Prediksi Pemenuhan Diri ( Self Fulfilling Prophecy)

Self Fulfilling Prophecy

Suatu prediksi pemenuhan diri (self-fulfilling prophecy) adalah sebuah asumsi atau prediksi, yang murni sebagai suatu hasil atas sesuatu yang telah dilakukan, yang menyebabkan kejadian yang diharapkan atau diprediksikan memang terjadi, dan kemudian mengonfirmasi bahwa itu “akurat”.

Berkaitan dengan positif feedback antara kepercayaan dengan perilaku.

Misalkan pada Maret 1979, ketika koran-koran di California mulai mempublikasikan pengumuman kekurangan bahan bakar yang parah, para motoris California mendatangi pom bensin untuk mengisi penuh tangki. Upaya keras untuk menjaga tangki bensin sepenuh mungkin (daripada mendapatkan bensin ketika tangki hampir kosong, seperti dilakukan sebelumnya) mengakibatkan antrian. Setelah kehebohan mereda, nampaknya jatah BBM untuk negara bagian California hampir tidak berkurang sama sekali.

• Mengabadikan diri terhadap Kepercayaan sosial

• Kebanyakan orang menciptakan untuk mereka sendiri dunia dimana hipotesis menjadi  membenarkan hipotesis diri dan kepercayaan menjadi mengabadikan kepercayaan diri mereka, maka dari persepsi ini disimpulkan mengapa banyak kepercayaan tentang orang lain ( Tentang faktanya, dengan jelas kesan yang salah dan kebudayaan stereotype) bersikeras menantang untuk dirubah.

• Misal : Seseorang lebih mempertahankan persepsinya jika menilai seseorang.

- The Pygmalion Effect
Pygmalion Effect dapat diartikan sebagai cara berpikir dan cara pandang seseorang akan menentukan sikap individu tersebut terhadap lingkungannya. Selanjutnya lingkungannya pun akan memberikan respon atau reaksi sesuai dengan harapan individu yang mempersepsikan

- Memperlakukan orang-orang seperti apa yang mereka seharusnya dapat dan Anda membantu mereka untuk menjadi apa yang mereka tidak mampu (Peter 1977).

Misalnya lewat penelitian Rosenthal dan Jacobson (1968), Pygmalion in the Classroom:  Pygmalion Effect tersebut banyak dikembangkan dalam pendidikan anak. Misalnya dalam memberikan label kepada anak. Anak-anak akan cenderung menjadi seperti apa yang kita pikirkan dan inginkan. Misalnya kita emberikan mereka label “Pintar” atau pujian, maka anak-anak berkembang akan menjadi seperti yang diharapkan. Oleh karena itu kita perlu memberikan sugesti dan membentuk pemikiran yang positif terlebih dahulu. 

Dalam Pikiran Manusia 
Stereotype (Pelabelan kelompok) sangat berfungsi bagi prediksi pemenuhan diri.
Misalkan : Pria yang mendengarkan percakapan tentang perempuan atau berkenalan lewat telfon akan menilai bahwa perempuan ini seperti apa dan akan berpengaruh terhadap prediksi atau kejadian yang diharapkan ketika kita bertemu dengan perempuan terebut bisa akurat atau tidak.

Apa yang pada awalnya telah menjadi kenyataan dalam pikiran orang-orang (misal perempuan itu seperti apa),  sekarang menjadi kenyataan dalam perilaku perempuan dengan siapa mereka telah BerInteraksi. Perilaku realitas yang dapat dilihat bahkan oleh pengamat  yang naif sekalipun, yang hanya memiliki akses ke perekaman dari kontribusi perempuan dalam percakapan (Snyser, Tanke dan Berscheid). 

Pemenuhan Diri terhadap Stereotype yang Rasis
Jika Seseorang memiliki sifat yang positif terhadap seseorang maka akan lebih besahabat, Misalkan seorang interview akan memelihara jarak fisik terhadap pelamar ,jika penginterview berkulit putih dan pelamar berkulit hitam maka dia akan lebih menjaga jarak dan pelamar pun akan lebih banyak speech errornya dibanding pelamar berkulit putih   







No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...