Good-Congruent (Positive) Emotions

Emosi-emosi yang sesuai untuk mencapai tujuan (positif)
- Goal-Congruent (Positive) Emotions adalah emosi-emosi yang
• Memudahkan pencapaian tujuan, dan
• Mempertahankan pencapaian tujuan
- Emosi-emosi tersebut antara lain :
• Happiness (kebahagiaan)
• Pride (harga diri)

KEBAHAGIAAN
- Kebahagiaan adalah perasaan positif seseorang terhadap suatu peristiwa. Kebahagiaan merupakan perwujudan interaksi antara manusia dengan lingkungannya
- Perbedaan budaya menentukan tingkat kebahagiaan dan kepuasan seseorang. Orang barat (US) mengukur menggunakan perasaannya, sedangkan orang-orang timur (Ina) mengukur menggunakan norma dan perasaannya
- 2 Mitos sumber kebahagiaan :
1. Life Is Difficult and Few People Are Happy ~ sedikit orang bahagia dan mencapai kesuksesan merupakan hal yang sulit
2. Money Makes People Happy ~ uang sebagai alat yang menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, rumah

Komponen biologis :
- Kebahagiaan dipengaruhi oleh sifat yang diturunkan
- Kebahagiaan berhubungan positif terhadap sikap extroversion (peduli terhadap lingkungan) dan good social relationship (hubungan sosial yang bagus), dan berhubungan negatif terhadap neuroticsm (penyakit saraf)
- Emosi positif dihubungkan dengan left prefrontal cortex aktif (prososial) dan emosi negatif dihubungkan dengan right prefrontal cortex (egois)
- Kebahagiaan diperoleh berdasarkan kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungan dalam memenuhi kebutuhannya

Komponen belajar dan cognitive :
- Kebahagiaan dipengaruhi oleh kemampuan seseorang untuk mengalahkan rasa takut
- Seseorang yang telah memiliki rencana dalam hidupnya cenderung lebih tenang dan terhindar dari rasa takut. Hal ini dapat menimbulkan kebahagiaan. Motivasi untuk membuat rencana dipengaruhi oleh kebutuhan untuk melanjutkan hidup

KEBAHAGIAAN DAN COPING (MENGATASI) 
Kemampuan mengatasi seseorang sering dihubungkan dengan stres. Bila seseorang mampu mengatasi suatu masalah, hal itu dapat meningkatkan perasaan bahagia. Sebaliknya orang tersebut dapat mengalami stres
Komponen biologis :
Individu akan melawan / melarikan diri terhadap suatu situasi
Komponen belajar / cognitive :
Bila pada suatu saat individu mampu mengatasi suatu masalah, dia akan berpikir bahwa dia dapat mengatasi masalah lainnya

Pertanyaan dari ketidakpastian dan mengatasinya

- Kebahagiaan dapat dihubungkan dengan kepastian individu (mampu) untuk beraksi dalam menghadapi lingkungan / situasi yang baru
- Komponen biologis menyatakan bahwa manusia akan melakukan mengatasi (behavioral coping) terhadap situasi yang tidak dapat diprediksi untuk membuatnya menjadi dapat diprediksi. Hal ini akan mengeluarkan norepinephrine yang akan meningkatkan mood positif
- Komponen belajar / cognitive menyatakan bahwa manusia akan lebih puas bila mengatasi situasi yang sulit. Namun, bila tidak dapat diatasi akan terjadi sebaliknya. Lebih baik bila membangun bias (prasangka) terhadap suatu aksi

MOTIVASI UNTUK MENCARI BAHAYA

- Interaksi variabel biologis, belajar, dan cognitive :
Bila berada dalam situasi bahaya seseorang akan mengeluarkan norepinephrine dan epinephrine. Zat ini berhubungan dengan mood positif. Dengan mood positif dia akan berusaha untuk mengatasi bahaya tersebut. Keberhasilannya mempengaruhi pemikiran dalam mengatasi masalah lainnya

- Teori diri yang berguna dengan mencari bahaya :
1.Menggunakan kebangkitan : seseorang yang mencari bahaya mencoba meningkatkan emosi mereka dengan adanya rasa takut dan gelisah. Untuk melakukannya harus mengetahui resiko dan dapat mengendalikan pikiran negatif (model ozer dan bandura). Bila tidak dapat menyebabkan demotivasi.
2. Menaikkan resiko : seseorang yang telah memiliki beberapa keterampilan perlu menaikkan resiko

