Hubungan Antar Manusia Menurut Emmanuel Levinas
Hubungan Antar Pribadi :
1. Titik tolak dan titik tujuan
- Hubungan itu adalah hubungan antar si ‘aku’ dengan ‘orang lain’.
- ‘Orang lain’ adalah adalah titik tujuan hubungan tersebut
- Si ‘Aku’ adalah titik tolak dari hubungan tersebut, berasal dari kata “le Même” adalah si ‘aku’ tersebut yang bisa menguasai dengan memiliki, mengerti serta mengerjakannya.
2. Hubungan yang sejati
- Hubungan tersebut adalah satu-satunya hubungan yang benar dan sejati antara aku dan orang lain. Kesejatiannya terletak pada kenyataan bahwa aku mengakui, menerima serta menghargainya dalam seluruh kedirian dan keberlainannya.
- Dalam hubungan itu “yang lain” sama sekali diakui dan dibiarkan dalam kedirian serta keberlainannya yang mutlak.
- Ada hubungan ‘aku’ dengan apa yang ‘relatif’ lain. Kedalam kelompok ini termasuklah hubungan dengan makanan, dengan milik, dengan apa yang dipikirkan dan direnungkan. Dan akhirnya yang dipikirkan adalah sesuatu yang dikuasai oleh yang memikirkannya. Dalam hubungan ini “yang lain” akhirnya hanya bagian, dikuasai dan ditindas si “Aku” dan ini bukan hubungan sejati.
3. Penampilan Wajah.
- Ada suatu inisiatif tentang ‘pengetahuan’ tentang ‘orang lain’ tidak datang dari luar diri orang lain merupakan pengalaman yang mutlak, sehingga orang lain benar2 diketahui serta dialami dalam seluuruh kedirian dan keberlainannya.
- Jika inisiatif tentang pengetahuan datang dari orang lain maka, dalam dan dengan wajahnya tampillah orang lain itu dalam keaslian, kepolosan, kedirian, dan seluruh ungkapan kediriannya, dalam kepenuhan artinya seluruh dunia dan hidupnya.
4. Orang lain itu adalah Tuan.
- Penampilan wajah tadi juga menghadapkanku pada 2 pilihan melayani atu menyangkalnya. Tetapi serentak pula dia memerintahkanku untuk tidak melakukan pembunuhan.
- Hal ini tidak mungkin terjadi kalau orang lain itu tidak lebih besar dan lebih tinggi daripadaku sendiri. Karena itu orang lain tadi bkanlah melulu sama sekali lain daripadaku, melainkan juga dan terutama adalah Atasan dan Tuanku.
5. Hubungan etis yang asimetris
- Disebutkan dari uraian yang sudah maka hubungan yang dimaksud levinas adalah hubungan etis.
- Hubungan Asimetris ini adalah suatu gerakan tanpa balik atau orientasi yang tak dapat kita mulai dari diri sendiri terhadap orang lain.
- Ini menyatakan bahwa aku selalu (harus) mengarahkan diriku kepada orang lain saja.
- Dengan berbuat baik kepada orang lain tanpa mementingkan diriku sedikit pun tak henti henti, inilah yang disebut menghasrati orang lain oleh Levinas. Dari sudut pandang lain pernyataan ini berarti bahwa tak pernah aku boleh memperlakukan orang lain sebagai alat saja baik untuk seseorang maupun sesuatu juga.
6. Dia juga orang asing, janda dan yatim piatu.
- Hal ini menyatakan bahwa dia menyatakan dirinya kepadaku benar-benar kongkret, berbadan.
- Dia ini sungguh melarat, lapar, dan telanjang. Dalam keadaan seperti ini dia juga benar-benar tidak berdaya sedikit pun, sebagai yang tidak berdaya dia disebut ‘orang asing, janda, dan yatim piatu’.
7. Mengakuinya secara materil
- Jelaslah bahwa hubungan antar aku dengan orang lain juga harus bersifat kongkret, artinya harus terwujud dalam hidup “ekonomis”. Sebab menurut Levinas sendiri, tidak ada hubungan antarmanusia pun yang bisa terjalin diluar ‘ekonomi’.
- Kalau orang tersebut kongkret maka sikap-penuh-tanggungjawabnya harus kongkret, dengan mendekati dan menerimanya bukan dengan tangan hampa.
- Dengan cara bekerja memenuhi kebutuhan istri, dan diri sendiri.
No comments:
Post a Comment