Indera pendengaran

 Indera pendengaran

Selanjutnya akan diuraikan tentang indera pendengaran. Plotnik (2005 : 102) menjelaskan mengenai indera pendengaran sebagai berikut :

Sebagian besar dari kita berpikir bahwa kita mendengar dengan telinga dan lewat telinga kita dapat membedakan misalnya musik dari Rolling Stone dan gonggongan seekor anjing. Apa yang terjadi sebenarnya, baik musik maupun gonggongan anjing cuma menghasilkan gelombang suara, yang hanya merupakan rangsangan untuk pendengaran. Telinga menerima gelombang suara, tetapi otak yang secara nyata melakukan pendengaran, sehingga kita dapat membedakan antara nyanyian Stones “I Can Get No Satisfaction” dan gonggongan anjing. Ini merupakan proses rumit dan langkah pertamanya berasal dari telinga luar.







1) Telinga luar

Satu-satunya alasan mengapa telinga memiliki bentuk khusus dan menempel di sebelah luar kepala adalah untuk mengumpulkan gelombang suara. Maka gelombang suara yang dikeluarkan oleh Rolling Stone dikumpulkan oleh telinga luar kita.

Telinga luar terdiri dari 3 susunan: telinga bagian luar, saluran pendengaran, dan selaput gendang . Telinga bagian luar adalah suatu susunan berbentuk oval yang menonjol dari samping kepala. Fungsi telinga bagian luar adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengirimnya ke dalam saluran sempit yang disebut saluran pendengaran. (“The outer ear consists of three structures: external ear, auditory canal, and tympanic membrane. The external ear is an oval-shaped structure that protrudes from the side of the head. The function of the external ear is to pick up sound waves and send them down a long, narrow tunnel called the auditory canal”). (Plotnik, 2005 : 102).

a). Saluran pendengaran berbentuk pipa panjang yang menyalurkan gelombang suara sampai menyentuh selaput tipis yang tegang — gendang telinga, atau selaput gendang. (“The auditory canal is a long tube that tunnel sound waves down its length so that the wave strike a thin, taut membrane — the ear drum, or tympanic membrane”). (Plotnik, 2005 : 102).

Dalam beberapa kasus saluran pendengaran menjadi tersumbat akibat kotoran telinga yang mengganggu perjalanan gelombang suara menuju gendang telinga. Kotoran telinga sebaiknya dibersihkan oleh ahli telinga sehingga tidak merusak selaput gendang yang sangat sensitif.

b). Selaput gendang  adalah suatu selaput tipis dan tegang yang sering disebut gendang telinga. Gelombang suara menyentuh selaput gendang dan menyebabkannya bergetar. Selaput gendang menyalurkan getaran ke tulang pertama dari ketiga tulang kecil yang menempel di sana. (“The tympanic membrane is a taut, thin structure commonly called the ear drum. Sound waves strike the tympanic membrane and cause it to vibrate. The tympanic membrane passes the vibrations on to the first of three small bones to which is it attached”). (Plotnik, 2005 : 102). Selaput gendang menjadi batas antar telinga luar dan telinga tengah.

2)  Telinga tengah

Fungsi telinga tengah seperti pengeras suara radio, menangkap dan menambah atau mengeraskan getaran.

Telinga tengah adalah rongga tulang yang menonjol, yang masing-masing ujungnya dilapisi selaput. Kedua selaput dihubungkan oleh 3 tulang kecil. Ketiga tulang kecil tersebut disebut ossicles ; dan sesuai bentuknya, ketiga tulang tersebut lazimnya disebut sebagai palu, peron/beranda, dan sanggurdi/ behel. Ossicle pertama — palu — menempel pada bagian belakang selaput gendang. Ketika selaput gendang bergetar, palu juga bergetar. Selanjutnya,  palu mengirim getaran itu ke beranda yang kemudian melanjutkannya pula ke sanggurdi/behel. Sanggurdi melakukan sambungan dengan selaput akhir yakni jendela oval. Ketiga ossicle bertindak seperti pengungkit yang sangat mengeraskan getaran, yang menyebabkan jendela oval yang menempel di situ bergetar. (“The middle ear is a bony cavity that

 

sealed at each end by membrane. The two membranes are connected by three small bones. The three bones are collectively called and, because of  their shapes, are referred to as the hammer, anvil, and stirrup. The first ossicle – hummer – is attached to the back of the tympanic membrane. When the tympanic membrane vibrates, so does the hammer. In turn, the hammer send the vibrations to the attached anvil, which further send the vibrations to the attached stirrup. The stirrup makes the connection with the end membrane, the oval window. The three ossicles act like levers that greatly amplity the vibration which, in turn cause the attached oval to vibrate”). (Plotnik, 2005 : 102).

Jadi fungsi telinga tengah adalah menangkap getaran yang dihasilkan oleh selaput gendang, mengeraskan getaran, menyalurkannya ke jendela oval sebagai batas akhir telinga tengah dan batas awal telinga dalam

3) Telinga dalam

Telinga dalam memiliki dua susunan utama yang dibungkus dengan rongga tulang: cochlea yang turut berperan serta dalam proses pendengaran, dan sistem vestibular yang memiliki peran dalam menjaga keseimbangan.

