Tahap Operasi Konkret (Umur 7 – 11 tahun)
Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan aturan-aturan yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi tersebut bersifat reversibel (dapat dibalik), artinya dapat dimengerti dari 2 arah, yaitu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi.
Misalnya, benda A dibuat menjadi benda B, dan dengan cara tertentu dapat dikembalikan pada benda A lagi. Pada Matematika, sifat reversibel tampak pada operasi penjumlahan (+), pengurangan (-), urutan (<), persamaan (=). Misalnya, bila A + B = C, maka dapat dibuat C – B = A. Operasi ini mengandung sifat kekekalan (konservasi) dan bersifat menyeluruh. Ciri utama tahap Operasi Konkret adalah adanya transformasi reversibel dan sistem kekekalan / konservasi. (Piaget & Inhelder, 1969).
Dengan telah berkembangnya sistem pemikiran logis, maka dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi, sehingga tidak menghadapi kesulitan menyelesaikan persoalan-persoalan konversi. Anak juga sudah lebih decentering yaitu menganalisis masalah dari berbagai segi. Tahap Operasi Konkret ditandai adanya sistem operasi berdasarkan apa yang kelihatan / nyata / konkret, belum yang bersifat abstrak apalagi yang bersifat hipotesis.
a. Transfomasi Reversibel
Pada tahap ini anak sudah mulai mengerti proses transformasi (perubahan). Anak tidak melihat setiap tahap perubahan sebagai yang berdiri sendiri tetapi sebagai satu kesatuan. Misalnya anak diberi benda yang berputar. Ia sudah dapat melihat seluruh proses berputarnya, bukan hanya kedudukan akhir dan kedudukan awalnya (Wadsworth, 1989).
Terdapat 2 (dua) macam reversibel pada tahap ini yaitu: inversi dan resipro k. Inversi adalah proses transformasi kebalikan, misalnya +A diinversi menjadi –A. Resiprok adalah proses transformasi pencerminan, misalnya A < B, adalah merupakan resiprok B > A.
Menurut Piaget, suatu transformasi selalu menunjuk bentuk tetap dari suatu sistem. Suatu yang tetap dari suatu sistem disebut skema kekekalan (konversi). Dalam eksperimen Piaget, proses inversi ditunjukkan sebagai berikut:
Lihat Gambar 8 !
Tiga bola dimasukkan ke silinder dengan urutan dari bawah ke atas (A, B, C) seperti nomor 1. Selanjutnya silinder diputar 1800. Bila ditanyakan kepada anak-anak, “Bagaimana sekarang urutan dari ketiga bola tersebut?”. Anak yang masih pada tahap PraOperasi menyatakan urutannya tetap yaitu A, B, C seperti nomor 2. Anak yang berada pada tahap Operasi Konkret menyatakan urutannya terbalik menjadi C, B, A seperti nomor 3. Jadi anak yang berada pada tahap Operasi Konkret sudah mengerti transformasi inversi, sedang yang berada pada tahap PraOperasi belum mengerti.
Piaget memberikan contoh transformasi resiprok
Lihat Gambar 9 !
Ada dua gelas yang satu lebar, yang satu sempit tetapi tinggi. Anak yang sudah berada pada tahap Operasi Konkret mengetahui walaupun tinggi air tidak sama, tetapi volumenya tetap sama. Baginya air tidak berubah, karena lebar gelas dikompensasi dengan tinggi air, atau tinggi air dicerminkan dengan lebar gelas.
b. Sistem Kekekalan (Konversi)
Pada tahap ini (Operasi Konkret) anak sudah dapat mengerti adanya konsep kekekalan objek. Misalnya ada 2 gelas yang besarnya berbeda, (seperti gambar 9) kedalamnya dituangkan air yang sama volumenya. Anak dapat mengetahui volumenya sama walaupun tinggi air berbeda. Tinggi air tidak mengubah volume air. Meskipun ukuran gelas berbeda, volume air tetap sama. Piaget dalam penelitiannya menemukan 6 macam perkembangan kekekalan:
1). Kekekalan Bilangan
Pengertian kekekalan bilangan muncul pada umur 5 atau 6 tahun. Anak pada umur ini dapat mengadakan transformasi korespondensi (kesesuaian gagasan dengan realita). Misalnya anak diberi 8 dadu, dan disuruh menghitung, anak tahu jumlahnya tetap 8. Bila dadu-dadu tersebut diletakkan dalam kotak, dalam gelas, diatur dengan jarak lebih lebar, jumlahnya tetap 8.
2). Kekekalan Substansi
Kekekalan substansi muncul pada anak usia 7 atau 8 tahun. Pada umur ini anak sudah dapat menangkap bahwa substansi (banyaknya) suatu benda itu tetap. Substansi bungkalan lilin / lumpur tetap sama meskipun bentuknya diubah-ubah.
3). Kekekalan Panjang
Kekekalan panjang ini terjadi pada anak umur 7 atau 8 tahun. Anak dihadapkan pada sebuah tongkat lurus (A), lalu dipotong-potong (B), atau dibengkokkan (C).
Lihat Gambar 10!
Anak pada tahap Operasi Konkret sudah mengerti bahwa panjang tongkat tetap sama. Anak pada tahap sebelumnya tidak tahu bahwa A, B, C itu sama (mungkin B > C dan C < A).
4). Kekekalan Luas
Untuk meneliti kekekalan luas, Piaget menggunakan Lembu, dengan tempat rumput makanannya.
Lihat Gambar 11!
Pada gambar A, ada 2 tempat rumput yang sama besarnya dipisah. Sedang gambar B, 2 tempat rumput tersebut disusun dalam satu susunan, sehingga kelihatannya lebih besar / luas.Pertanyaan yang diajukan Piaget, “Lembu mana yang makan rumput lebih banyak ? Lembu A atau B ?”
Anak yang belum mempunyai konsep kekekalan luas, akan mengatakan lembu B makan rumput lebih banyak, karena tempat rumput B lebih luas daripada tempat rumput A. Anak yang sudah mempunyai konsep kekekalan luas, akan mengatakan bahwa lembu A dan B makan rumput yang sama, karena tempat A dan B sama luasnya. Hanya pada A dipisah, pada B disusun menjadi satu.
5). Kekekalan Berat
Kekekalan berat ini terjadi pada anak umur 9 atau 10 tahun. Kekekalan berat ini diteliti dengan tanah liat dibentuk dalam macam-macam bentuk.
Lihat Gambar 12!
Anak pada tahap Operasi Konkret mengerti bahwa tanah liat tersebut beratnya sama walaupun bentuknya berbeda, tetapi anak dibawah umur 9 tahun tidak mengerti bahwa beratnya tetap sama. Ia mengira tanah liat persegi panjang lebih ringan karena bentuknya kecil memanjang.
6). Kekekalan Volume
Ini terjadi pada anak umur 11 atau 12 tahun. Volume air tetap walaupun tempatnya dimasuki benda padat, sehingga tinggi permukaan air naik.
Lihat Gambar 13!
Anak pada tahap Operasi Konkret dapat mengetahui volume air tetap sama. Anak pada tahap sebelumnya masih mengira volume air bertambah setelah dimasuki benda padat. Kekekalan-kekekalan di atas didasarkan pada sifat inversi, karena bila air itu dikembalikan ke gelas semula tetap sama, resiprok, karena besarnya tanah liat walaupun kelihatan lebih kecil dan memanjang tetapi beratnya tetap sama. Identitas, volume air pada gambar 13, atau tanah liat pada gambar 12 tetap sama.
No comments:
Post a Comment