PEMBENTUKAN KESAN
Ciri Khas
§ Evaluasi senang atau tidak senang: merupakan dimensi dasar terpenting dalam persepsi seseorang terhadap orang lain (Rosenberg, Nelson, dan Vivekanantahan, dalam Sears dkk 1994)
§ Proses pembentukan sering bersifat mekanis, cenderung hanya mencerminkan sifat orang lain yang diamati.
Model Pembentukan Kesan Menyeluruh
§ MODEL MERATA-RATAKAN: kumpulan informasi mengenai sisi positif dan negatif digabungkan dan dirata-ratakan. (merupakan cara evaluasi yang terbaik)
§ MODEL MENAMBAHKAN: pengamat menilai orang lain dengan kaca mata positif, sehingga penilaian cenderung tinggi.
Konsistensi Kesan
Orang cenderung membentuk kesan atas karakteristik orang lain secara konsisten, kendati dengan sedikit informasi.
Prinsip ini mengandung bias dalam penilaian:
- IMPLICIT PERSONALITY THEORY
Contoh: Jika seseorang ramah, berarti sekaligus murah hati, rendah hati, toleran, dsb.
- HALLO EFFECT
Contoh: Orang yang buruk selamanya dianggap buruk
PENDEKATAN KOGNITIF
Ini merupakan alternatif dari pendekatan mekanis tsb di atas dalam pembentukan kesan.
Dalam pendekatan ini pengamat tidak hanya mempertimbangkan penggalan-penggalan informasi secara terpisah, melainkan berupaya menyimpulkan kesan tentang seseorang secara keseluruhan. Hal ini memiliki implikasi tertentu:
- KONTEKS
Setiap karakteristik akan diberi makna berbeda jika konteksnya berbeda.
- CENTRAL TRAIT
Beberapa ciri yang melekat pada seseorang diasumsikan lebih berarti daripada ciri lainnya.
Misalnya, seseorang yang digambarkan memiliki ciri-cir: rajin, tekun, teliti, dingin, bertanggungjawab. Orang tsb cenderung dinilai negatif karena adanya ciri “dingin” (dianggap penting!) meski memiliki ciri-ciri lain yang positif.
§ Penilaian terhadap ciri-ciri lahiriah dapat lebih akurat
§ Konteks yang melatarbelakangi lebih mempermudah penilaian agar lebih akurat
§ Penilaian terhadap keadaan internal (perasaan, emosi, kepribadian, motivasi, dsb) lebih sulit, cenderung kurang akurat.
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Manusia mengkomunikasikan diri sendiri melalui dua saluran: komunikasi verbal (dengan pembicaraan) dan komunikasi non verbal.
Komunikasi non-verbal adalah aktivitas menyampaikan informasi tanpa mempergunakan bahasa. Terdapat dua saluran komunikasi non-verbal:
§ Yang kelihatan: JARAK FISIK, ISYARAT, KONTAK MATA
§ Parabahasa : Parabahasa merupakan keragaman berbicara yang berbeda dari kata-kata actual atau tata-kalimat, yang memuat banyak arti, mencakup: NADA SUARA, KERAS LEMBUT SUARA, IRAMA NAIK TURUNNYA SUARA, SIKAP RAGU MENYAMPAI-KAN INFORMASI.
MASALAH PENIPUAN
§ Untuk mengetahui apakah seseorang berbohong, petunjuk yang dapat digunakan adalah petunjuk verbal dan non-verbal.
§ Apabila seseorang berbohong secara verbal (dengan kata-katanya) maka dapat digunakan petunjuk non-verbal. Hal ini karena saluran non-verbal lebih sulit untuk dikendalikan sehingga mudah “bocor”.
§ Mereka yang menipu biasanya menunjukkan ekspresi cemas, tegang, dan gugup melalui saluran parabahasa. Misalnya, rata-rata nada suaranya lebih tinggi bila dibanding ketika tidak berbohong (Ekman et al, 1976; Krauss et al, 1976).
____________________________________________
Sumber:
Sears, David, O., Freedman, J.L., Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial.Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment