Persepsi, Atribusi, dan Pembuatan Keputusan dalam Organisasi

Perception
Persepsi adalah adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan yang ditangkap oleh panca indera mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungan..
Mengapa persepsi penting dalam berorganisasi?, karena perilaku masyarakat didasarkan  pada  persepsi  kenyataannya, bukan kenyataan pada diri sendiri , dan karena di dunai ini berperilaku adalah penting 

Faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor  dalam Subjek :                               -- Sikap 
- Motif
- Minat 
- Pengalaman 
- Pengharapan 
Faktor situasi :
- Waktu 
- Keadaan pekerjaan 
- Keadaan sosial 
Faktor terhadap objek :
- Kesenangan 
- Gerakan 
- Suara 
- Ukuran 
- Latar belakang 
- Kedekatan 
- Kesamaan 

Teori Atribusi
Pada saat individu mengamati perilaku mereka, mereka mencoba menentukan apakah disebabkan oleh internal atau eksternal 
Ada 3 situasi dalam perilaku individu :
- Distinctiveness
- Consensus
- Consistency
Kesalahan mendasar dalam atribusi, kecenderungan untuk meremehkan faktor eksternal dan lebih ke faktor intenal dalam menilai perilaku orang.

Bias(self serving bias), kecenderungan sifat individu2 untuk menyatakan kesuksesan karena faktor internal dan  menaruh kegagalan pada faktor eksternal 

Cara Singkat  Menilai Orang
- Selective Perception (persepsi yang selektif), Orang yang selektif mengartikan apa yang mereka lihat berdasarkan minat mereka, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
- Hallo effect, gambaran umum tentang kesan seorang individu berdasarkan satu karakteristik.
- Evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang ditemui baru-baru ini, siapa yang peringkatnya lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama.
- Proyeksi 
Atribusi karakter diri sendiri kepada orang lain.
- Stereotyping
Menilai seseorang berdasarkan persepsi dari satu kelompok dimana orang tersebut berada.

Aplikasi spesifik dalam organisasi:
- Wawancara karyawan, interview sering membuat penilaian terahadap seseorang tidak akurat.
- Performance Expectations, Semakin rendah atau tingginya kinerja karyawan mencerminkan pengharapan pemimpin terhadap kemampuan karyawan.
- Ethnic Profiling, bentuk stereotyping di mana sekelompok individu adalah terpilih, biasanya atas dasar ras atau etnis untuk penyelidikan intensif reduce atau investigasi.
- Performance evaluation, penilaian sering subyektif dari penilaian karyawan lain

Hubungan antara persepsi dan membuat keputusan
- Problem, ketidakcocokan antara beberapa keadaan sekarang dan beberapa keadaan yang  dikehendaki.
- Decisions, Keputusan yang dibuat diantara beberapa alternatif yang dikembangkan dari data yang dianggap relevan.

Assumptions The Rational Decision-Making Model
Menggambarkan bagaimana individu harus bertindak untuk memaksimalkan hasilnya :
- Kejernihan masalah 
- Banyak pilihan 
- Hapus pilihan 
- Pilihan yang konstan 
- Tidak ada kendala waktu atau biaya 
- Hasil yang maksimal 

Steps in the Rational Decision-Making Model
1.Menetapkan masalah. 
2.Mengidentifikasi kriteria keputusan. 
3.Mengalokasikan bobot untuk kriteria. 
4.Membuat alternatif. 
5.Menilai alternatif. 
6.Pilih alternatif yang terbaik.

Tiga Komponen Kretifitas
- Keahlian 
- Motivasi 
- Tingkat Kreatifitas 

Bagaimana Membuat keputusan benar dalam Organisasi 
- Membatasi Rasionalitas 
Pengambilan keputusan oleh individu dibangun dari model yang disederhanakan, fitur intisari yang penting dari masalah tanpa mengambil seluruh kompleksitasnya.

- Common Bias and Errors
1.Overconfidence bias (Kepercayaan diri yang berlebih)
2. Anchoring bias (kecenderungan - memandang pada awal informasi)
3. Confirmation bias (hanya menggunakan fakta untuk mendukung keputusan)
4. Availability bias (Menggunakan informasi yang ada ditangan kita)
Representative bias (Menilai kemungkinan yang terjadi dengan mencocokkannya dengan kategori sebelumnya)
5. Escalation of Commitment (Meningkatkan komitmen untuk keputusan sebelumnya walaupun negatif)
6. Randomness Error (Mencoba membuat makna dari peristiwa acak dengan sasaran yang jatuh kepada control pendirian yang salah)
7. Hindsight Bias (memprediksi dengan melihat hasil sebelumnya)

Intuisi
Intuisi, tanpa sadar sebuah proses dibuat dari pengalaman 

Keputusan berbeda dari masing – masing individu 
- Kepribadian (ada aspek hati dan komitmen)
- Jenis kelamin (Perempuan cenderung untuk menganalisis keputusan lebih dari laki-laki)

Hambatan organisasi dalam membuat keputusan
- Evaluasi Kinerja (Kriteria evaluasi mempengaruhi pilihan tindakan)
- Sistem penghargaan (Keputusan tindakan membuat pilihan yang disukai oleh organisasi)
- Peraturan Formal (Peraturan dan kebijakan organisasi membatasi alternatif pilihan keputusan)
- Sistem menentukan waktu yang terhambat (organisasi membutuhkan keputusan pada saat deadline)
- Sejarah keteladanan (keputusan sebelumnya mempengaruhi keputusan sekarang)


Perbedaan budaya dalam pengambilan keputusan 

Etika dalam membuat keputusan
- Utilitarianism (Mencari yang paling baik untuk jumlah besar.) 
- Hak (Menghormati dan melindungi hak-hak dasar individu seperti whistleblowers.) 
- Keadilan (Mengagumkan dan menegakkan aturan-aturan yang adil dan impartially.)

Etika dan Budaya Nasional 
- Tidak ada standar-standar etika global. 
- Prinsip-prinsip etika organisasi global yang mencerminkan budaya lokal dan menghormati norma-norma yang diperlukan untuk standar yang tinggi dan konsisten praktek 

Cara untuk Meningkatkan Membuat Keputusan
- Menganalisa situasi dan menyesuaikan gaya keputusan agar sesuai dengan situasi. 
- Selalu sadar akan bias dan mencoba untuk membatasi dampak. 
- Menggabungkan intuisi dengan analisis rasional untuk meningkatkan efektivitas keputusan. 
- Jangan menganggap bahwa gaya keputusan anda sesuai untuk setiap situasi. 
- Meningkatkan kreativitas pribadi dengan mencari solusi dengan melihat masalah dalam cara-cara baru, dan menggunakan analogi.

Mengurangi bias dan errors
- Fokus pada tujuan, tujuan yang jelas membuat keputusan yang lebih mudah.
- Mencari informasi yang tidak sesuai kepercayaan, Cara efektif untuk mengatasi overconfidence ( ketika kita mempertimbangkan berbagai cara kita bisa salah dan  kecenderungan berpikir kita lebih pintar dari kita yang sebenarnya.) 
- Jangan mencoba untuk membuat arti dari peristiwa acak, Jangan mencoba membuat arti dari kebetulan. 
- Meningkatkan pilihan anda, Jumlah dan keragaman alternatif dalam meningkatkan kemungkinan untuk menemukan satu keputusan yang luar biasa.

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...