Misi Dan Strategi
Boredom At Work
Motif Eksplorasi, Kompetensi dan Aktualisasi Diri
Motif Eksplorasi, Kompetensi dan Aktualisasi Diri
a. Motif Eksplorasi
Motif ini dikemukakan dan dikembangkan oleh Woodworth dan Marquis, dan motif ini disebut motif objektif
Selanjutnya menurut Woodworth dan Marquis motif eksplorasi ini dibedakan menjadi 3 macam motif, yaitu:
-1). Motif yang berkaitan dengan kebutuhan organisme,
-2). Motif darurat (emergence motive),
-3). Motif minat (interest).
1) Motif Organisme à motif berdasarkan kebutuhan yang berkaitan kelangsungan hidup organisme.
2) Motif Darurat à berhubungan dengan keadaan di sekitar atau di luar organisme.
Orang harus mengambil langkah menghadapi bahaya. Motif ini meliputi: a). escape motive à motif untuk melepaskan diri dari bahaya, b). combat motive Ã
b. Motif Kompetensi
c. Motif Aktualisasi dari Maslow
Menurut Maslow kebutuhan manusia ada 5 macam dan bertingkat-tingkat tersusun sebagai suatu hierarkhi, yaitu:
1) Tingkat 1; Kebutuhan-kebutuhan fisik, misalnya: makanan, air, seks dan tidur.”Physiological needs: food, water, sex and sleep”
2) Tingkat 2; Kebutuhan-kebutuhan Keamanan, misalnya: Perlindungan dari kejahatan “Safety needs protection from harm”.
3) Tingkat 3; Kebutuhan-kebutuhan Dicintai dan Dimiliki, misalnya: Affiliasi dengan individu-individu lain, dan diterima oleh individu-individu lain “Love and belonging needs: Affiliation with others and acceptance by others”.
4) Tingkat 4; Kebutuhan-kebutuhan akan Pengharapan; Prestasi, Kompetensi, memperoleh persetujuan dan penghargaan “Esteem needs: Achievement, competency, gaining approval and recognitions”.
5) Tingkat 5; Aktualisasi Diri: Berkembang secara penuh potensi-potensi unik seseorang “Fulfillment of one’s unique potential”. (Plotnik,2005:333).
Jenis-jenis Motif Sosial
Jenis-jenis Motif Sosial
Menurut Mc Clelland (dalam Morgan dkk, 1984) terdapat 3(tiga) macam/jenis Motif sosial, yaitu :
- a. Motif Berprestasi (Achievement Motivation), atau juga disebut Need for Achievement (n-achievement)– b. Motif berafiliasi (Need for affiliation atau n- affiliation)– c. Notif berkuasa atau kebutuhan berkuasa (Need for power atau n-power).
a. Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan ini merupakan motif sosial yang dipelajari secara mendetail. Orang yang mempunyai kebutuhan ini akan meningkatkan performance nya, dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai n-achievement tinggi, akan mempunyai performance yang lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang n-achievement
b. Kebutuhan Berafiliasi
Afiliasi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan berhubungan dengan orang lain. Orang yang kuat akan kebutuhan afiliasinya akan selalu mencari teman, dan akan berusaha mempertahankan hubungan yang telah dibina dengan orang lain tersebut. Sebaliknya orang yang kebutuhan afiliasinya rendah segan mencari teman dan hubungan dengan orang lain tidak dibina
c. Kebutuhan akan Kekuasaan
Kebutuhan ini timbul dan berkembang dalam interaksi sosial. Orang yang mempunyai power needs yang tinggi akan mengadakan kontrol, mengendalikan atau memerintah orang lain, dan ini merupakan indikasi atau manifestasi power needs tersebut.
Jenis-jenis Motif
Jenis-jenis Motif
Prof. Bimo Walgito berpendapat terdapat 2(dua) jenis motif yaitu – motif fisiologis dan – motif sosial.
a. Motif Fisiologis
Motif fisiologis berakar pada keadaan jasmani, misalnya dorongan untuk makan, minum, seks, menghirup udara segar. Dorongan tersebut berkaitan mempertahankan eksistensi sebagi mahluk hidup sehingga disebut motif dasar (basic motives) atau motif primer (primary motives). Motif ini juga disebut motif alami (natural motives)
b. Motif Sosial
Karena motif ini dipelajari maka kemampuan berhubungan dengan orang lain individu yang satu dengan individu yang lain dapat berbeda. Maka mempelajari motif sosial sangat penting untuk mempelajari perilaku individu dan kelompok.
