Hubungan Psikologi dengan Ilmu – Ilmu Lain
a. Letak psikologi dalam sistematika ilmu
Secara historis ilmu yang tertua adalah filsafat, karena filsafat merupakan peralihan dari cara berpikir mitologis ke cara berpikir logis. Pada awalnya, filsafat identik dengan pemikiran rasional, baik di bidang empiris maupun meta empiris. Lama kelamaan pemikiran rasional mulai berkembang lebih sistematis. Satu persatu ilmu-ilmu empiris mulai melepaskan diri, membiarkan filsafat lebih banyak berkutat dengan hal-hal yang lebih bersifat meta-empiris. Ilmu pengetahuan alam mula-mula memisahkan diri dari filsafat, dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri, menyusul ilmu-ilmu lain termasuk psikologi, yang lebih banyak berkutat dengan data empiris dan bukan meta-empiris.
Untuk itu psikologi menggunakan laboratorium untuk dapat melakukan analisis terhadap perilaku. Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama pada tahun 1879 di Leipziq untuk meneliti gejala-gejala psikis secara eksperimental. Wundt mengadakan eksperimen-eksperimen dalam rangka penelitian-penelitiannya sehingga beliau dipandang sebagai bapak psikologi eksperimental.
b. Hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain
Walaupun psikologi telah menjadi disiplin ilmu sendiri yang mandiri dan tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lain, tidak berarti bahwa psikologi terlepas sama sekali dari ilmu-ilmu lain.
1) Hubungan psikologi dengan biologi
Soal keturunan, biologi mempelajari aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi kegenerasi berikutnya, misalnya Hukum Mendel. Sedang psikologi, dalam hal keturunan, mempelajari sifat inteligensi dan bakat yang terkait dengan faktor genetik. Biologi khususnya anthropobiologi dan fisiologi ikut membantu dalam mempelajari psikologi.
2) Hubungan psikologi dengan sosiologi
Manusia sebagai makhluk sosial, juga menjadi objek dari sosiologi. Sosiologi mempelajari perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, psikologi mempelajari perilaku manusia sebagai manifestasi psikenya. Titik temunya terletak pada perilaku, sosiologi mempelajari perilaku dalam masyarakat, psikologi mempelajari perilaku dalam kehidupan pribadinya. Titik temu tersebut menimbulkan cabang baru dalam psikologi, yang kemudian disebut Psikologi Sosial. Titik temu tersebut apabila digambarkan:
3) Hubungan Psikologi dengan filsafat
4) Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam mempunyai objek studi benda mati, sedang psikologi mempunyai objek studi manusia yang hidup, dan merupakan makhluk budaya, makhluk yang dinamis dan makhluk yang berkembang yang dapat berubah setiap saat.
Seperti telah dikemukakan di depan bahwa psikologi mempunyai hubungan dengan biologi, sosiologi, filsafat dan ilmu pengetahuan alam, tetapi bukan berarti psikologi tidak mempunyai hubungan selain dari ilmu-ilmu tadi. Justru psikologi mempelajari manusia yang bersegi banyak dan bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan berbagai ilmu, misalnya dengan Ilmu Ekonomi, maka timbul di sini Psikologi Industri dan Organisasi. Dan sebaliknya setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, akan menjadi kurang lengkap apabila tidak memanfaatkan psikologi.
No comments:
Post a Comment