Showing posts with label learning. Show all posts
Showing posts with label learning. Show all posts

Independent Learning (Pembelajaran Mandiri). (Aplikasi Aliran Humanistik)

Independent Learning (Pembelajaran Mandiri)
Pembelajaran Mandiri adalah proses pembelajaran yang 
menuntut murid menjadi subjek yang harus merancang, mengatur 
dan mengontrol kegiatan mereka sendiri secara bertanggung 
jawab. Proses ini tidak bergantung pada subjek maupun metode 
instruksional, melainkan kepada siapa yang belajar (murid), 
mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, 
siapa yang harus mempelajari sesuatu hal, metode dan sumber 
apa saja yang akan digunakan, dan bagaimana cara mengukur 
keberhasilan upaya belajar yang telah dilaksanakan (Lowry, dalam 
Harsono, 2007).
Dalam pelaksanaannya, proses ini cocok untuk pembelajaran di 
tingkat atau level perguruan tinggi, karena menuntut kemandirian 
yang tinggi dari peserta didik. Di sini pendidik beralih fungsi menjadi 
fasilitator proses belajar, bukan sebagai penentu proses belajar. 
Meski demikian, pendidik harus siap untuk menjadi tempat bertanya 
dan bahkan diharapkan pendidik betul-betul ahli di bidang yang 
dipelajari peserta.
Agar tidak terjadi kesenjangan hubungan antara peserta dan 
pendidik, perlu dilakukan negosiasi dalam perancangan pembelajaran 
secara keseluruhan (Harsono, 2007). Perancangan pembelajaran inipembelajaran merupakan alat yang fleksibel tetapi efektif untuk membantu peserta didik dalam penentuan tujuan belajar secara individual. Tanggung jawab peserta didik dan pengajar harus dibuat secara eksplisit dalam perancangan pembelajaran. Partisipasi para peserta didik dalam penentuan tujuan belajar akan membuat mereka lebih berkomitmen terhadap proses pembelajaran.

Harsono, 2007. Student Centered Learning (makalah dalam Lokakarya 
Peningkatan Pembelajaran melalui SCL, FPISB UII, Yogyakarta, 
4 April 2007).

Case Based Learning (Pembelajaran Berdasar Kasus). (Aplikasi Aliran Humanistik dalam Pendidikan)

Prinsip dasar dari metode ini adalah memfasilitasi mahasiswa 
untuk menguasai konsep dan menerapkannya dalam praktek 
nyata. Dalam hal ini analisis kasus yang dikuasai tidak hanya 
berdasarkan common sense melainkan dengan bekal materi yang 
telah dipelajari. Pada akhirnya metode ini memfasilitasi mahasiswa 
untuk berkomunikasi dan berargumentasi terhadap analisis suatu kasus (Afiatin, 2007) 
Prosedur yang dilakukan dalam metode ini adalah :
- Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang akan digunakan
- Dosen meminta mahasiswa mempelajari konsep dasar yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, dengan cara membaca buku teks yang membahas materi tersebut.
- Dosen membagikan lembar kasus yang telah dipersiapkan, dimana kasus ini haruslah relevan dengan tujuan dan materi 
pembelajaran
- Dosen membagikan lembar pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa berkaitan dengan pembahasan kasus tersebut. 
Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga menjadi panduan mahasiswa untuk dapat menganalisis kasus berdasarkan konsep dasar yang telah dipelajari
- Dosen meminta masing-masing mahasiswa mempresentasikan hasil analisis kasusnya. Mahasiswa dan dosen dapat memberikan tanggapan terhadap presentasi yang disajikan.
Pada intinya, pembelajaran dengan SCL sangat bertentangan dengan proses pembelajaran konvensional yang cenderung Teacher Centered Instruction, yakni proses pembelajaran yang mengandalkan guru atau dosen sebagai sentralnya. Di sini nampak aplikasi dari 
aliran humanistik, yang sangat ‘memanusiakan’ peserta didik.