Sedang Road Plotnik berpendapat terdapat 3 jenis motif berdasarkan 3 macam kebutuhan -a kebutuhan biologis, -b kebutuhan sosial dan -c kebutuhan kepuasan (satisfying needs).
a. Kebutuhan Biologis
b. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman “Social needs are needs that are acquired through learning and experience”.
c. Kebutuhan Kepuasan
Rod Plotnik menjelaskan Kebutuhan Kepuasan sebagai berikut:
Hierarkhi kebutuhan dari Maslow adalah suatu urutan yang mendaki atau hierarkhi dimana kebutuhan biologis diletakkan di dasar dan kebutuhan sosial di puncak. Mengapa hierarkhi Maslow, kami memuaskan kebutuhan dasar hierarkhi/sebelum kami memuaskan kebutuhan sosial puncak hierarkhi. “Maslow’s hierarchy of needs it an ascending order, or hierarchy, in which biological needs are placed at the bottom and social needs at the top. According to Maslow’s hierarchy, we satisfy our biological needs (bottom of hierarchy) before we satisfy our social needs (top of hierarchy)”.
d. Hierarkhi Kebutuhan menurut Maslow
Menurut Maslow kebutuhan manusia ada 5 macam dan bertingkat-tingkat tersusun sebagai suatu hierarkhi, yaitu:
1) Tingkat 1; Kebutuhan-kebutuhan fisik, misalnya: makanan, air, seks dan tidur.”Physiological needs: food, water, sex and sleep”
2) Tingkat 2; Kebutuhan-kebutuhan Keamanan, misalnya: Perlindungan dari kejahatan “Safety needs protection from harm”.
3) Tingkat 3; Kebutuhan-kebutuhan Dicintai dan Dimiliki, misalnya: Affiliasi dengan individu-individu lain, dan diterima oleh individu-individu lain “Love and belonging needs: Affiliation with others and acceptance by others”.
4) Tingkat 4; Kebutuhan-kebutuhan akan Pengharapan; Prestasi, Kompetensi, memperoleh persetujuan dan penghargaan “Esteem needs: Achievement, competency, gaining approval and recognitions”.
5) Tingkat 5; Aktualisasi Diri: Berkembang secara penuh potensi-potensi unik seseorang “Fulfillment of one’s unique potential”. (Plotnik,2005:333).
Siklus Motivasi
Siklus Motivasi
Telah dikemukakan bahwa timbulnya motif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat dibedakan menjadi faktor fisik yaitu kebutuhan makan, minum dan faktor psikologis: kebutuhan kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri. Faktor kebutuhan ini merupakan faktor pemicu (driving state).
Dari faktor pemicu lalu timbul prilaku untuk mencapai tujuan, perilaku tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan sehingga disebut instrumental behavior. Selanjutnya tujuan (goal)
Siklus Motivasi yang Komplek
Untuk memahami motif secara lebih mendalam terdapat faktor lain dalam siklus motif tersebut di atas yaitu faktor kognitif. Dengan berperannya faktor kognitif, maka driving state
Contoh:
Motif
a. Motif sebagai inferensi
Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diketahui atau terinferensi dari perilaku. Dari apa yang dikatakan atau diperbuat oleh seseorang dapat diketahui motifnya. Contoh orang yang bekerja keras pada setiap tugas untuk mencapai hasil yang baik à ini merupakan achievement motivation.
b. Motif sebagai Eksplanasi
Motif juga merupakan alat untuk melakukan eksplanasi mengenai perilaku. Mengapa orang belajar giat à ingin memperoleh pekerjaan dengan gaji yang besar.
c. Motif sebagai Prediksi
Motif juga untuk membantu mengadakan prediksi tentang perilaku. Apabila seseorang dapat menyimpulkan motif dari seseorang benar dapat memprediksikan perilaku yang akan datang. Misalnya berafiliasi tinggi à maka dapat diprediksikan orang tersebut akan mencari banyak teman.
3 Aspek Motivasi
a. Keadaan yang mendorong dalam diri organisme yaitu kesiapan yang bergerak karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikir dan ingatan).
b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
c. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
Sedangkan menurut Rod Plotnik seseorang yang termotivasi menunjukkan tiga ciri sebagai berikut:
a. Anda terdorong berbuat atau melaksanakan sesuatu kegiatan (You are energized to do engage in some activity).
b. Anda langsung mengarahkan kekuatan anda mencapai suatu tujuan yang khusus (You direct your energies toward reaching a specific goal).
c. Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan (You have differing intensities of feelings about reaching that goal).
Recruitment
RECRUITMENT
Recruiting within the Organization
Human Resources Planning
Human Resources Planning
- Staffing Tables
- Markov Analysis
- Skill Inventories
- Replacement Charts
- Succession Planning
- Demographic changes in the population
- National and regional economics
- Education level of the workforce
- Demand for specific employee skills
- Population mobility
- Governmental policies
- Balancing supply and demand considerations
- Organizational downsizing
- Making layoff decisions
- Capitalizes on past investments (recruiting, selecting, training, and developing) in current employees.
- Rewards past performance and encourages continued commitment to the organization.
- Signals to employees that similar efforts by them will lead to promotion.
- Fosters advancement of members of protected classes within an organization.
