Psikologi Filosofis

Psikologi Filosofis

Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa psikologi semula tergabung dengan filsafat, sehingga hal-hal yang dipergunakan dalam filsafat, misalnya metoda analisis, tujuan studi, mempengaruhi psikologi. Namun selanjutnya seperti ilmu-ilmu yang lain, demikian juga psikologi melepaskan diri dari filsafat.
Abad XVII merupakan abad perkembangan ilmu pengetahuan (science). Sebelum itu ahli-ahli selalu mempelajari sesuatu dengan mencari hakekat dari sesuatu, atau mencari sesuatu di balik fisis atau metafisis yang kita sebut hakikat. Salah seorang tokoh zaman Yunani kuno yang terkenal dengan metoda analisis metafisis adalah Aristoteles. Pada abad XVII cara berpikir metafisis mulai ditinggalkan oleh ilmu-ilmu empiris, dan berkembanglah pandangan bahwa ilmu pengetahuan harus objektif; artinya harus berdasarkan sesuatu yang nyata atau harus berdasarkan sesuatu yang empiris atau sesuai dengan pengalaman. 
Ilustrasi tentang perkembangan pengaruh filsafat pada perkembangan psikologi tampak dalam pengaruh aliran rationalisme dalam diri Descartes dan empirisme dengan tokohnya John Lock

a. Rationalisme Descartes
Tokoh faham Rationalisme adalah Rene Descartes (1596-1650). Sumbangan Rene Descartes dalam Psikologi adalah menyangkut konsepsi tentang hubungan antara psikis dengan fisik. Teori sebelum Descartes menyatakan hubungan psikis dengan fisik bersifat searah. Artinya psikis mempengaruhi badan tetapi badan tidak mempengaruhi psikis. Tetapi menurut Descartes hubungan itu bersifat timbal balik (reciprocal) psikis mempengaruhi fisik, sebaliknya fisik juga mempengaruhi psikis.
Menurut Descartes, psikis itu hanya mempunyai satu fungsi yaitu berpikir, sedang fungsi-fungsi lain dijalankan oleh fisik. Dan sebagai seorang rasionalis, Descartes lebih menitik beratkan pada peran ratio. Hal ini dapat disimpulkan dari pandangannya yang menyatakan: “Cogito Ergo Sum” artinya “Karena aku berpikir maka aku ada”. 

b. Empirisme John Lock
Tokoh dari faham Empirisme adalah John Locke (1632-1740). Menurut John Locke manusia tidak dilengkapi pengetahuan apapun pada waktu dilahirkan. Pengetahuan itu diperoleh melalui pengalaman. Anak yang dilahirkan itu seperti tabularasa yaitu kertas putih bersih yang akan ditulisi oleh pengalaman.
Locke membedakan 2 macam pengalaman, yaitu pengalaman yang datang dari penginderaan (sensation), dan pengalaman yang datang dari refleksi (reflection). Pengertian yang datang dari penginderaan (dari sensory input) langsung berasal dari objek fisik yang datang dari lingkungan. Operasional dalam otak merupakan operasional atas dasar penginderaan. Dengan kata lain penginderaan merefleksikan pengertian. Fungsi kognitif merupakan refleksi dari pengertian yang tergantung pada pengalaman sensoris, pengalaman melalui pencaindera.

Pengaruh Fisiologi dan Pengetahuan 

Alam pada psikologi
Pengaruh pengetahuan alam (science) dan fisiologi pada psikologi menjadi permulaan psikologi eksperimental. Seperti yang telah dikemukakan dalam uraian terdahulu Wilhelm Wundt dapat dipandang sebagai bapak psikologi eksperimental. Walaupun demikian bukan berarti bahwa sebelum Wundt belum ada yang melakukan eksperimen dalam kaitannya dengan psikologi.

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...