Inteligensi Fluid (gf) dan Inteligensi Crystallized (gc)

         Raymond B Cattell (1963 dalam Azwar 1996) menyatakan bahwa kemampuan mental dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: inteligensi fluid (gf) yang merupakan bawaan biologis, dan inteligensi crystallized (gc) yang merefleksikan adanya pengaruh pengalaman, pendidikan dan kebudayaan dalam diri seseorang. 

        Selanjutnya dijelaskan bahwa inteligensi crystallized akan meningkat kadarnya dalam diri seseorang seiring dengan bertambahnya pengalaman, sedang inteligensi fluid lebih merupakan kemampuan bawaan yang diperoleh sejak kelahiran dan lepas dari pengaruh pendidikan dan pengalaman. Inteligensi fluid cenderung tidak berubah setelah usia 14 tahun atau 15 tahun, sedangkan inteligensi crystallized masih dapat terus berkembang sampai usia 30 – 40 tahun, bahkan lebih (Azwar, 1996).
        Howard Gardner (1983, 1993) mengajukan teori inteligensi yang bersifat jamak (multiple intelligence) yang membahas kemampuan otak manusia dan sensitivitasnya terhadap beragam budaya manusia. Gardner mengelompokkan inteligensi ke dalam tujuh kelompok: 
(1) inteligensi linguistik (linguistic intelligence), yaitu kemampuan menggunakan bahasa dalam memahami bacaan (the ability to use language in a literary sense), 
(2) inteligensi logika matematika (logical mathematical intelligence), yaitu kemampuan memahami dan menggunakan logika, matematika, dan ilmu pengetahuan (logical, mathematical and scientific ability), 
(3) inteligensi spasial (spatial intelligence), yaitu kemampuan membentuk suatu model mental dari masalah spasial meliputi kemampuan menggerakkan dan mengoperasionalkannya sesuai dengan model tersebut (the ability to form a mental model of spatial world including the ability to manuver and operate it according to the model)
(4) inteligensi musik (music intelligence), yaitu kemampuan menggunakan bahasa musik (the ability to use the languages of music), 
(5) inteligensi kinestik-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence), yaitu kemampuan memecahkan atau melihat masalah dengan cara menggunakan bagian-bagian badan atau seluruh badan (the ability to solves problems on to fashion them using parts of the body or the whole body ), 
(6) inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence), yaitu kemampuan memahami orang lain dan motivasi-motivasi mereka, dan kemampuan mengetahui bagaimana bekerja sendiri atau bekerjasama dengan orang lain (the ability to understand other people and their motivations, and to know how to work alone or cooperatively with others)
(7) inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence ), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan cara melihat ke dalam diri dan kapasitas untuk membentuk model yang akurat dan jujur mengenai diri sendiri yang dapat digunakan untuk menjalani hidup secara efektif (a correlative ability turned inward and a capacity to form an accurate and truthful model of self that can be used to operate effectively in life) (Khatena, 1992: 77-78).

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...