Burrhus Frederick Skinner (1994-1990)
Untuk menjelaskan teorinya, Skinner mengadakan suatu percobaan yang disebut proses kondisioning operant. Percobaannya adalah sebagai berikut:
Tikus dimasukkan dalam sebuah kotak yang dibuat khusus untuk percobaan ini. Tikus akan bergerak ke sana ke mari, dan apabila secara kebetulan alat penekan (tombol) terinjak, maka akan keluar makanan (makanan merupakan stimulus tak terkondisi/UCS).
Setelah percobaan ini beberapa kali diulang, tikus akan tahu bahwa dengan menekan tombol, makanan akan keluar. Maka tikus akan menekan tombol apabila membutuhkan makanan. Perbuatan menekan tombol tersebut disebut tingkah laku operant (respons tak terkondisi/UCR). Makanan disini merupakan reward (imbalan) dari tingkah laku menekan alat. Percobaan lebih lanjut makanan diberikan apabila tikus menekan alat dan apabila dinyalakan lampu. Selanjutnya kalau lampu tidak menyala, walaupun tombol ditekan makanan tidak diberikan. Sekarang tikus dapat membedakan kapan akan menekan alat dan kapan tidak menekan alat. Disini lampu menjadi stimulus diskriminasi.
Proses kondisioning (operant conditioning) tidak jauh berbeda dari kondisioning klasik (clasic conditioning) dari Pavlov. Keduanya terdapat stimulus dan respons tak terkondisi serta stimulus dan respons terkondisi. Tetapi dalam percobaan Pavlov anjing mengeluarkan air liur dalam kondisi pasif, sedang dalam percobaan Skinner tikus aktif mengubah situasi dengan menekan tombol demi tercapainya kebutuhan yaitu makanan.
Karena itu respons berkondisi (CR) yaitu menekan tombol pada waktu lampu menyala dalam percobaan Skinner disebut respons operan atau tingkah laku operan (operant behavior), sedang stimulus berkondisi disebut stimulus operan (operant stimulus).
Menurut Skinner terdapat dua prinsip umum yang berkaitan dengan kondisioning operan, yaitu:
Setiap respons yang diikuti oleh reward -- ini bekerja sebagai reinforcement stimuli -- akan cenderung diulangi.
Reward atau reinforcement stimuli akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respons.
Dengan kata lain reward merupakan sesuatu yang meningkatkan probabilitas timbulnya respons. Dalam kondisioning operan terkanan pada respons atau perilaku dan konsekuensinya. Dalam kondisioning operan organisme harus membuat respons sedemikian rupa untuk memperoleh reinforcement yang merupakan reinforcement stimuli. Di sini letak perbedaan pokok antara kondisioning klasik dengan kondisioning operan. Pada kondisioning klasik organisme tidak perlu membuat aktivitas untuk memperoleh reward atau reinforcement.
No comments:
Post a Comment