EMOSI

EMOSI

Setiap orang berperilaku untuk memuaskan motif-motif yang ada pada dirinya. Khususnya di kalangan masyarakat berbudaya Barat , banyak yang lebih suka mengatakan dirinya sebagai makhluk rasional: memuaskan segala motif yang ada pada dirinya secara rasional (dengan kemampuan intelektual). Namun dalam kenyataan sebenarnya dalam hidup sehari-hari manusia diwarnai oleh unsur perasaan dan emosi: kegembiraan dan kesedihan, kegairahan dan kekecewaan, cinta dan benci, ketertarikan dan penolakan, harapan dan kecemasan. Tanpa adanya perasaan-perasaan tersebut, hidup manusia akan terasa hambar dan suram. Perasaan-perasaan tersebut memberikan warna dan menjadi bumbu dalam kehidupan sehingga hidup dapat terasa nikmat dan menggairahkan; dan di sisi lain apabila gejolak perasaan kita terlalu kuat akan dapat membuat kita mengalami kekacauan dan membelokkan keputusan-keputusan kita (sahabat menjadi musuh, menjadi sangat sedih karena sakit demam, dsb) .

Apakah yang dimaksud dengan emosi? Sejauh ini, tidak ada definisi tunggal yang bisa disepakati diantara berbagai penulis dalam hal emosi. Hal ini disebabkan emosi memiliki berbagai aspek. Kleinginna & Kleinginna (dalam Morgen, dkk, 1986) berusaha membuat definisi yang komprehensif mengenai emosi , dan mengatakan bahwa emosi:

(a) Menyatakan tentang cara kita merasakan ketika kita dalam keadaan emosional

(b) Menunjukkan adanya aspek fisiologis atau jasmani sebagai dasar terjadinya perasaan-perasaan emosional

(c) Mencakup pengaruh-pengaruh emosi terhadap persepsi, proses berpikir, dan perilaku

(d) Menunjuk adanya dorongan atau motivasional yang melekat di dalam emosi-emosi tertentu, misalnya di dalam emosi takut atau marah

(e) Menunjuk pada cara bagaimana emosi diekspresikan ke dalam bahasa, ekspresi-ekspresi wajah, dan isyarat tubuh.

EKSPRESI EMOSI DAN PERSEPSI MENGENAI EMOSI

Ekspresi emosi kita akan sangat mempengaruhi orang lain. Demikian pula jika kita merasakan adanya ekspresi-ekspresi emosional seseorang, kita akan merespon dengan cara tertentu, dengan ekspresi emosi tertentu dari diri kita. Misalnya, bila teman kita memenangkan lomba dan mendapatkan hadiah serta menunjukkan kegembiraan, mungkin kita akan merespon/menanggapi dengan kegembiraan pula; atau tergantung pada persepsi kita mengenai situasi yang terjadi, mungkin saja kita merasa iri. Seringkali kita menyimpulkan kepribadian seseorang berdasarkan ekspresi emosinya. Misalnya, jika atasan kita kerap kali mengekspresikan permusuhan terhadap anakbuah tetapi bersikap menjilat terhadap boss yang diatasnya, maka kita menjadi tahu bagaimana kepribadiannya.

Kita mempersepsi emosi orang lain berdasarkan beberapa sumber:

(a) Suara. Suara merupakan salah satu saluran ekspresi emosional. Misalnya, teriakan menunjukkan ketakutan ataupun suka cita, rintihan menunjukkan kesakitan atau derita, isakan menunjukkan kesedihan, tawa menunjukkan kesenangan, dsb. Meskipun demikian, apa yang diucapkan oleh seseorang juga merupakan petunjuk penting mengenai emosinya.

(b) Gerakan-gerakan tubuh dan ekspresi wajah (ekspresi non-verbal). Hasil dari berbagai penelitian lintas budaya menunjukkan bahwa ekspresi-ekspresi  emosi tertentu (non verbal) merupakan faktor bawaan (innate/inborn). Hal ini pada mulanya telah diyatakan oleh Charles Darwin (tokoh pencetus teori evolusi manusia).

(c) Konteks (situasi di mana emosi terjadi). Sering kali ekspresi non verbal  dan situasi yang ada menjadi petunjuk yang searah (saling menunjang) mengenai emosi seseorang. Namun kadang-kadang ekspresi wajah  dan situasi yang ada memberikan petunjuk yang bertentangan, sehingga menyulitkan kita untuk menarik kesimpulan. Dalam situasi demikian, nampaknya kita lebih dapat berpegang pada ekspresi non verbal. Misalnya, seseorang mengucapkan selamat atas keberhasilan kita dengan tertawa, namun sorot matanya tidak menunjukkan kegembiraan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya rekan kita tersebut kurang senang dengan keberhasilan kita.

Meskipun kita sering kali dapat menyimpulkan emosi seseorang dengan akurat berdasarkan ekspresi wajah dan petunjuk-petunjuk yang lain, namun dapat juga terjadi keruwetan.

Yang menjadi sebab keruwetan dalam mempersepsi emosi seseorang tersebut adalah:

(a) Seseorang mungkin belajar untuk menekan ekspresi emosinya, dan belajar untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk lain yang berbeda dengan emosi primernya.

(b) Sering kali seseorang mengekspresikan beberapa emosi dalam waktu yang sama.

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...