Afiatin, T. 2007. Strategi Pembelajaran dengan Paradigma Student Centered Learning (makalah dalam Lokakarya Peningkatan Pembelajaran melalui SCL, FPISB UII, Yogyakarta, 4 April 2007).

Competitive Learning (Pembelajaran Kompetitif). (Aplikasi Aliran Humanistik dalam Pendidikan)

Prinsip pembelajaran ini adalah memfasilitasi mahasiswa saling berkompetisi dengan temannya untuk mencapai hasil terbaik. Kompetisi dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Kompetisi individual berarti mahasiswa berkompetisi dengan dirinya sendiri dibandingkan dengan pencapaian prestasi sebelumnya. 
Kompetisi kelompok dilakukan dengan membangun kerjasama kelompok untuk mendapat prestasi tertinggi (Afiatin, 2007). 
Prosedur proses pembelajaran kompetitif adalah sebagai berikut :
- Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran
- Dosen membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dengan 
jumlah anggota 5 – 7 orang
- Dosen menjelaskan prosedur tugas yang akan dikompetisikan 
dan standar penilaiannya
- Dosen memfasilitasi kelompok untuk dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya
- Masing-masing kelompok menunjukkan kinerjanya
- Dosen memberikan penilaian terhadap kinerja kelompok berdasar standar kinerja yang telah disepakati. 


Afiatin, T. 2007. Strategi Pembelajaran dengan Paradigma Student Centered Learning (makalah dalam Lokakarya Peningkatan Pembelajaran melalui SCL, FPISB UII, Yogyakarta, 4 April 2007).

Collaborative Learning (Pembelajaran Kolaboratif). (Aplikasi Aliran Humanistik)

Collaborative Learning (Pembelajaran Kolaboratif)
Prinsip dari Pembelajaran Kolaboratif adalah bahwa pembelajaran merupakan proses yang aktif. Mahasiswa mengasimilasi informasi dan menghubungkannya dengan pengetahuan baru melalui kerangka acuan pengetahuan sebelumnya. Pembelajaran memerlukan suatu tantangan yang akan membuka wawasan para mahasiswa untuk secara aktif berinteraksi dengan temannya. Di sini mahasiswa akan mendapatkan keuntungan lebih jika mereka saling berbagi pandangan yang berbeda dengan temannya (afiatin, 2007) 
Pembelajaran terjadi dalam lingkungan sosial yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan saling bertukar informasi, yang akan memudahkan mahasiswa menciptakan kerangka 
pemikiran dan pemaknaan terhadap hal yang dipelajari. Mahasiswa ditantang baik secara sosial maupun emosional ketika menghadapi perbedaan perspektif dan memerlukan suatu kemampuan untuk dapat mempertahankan ide-idenya. Dengan demikian melalui proses 
ini mahasiswa belajar menciptakan keunikan kerangka konseptual masing-masing dan secara aktif terlibat dalam proses membentuk pengetahuan.
Adapun prosedur pembelajaran kolaboratif adalah sebagai berikut :
- Dosen menjelaskan topik yang akan dipelajari
- Dosen membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang 
terdiri dari 5 orang
- Dosen membagi lembar kasus yang terkait dengan topik yang dipelajari
- Mahasiswa diminta membaca kasus dan mengerjakan tugas yang terkait dengan persepsi dan solusi terhadap kasus
- Mahasiswa diminta mendiskusikan hasil pekerjaannya dalam kelompok kecil masing-masing dan mendiskusikan kesepakatan kelompok
- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam kelas dan meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan. 

Afiatin, T. 2007. Strategi Pembelajaran dengan Paradigma Student Centered Learning (makalah dalam Lokakarya Peningkatan Pembelajaran melalui SCL, FPISB UII, Yogyakarta, 4 April 2007).

Kenali Kepribadianmu Dengan Big Five

✨ “Kenali Kepribadianmu dengan Big Five!” ✨ 🔹 1. Neurotisisme – Cemas & mudah gugup (Kebaikan) ↔ Tenang & percaya diri 🔹 2. Ekstra...