Stress adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stress.
Menurut Dr. Hans Selye, stress adalah serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organisme yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan (general adaptation syndrome). Jika reaksi perubahan biokimia berlebih maka dapat menimbulkan penyakit (disease of adaptation)
General adaptation syndrome ada 3 tahap yaitu:
1. Tahap alarm (tanda bahaya)
2. Tahap resistance (perlawanan)
3. Tahap exhaustion (kehabisan tenaga)
Menurut peneliti lain stres adalah ditentukan oleh penafsiran tentang tuntutan apa yang dihadapi dan oleh analisis dari sumber-sumber yang dimiliki untuk mampu menghadapi tuntutan.
Menurut penelitian (Fincham & Rhodes, 1988), stress yang disimpulkan dari gejala-gejala dan tanda-tanda faal, perilaku, psikologikal dan somatik, adalah hasil dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang dan lingkungannya, yang mengakibatkan ketidakmampuan menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif.
Hubungan Stress dan Unjuk Kerja
Hasil penelitian menunjukkan stres tingkat rendah dan tinggi (distress) dua-duanya menghasilkan unjuk kerja pekerjaan yang rendah, tetapi jika mencapai titik optimal merupakan stres yang baik,eustress.
Dr. Thomas H. Holmes membuat daftar peristiwa yang sering memacu penyakit seperti pilek, diare, TBC sebagai akibat dari stress. Semakin besar perubahan tuntutan untuk adaptasi, maka makin rendah perlawanan badan terhadap penyakit.
Everly dan Giordano (1980) menurut mereka stress akan mempunyai dampak pada suasana hati (mood), otot kerangka (musculoskeletal), dan organ badan (visceral)
No comments:
Post a Comment