Psikologi Analitik dari Jung
Dalam mengembangkan teorinya, Jung menggabungkan antara pengalaman-pengalaman masa kecilnya (mimpi-mimpi tentang simbol-simbol dan imajinasi religius) dengan pengalaman-pengalaman para pasiennya. Selain itu Jung juga mengembangkannya berdasarkan teknik-teknik eksperimental yang berupa tes word-association, yaitu tes yang meminta individu untuk merespon secepat mungkin terhadap setiap kata yang disodorkan kepadanya (misalnya kata “kepala”, “berdoa”, “dosa”, “pengantin wanita”, “siksaan”). Seluruhnya terdiri dari 100 kata/istilah. Dalam hal ini, selain mencatat isi responnya, Jung juga mencatat lamanya individu memulai responnya, serta apakah kata-kata tertentu mempengaruhi pola pernafasan dan keringat. Stimulus kata-kata yang tertunda responnya (menunjukkan ketidakmampuan untuk merespon) atau direspon dengan tanda-tanda tertentu, menurut Jung merupakan bagian dari Complexes (kompleks-kompleks). Menurut Jung, Kompleks adalah suatu jaringan kerja dari ide-ide yang terjalin bersama emosi atau serangkaian perasaan.
Jung, seperti halnya Freud, mengemukakan gambaran tentang struktur kepribadian. Salah satu struktur kepribadian yang diungkapkan oleh Jung adalah Ketidaksadaran Kolektif (the collective unconscious), yang merupakan bagian dari ketidaksadaran yang berada di luar pengalaman pribadi individu-individu, tumbuh dari pengalaman-pengalaman lampau bangsa manusia. Di dalamnya tersimapan gambaran-gambaran, kesan-kesan, atau kecenderungan-kecenderungan primitif yang umum terdapat pada anggota-anggota masyarakat dahulu kala. Jung menyebut imajinasi, kesan-kesan, atau kecenderungan-kecenderungan tersebut sebagai Archetypes. Archetype adalah warisan cara-cara mengorganisir atau bereaksi terhadap pengalaman-pengalaman tentang dunia. Archetype-archetype yang paling umum antara lain adalah Tuhan, reinkarnasi, setan, kebijaksanaan orang lanjut usia, ibu.
Selain ketidaksadaran kolektif, Jung juga menggambarkan adanya Ketidaksadaran Pribadi (personal uncoscious) pada tiap-tiap individu, yang berkembang di luar pengalaman sadar karena telah ditekan. Orang yang sehat secara psikologis adalah orang yang sedikit demi sedikit telah berhasil menggali bagian kepribadiannya yang tidak disadari, dan mengintegrasikan sisi gelap (shadow) tersebut dengan “ego sadar”-nya. Dengan jalan ini, seluruh komponen utama kepribadian akhirnya dapat bekerja sama untuk membentuk suatu kesadaran penuh, diri (self) yang penuh tujuan. Proses harmonisasi komponen-komponen kesadaran dan ketidaksadaran seseorang ini terjadi secara unik untuk tiap-tiap orang, dan menghasilkan pola perilaku yang unik pula. Jung menyebut proses tersebut sebagai proses Individuasi (Individuation).
No comments:
Post a Comment