dalam Organisasi (2)

 Komunikasi yang ideal :

1. Efektif : pesan/informasi yang disampaikan diterima dengan baik tanpa adanya distorsi oleh penerima pesan.

2. Efisien : Proses komunikasi dilakukan dengan biaya seminimal mungkin



Hambatan dalam Komunikasi Efektif : 

1. Frame of Reference

Setiap individu dapat menginterpretasikan pesan yang sama secara berbeda disebabkan, nilai, sikap kebutuhan yang berbeda.
Cth : Instruksi CEO untuk meningkatkan laba perusahaan kepada seluruh departemen

2. Selective Listening 

Individu mem-blok informasi yang bertentangan dengan belief/kepercayaannya. 
Cth : kenaikan BBM untuk menjaga pertumbuhan ekonomi

3. Value Judgments
Individu memberikan interpretasi pesan secara subyektif.
Cth : kampanye dalam pilkada 

4. Source Credibility 
Individu berasumsi thd rasa percaya dan keyakinan pada diri pemberi pesan/communicator. 
Cth : janji pemimpin yang sering memanipulasi data akan diabaikan oleh bawahannya

5. Semantic Problems
Masalah makna kata yang mempunyai dua arti yang berbeda.
Cth : iklan susu bendera 

6. Filtering 
Terjadi pada “downward communication” dengan memanipulasi informasi sehingga dinilai positif/baik.
Cth : instruksi pemimpin terhadap bawahannya

7. In-Group Language
Penggunaan jargon/istilah yang tidak diketahui oleh semua kalangan.

8. Status Differences 
Distorsi terjadi akibat posisi karyawan yang berbeda dalam organisasi

9. Time Pressures
Waktu yang sempit menyebabkan distorsi pesan.
Cth : pelayan restoran

10. Communication Overload
Terlalu banyak referensi/informasi menyebabkan distorsi.

Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam organisasi

Definisi
Suatu proses transmisi/penyampaian informasi dan pemikiran melalui berbagai simbol dari satu individu atau kelompok kepada pihak lain.
(Ivancevich & Matteson 2002, p.493)

Fungsi Komunikasi

Ada 4 fungsi utama :
1. Fungsi kendali/kontrol
2. Fungsi motivasi
3. Ekspresi Emosional
4. Transfer informasi

Proses Komunikasi :




Elemen Komunikasi :

1. Communicators; an employee with full of ideas
2. Encoding, translate process of communicator idea’s into a systematic of symbols (language)
3. Message, the result of encoding process
4. Medium, the interface of communication
5. Decoding-Receiver, the interpretation of message based on experiences and frame of reference
6. Feedback, affirmation to reduce distortion
7. Noise, the factors that distort the message

Sumber distorsi :

1. Distorsi = penafsiran pesan yang berbeda yang diterima oleh penerima pesan
2. Prasangka, pengetahuan, ketrampilan memahami, rentang perhatian menjadi faktor-faktor yang menyebabkan suatu pesan terdistorsi

Komunikasi pada Organisasi :

Beberapa alasan sulitnya komunikasi secara upward :
The reasons why employees don’t communicate upwards (Milliken et al 2003)

1. Fears & beliefs : 
a. Fear of being labelled negatively (30%)
b. Fear of damaging a relationship (27.5%)
c. Feelings of futility (25%)
d. Fear of retaliation or punishment (22.5%)
e. Concerns about negative impact on others (20%

2. Other factors :
a. Individual factors (eg. lack of tenure) (32.5%)
b. Organisational factors (eg. hierarchical structure) (30%)
c. Poor relationship with supervisor (20%)

Bentuk lainnya komunikasi dalam organisasi : 
1. Horizontal Communication 
flowing from one position to another on the same hierarchical level (e.g., from the accounting department head to the marketing department head).

2. Diagonal communication
communication flowing between an employee and higher level manager to whom she/he does not report, e.g., the marketing director communicating with a production foreman.

3. Communicating Externally
Typical external communication program includes four distinct programs: public relations, advertising, promotion, and customer/client/patient surveys.



Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...