Stereotype
Secara umum stereotip dapat diartikan sebagai generalisasi terhadap sifat-sifat seseorang berdasarkan sifat umum kelompoknya.
Jika seseorang mengartikan stereotip sebagai prasangka yang terbentuk akibat menempatkan orang lain pada golongan tertentu, maka sudah barang tentu stereotip sangat tidak diinginkan oleh masyarakat. Kita mungkin menjadi tidak enak dengan adanya kerangka kerja kognitif (cognitif framework) dan teori kepribadian implisit karena sepertinya sama saja dengan mengelompokkan orang dalam stereotip tertentu. Namun jika stereotip diartikan sebagai praduga yang terbentuk akibat menempatkan orang lain dalam kategori-kategori kognitif, di sini stereotip berarti sama dengan pembentukan kesan (bersifat netral dan tidak membahayakan interaksi sosial). Dengan demikian kita harus waspada apabila stereotip muncul dalam benak kita, khususnya jangan sampai terjadi stereotip yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
Stereotip sosial yang membahayakan interaksi sosial biasanya berkaitan dengan kategori-kategori yang terdapat dalam dimensi etnis (seperti: ras, kebangsaan, agama) ataupun dalam dimensi demografis (seperti: gender, wilayah dalam suatu negara). Kategori-kategori ini biasanya menunjuk pada kelompok minoritas dan hampir selalu membuat anggapan tentang perilaku yang tidak diharapkan. Misalnya, anggapan bahwa orang Irlandia itu tukang ribut dan pemabuk, orang Yahudi itu cerdik dan ambisius, orang kulit hitam itu suka iseng dan bodoh, dsb.
No comments:
Post a Comment