OPTIMISME DAN HARAPAN

-Optimisme dan harapan timbul dari sikap positif bahwa tujuan dapat dicapai walaupun sedang berada dalam masalah. Optimisme sering dihubungkan dengan sikap peduli lingkungan dan terbuka terhadap peristiwa baru
- Optimis adalah sikap positif mengenai tercapainya tujuan tanpa memperhatikan kemampuannya
- Pesimis adalah sikap negatif mengenai tercapainya tujuan tanpa memperhatikan kemampuannya

- Komponen biologis :
Tiger menyatakan bahwa saat seseorang mengalami luka maka akan keluar endorphin yang mempengaruhi pengurangan rasa sakit dan menimbulkan rasa gembira. Oleh karena itu, pengalaman ini dapat menyebabkan seseorang menjadi optimis
- Komponen belajar / cognitive :
Optimis timbul dari pola pikir seseorang. Pola pikir ini dapat dibentuk dari keberhasilan-keberhasilan yang tercapai, terutama dalam bidang akademis.
Seseorang yang optimis cenderung lebih cepat sembuh

Menurut Snyders, harapan :
- Pemikiran yang meliputi konseptualisasi satu / lebih cara untuk mencapai tujuan
- Pemikiran yang berpikir untuk melanjutkan tindakan yang telah dilakukan dalam suatu cara

Seseorang yang memiliki harapan yang tinggi cenderung memiliki banyak alternatif untuk mencapai tujuan, lebih memilih tugas yang sulit, mencapai bahkan melebihi tujuan, memiliki kinerja yang baik terhadap akademis dan olah raga


Peran pengalaman masa anak anak : Pertanyaan tentang hubungan

- Hubungan antara orang tua – anak berperan penting terhadap pembentukan emosi dan perilaku anak dalam menghadapi lingkungannya
- Emosi : bahagia, harga diri, optimis
- Perilaku : mengatasi stres, motivasi diri
- Komponen biologis :
Teori attachment menyatakan bahwa manusia belajar untuk mengurangi rasa takut dan gelisah dengan mengadakan hubungan yang erat. Bila tercipta hubungan yang erat maka anak tidak hanya berfokus terhadap survival

Komponen belajar / cognitive : 3 gaya hubungan untuk anak
- Secure attachment style : saat ibu sensitif dan responsif terhadap kebutuhan komunikasi anak, anak merasa aman dalam lingkungan. Akibatnya anak akan explore lingkungan, kembali kepada orang tua secara berkala untuk membangun komunikasi sebelum memberanikan diri untuk explore lagi. Karakteristik anak ini adalah percaya diri dan mandiri
- Anxious / Ambivalent attachment style : saat ibu tidak konsisten terhadap kebutuhan komunikasi anak, terkadang mengacuhkan mereka dan memaksakan kehendak mereka, anak merasa gelisah dan takut, lebih concern terhadap hubungan dibanding explore lingkungan. Karakteristik anak ini adalah ragu-ragu, tidak mandiri, dan kurang pd
- Avoidant attachment style : saat ibu menghindari atau menolak terhadap kebutuhan komunikasi anak, anak menjadi acuh dan menghindari ibunya. Walaupun anak ini tampak normal seperti explore lingkungan, motif sebenarnya adalah menghindari ibunya

Komponen belajar / cognitive : 3 gaya hubungan untuk dewasa
- Secure attachment style : senang terhadap pekerjaannya, mengalami kepuasan kerja yang sangat tinggi, dan tidak takut terhadap evaluasi
- Anxious / Ambivalent attachment style : bekerja untuk diakui, menampilkan perasaan tidak dihargai terhadap pekerjaan yang dilakukan, lebih menyukai bekerja dengan yang lain dibanding bekerja sendiri
- Avoidant attachment style : bekerja untuk menghindari hubungan sosial yang tidak diharapkan 

- Bila terjadi secure attachment style pada masa anak-anak, saat dewasa akan mengalami sedikit stres dan cenderung untuk menjalin hubungan sosial
- Orang yang memiliki hubungan sosial yang tinggi cenderung lebih cepat sembuh dari sakit dibanding yang rendah. Dukungan sosial meliputi emotion support, informational support, tangible assistance, dan appraisal support
- Orang yang memiliki faith yang kuat terhadap agama, orang tersebut cenderung bahagia karena dia mengetahui kebutuhan, maksud dan tujuannya


No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...