- Current employees may lack the knowledge, experience or skills needed for placement in the vacant/new position.
- The hazards of inbreeding of ideas and attitudes (“employee cloning”) increase when no outsiders are considered for hiring.
- The organization has exhausted its supply of viable internal candidates and must seek additional employees in the external job market.
- Human Resources Information Systems (HRIS), Database systems containing the records and qualifications of each employee that can be accessed to identify and screen candidates for an internal job opening.
- Job Posting and Bidding, Posting vacancy notices and maintaining lists of employees looking for upgraded positions.
Fungsi-fungsi Dari Ketiga Macam Memori ( Sensory-Register atau Sensory Memory, Short-term memory, Long-term Memory )
a) Maintenance rehearsal
b) Elaborasi yang berfungsi mengaitkan informasi yang sudah diulang-ulang dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya.
c) Rekonstruksi yang berfungsi mengaitkan informasi baru dengan informasi lama, berarti mengintegrasikan informasi baru ke dalam memori.
d) Organisasi yang berfungsi sebagai proses yang mengatur informasi, mengklasifikasikan dan memberi label atau simbol pada masing-masing kelas yang dapat membantu proses retrieval
Teori Pemrosesan Informasi
Teori Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi merupakan suatu sistem yang terdiri tiga subsistem yaitu: Register Sensorik (Sensory Registers), Memori yang bekerja (Working Memory), Memori Jangka Panjang (Long – Term Memory) (Howard, 1983). Bagaimana fungsi masing-masing subsistem dan bagaimana saling keterkaitannya akan diuraikan sebagai berikut:
1) Fungsi Register Sensorik (Sensory Registers)
Register Sensorik ini berfungsi menyimpan informasi yang berbentuk stimulus baik yang bersifat visual, auditori dan tactile berdasarkan kejadian yang dialami. Salah satu karakteristik register sensorik adalah bahwa penyimpanan, durasi waktu sangat singkat. Karena informasi yang masuk ke dalam register sensorik ini berjalan terus atau dengan kata lain bertambah terus, maka register sensorik memiliki mekanisme agar terjadi interferensi atau pergantian (displacement) dan pembusukan secara otomatis (automatic decay
2) Fungsi Memori yang Bekerja (Working Memory)
Memori yang bekerja berfungsi mempertahankan (hold) informasi dan memiliki karakteristik terpenting yaitu terbatasnya kapasitas (limited capacity). Maka apabila kapasitas memori telah tercapai, penambahan memori baru mengakibatkan beberapa memori akan tergantikan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya peristiwa yang disebut lupa. Namun apabila memori ini terus-menerus dilatih (rehearsed) dan kapasitas memorinya tidak terlampaui maka memori dapat dipertahankan. Jika register sensorik mampu menyimpan contoh dari stimulusnya, maka bentuk representasi dari suatu memori dapat berbeda dengan bentuk eksternalnya. Contoh bila stimulus berbentuk visual seperti gambar maka memori memberikan penyandian atau pengkodean yaitu nama gambar tersebut (verbal representation).
Pengkodean seperti ini merupakan bentuk representasi dari bekerjanya subsistem memori. Namun pengkodean dalam memori yang bekerja bukan hanya berbentuk verbal, tetapi juga visual (terutama untuk stimulus yang tidak dapat diberikan dengan label, contohnya wajah seorang yang baru dikenal) dan memori yang bekerja berfungsi juga sebagai semantik (semantic) yang berarti representasi makna suatu memori.
3) Fungsi Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory)
Memori Jangka Panjang berfungsi menyimpan secara permanen keseluruhan pengetahuan individu. Ini berarti memori yang telah lama disimpan dalam memori jangka panjang, tidak akan pernah terhapus. Kadangkala individu kesulitan mencari memori yang sudah lama tersimpan, misalnya pada waktu ujian. Tetapi pada waktu keluar dari ruang ujian, jawaban ujian tersebut tiba-tiba muncul. Fungsi paling penting dari memori jangka panjang adalah semantik yaitu menyimpan makna dari suatu kata dan pengalaman. Memori jangka panjang juga melakukan pengkodean (coding
Pemrosesan informasi sebagai suatu sistem memiliki proses kontrol (control processes
Proses kontrol ini merupakan prosedur yang termasuk juga salah satu fungsi memori jangka panjang seperti telah diutarakan. Secara lebih rinci proses kontrol ini berfungsi sebagai strategi dalam memecahkan masalah, mengingat kembali memori (recalling), dan strategi untuk memahami dan menghasilkan bahasa (dalam arti speech
Dark Psychology (Narsissism)
Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...
-
Hakekat pengetahuan Indrawi Alexisi Carrel, menyetujui kebenaran bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia diperoleh lewat kemampuan indra...
-
Tahap Operasi Konkret (Umur 7 – 11 tahun) Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan aturan-aturan yang logi...