Cochlea terletak pada telinga bagian dalam, yang bagian luarnya mempunyai tulang bergulung yang menyerupai rumah siput. Cochlea berisi alat penerima untuk mendengar, dan fungsinya adalah melakukan transduksi — mengubah getaran menjadi rangsangan syaraf yang dikirim ke otak untuk diproses menjadi informasi pendengaran. (“The cochlea located in the inner ear, has a body coiled exterior that resembles a snails shell. The cochlea constains the receptors for hearing and it function is transduction – transforming vibration into nerve impulses that are sent to the brain for processing into auditory information”). (Plotnik, 2005 : 102).

Para peneliti menyamakan cochlea dengan miniatur kotak indah yang dibuat dari tulang dan berisi permata yang berharga; dalam hal ini serupa dengan miniatur sel yang merupakan penerima untuk mendengarkan.

a). Telinga dalam (lanjutan)

Jika kamu mengambil dua sedotan, peganglah satu per satu, kemudian lingkarkan sedotan mengelilingi jari-jarimu, kamu akan mempunyai suatu tiruan cochlea yang sangat besar. Cochlea terdiri dari dua pipa sempit yang panjang (lingkaran) yang dipisahkan oleh selaput (basilar dan tectorial) tetapi bersatu kembali dan tergulung menjadi gulungan. Bagian awal dari gulungan dilapis oleh selaput jendela oval. Maka ketika ossicles menggetarkan jendela oval, jendela oval menggetarkan cairan dalam pipa cochlea di mana penerima pendengaran berada.

b). Penerima pendengaran yang disebut sel-sel rambut halus, merupakan miniatur sel berbentuk rambut halus yang mencuat dari selaput bawah cochlea, dan disebut selaput basilar. Getaran cairan dalam pipa cochlea menyebabkan gerakan selaput basilar yang melengkungkan sel-sel rambut. Lengkungan mekanis dari sel-sel rambut membangkitkan miniatur kekuatan listrik, yang apabila cukup besar dapat memicu rangsangan syaraf (transduksi). (“The auditory receptors called hair cells, are miniature hair-shaped cells that stick up from the cochlea’s bottom membrane, called the basilar membrane. Vibration of fluid in the cochlea tubes causes movement of  the basilar membrane, wich literally bends the hair cells. The mechanical bending of the hair cell generates miniature electrical forces that, if large enough, trigger nerve impulses (transduction)”). (Plotnik, 2005: 103).

c). Syaraf pendengaran merupakan sekumpulan serat yang menghantar rangsangan syaraf (sinyal elektrik) ke cortex pendengaran pada otak untuk diproses (“The auditory nerve is a band of fiber that carry nerve impulses (electrical signal) in the auditory cortex of the brain for processing”). (Plotnic, 2005 : 103).

Sekarang cochlea telah menyelesaikan proses transduksinya — yaitu mengubah getaran menjadi rangsangan syaraf. Namun kita tidak akan mendengar suara apapun sebelum rangsangan mencapai otak kita.

Dari uraian tentang indera pendengaran maupun indera penglihatan dapat disimpulkan bahwa tanpa diprosesnya rangsangan dari kedua indera tersebut di otak, kita tidak melihat atau mendengar apapun. Kedua indera tersebut hanya berfungsi menangkap stimulus dan melakukan proses transduksi yaitu mengubah energi fisik (gelombang cahaya dan gelombang suara) menjadi rangsangan syaraf atau sinyal elektrik lalu mengirimnya ke otak untuk diproses. Proses dalam otak selanjutnya disebut sensasi dan persepsi.

Setelah rangsangan syaraf mencapai otak, proses dua tahap terjadi:  pertama rangsangan syaraf pendengaran diubah menjadi suara yang tidak bermakna, kemudian menjadi suara yang bermakna. Langkah pertama tersebut terjadi dalam area pendengaran utama.  Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

(1) Cortex pendengaran utama, yang terletak di tepi atas cuping sementara, mengubah rangsangan syaraf (sinyal elektrik) menjadi sensasi pendengaran dasar, seperti bunyi tidak bermakna dan suara dari berbagai pidato penawaran barang dan kebisingan. (“The primary auditory cortex, which is located at the top edge of the temporal lobe, transforms nerve impulses (electrical signal) into basic auditory sensations, such as meaningless sound and tones of various pitches and loudness”) . (Plotnik, 2005 : 103).

Selanjutnya cortex pendengaran utama mengirim rangsangan (sensasi) ke area penghubung pendengaran. Proses ini merupakan tahap kedua yang berlangsung sebagai berikut:

(2) Area penghubung pendengaran menerima sensasi pendengaran yang tidak bermakna dalam bentuk rangsangan syaraf dari area pendengaran utama terdekat. Area penghubung pendengaran menggabungkan sensasi pendengaran yang tidak bermakna menjadi persepsi, seperti melodi, nyanyian, kata dan kalimat yang bermakna (“The auditory association area receive meaningless auditory sensation in the form of neural impulses from the neighboring primary auditory area. The auditory association area combines meaningless auditory sensation into perceptions, which are meaningful melodies, songs, words, or sentences”) . (Plotnik, 2005 : 103).

Proses mulai dari gelombang suara masuk telinga sampai saat orang menyadarinya sebagai nyanyian Rolling Stones, berlangung dalam waktu yang sangat singkat.  Sepanjang proses yang sangat singkat itu, gelombang suara diubah menjadi rangsangan, rangsangan menjadi sensasi, dan sensasi menjadi persepsi.

 


No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...