PENGUKURAN SIKAP

PENGUKURAN SIKAP

Teknik-teknik Pengukuran 

Evaluasi yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu objek sikap, di dalam studi ilmiah haruslah dapat diukur. Dengan demikian harus diterjemahkan dalam suatu sistem. Saat ini terdapat berbagai macam teknik pengukuran sikap yang dapat digunakan, dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.

Teknik yang sederhana, memperbolehkan kita untuk menempatkan konsep-konsep, sesuatu hal atau orang-orang ke dalam kategori “menyenangkan” atau “tidak menyenangkan”. Sering kali dinyatakan dalam ungkapan “setuju” atau “tidak setuju”. Contohnya, pooling opini publik.

Teknik-teknik yang lebih rumit, dimaksudkan untuk mengukur derajad kesenangan atau ketidaksenangan yang ada. Contohnya, skala sikap.

Teknik yang terbaik adalah yang sesuai dengan tujuan pengukurannya. Teknik sederhana biasanya tepat digunakan untuk mengukur hasil pemilu. Sedangkan jika kita ingin mengetahui dampak televisi terhadap sikap terhadap agresi, biasanya diperlukan teknik pengukuran yang lebih rumit.

 

Metode-metode Pengukuran

 

1. Metode Self-Report 

      Sejauh ini metode pengukuran sikap yang paling sering digunakan adalah metode self-report. Dengan metode ini orang diminta merespon pertanyaan dengan mengekspresikan penilaian pribadinya (personal evaluations). Tetapi metode ini memiliki kelemahan, karena mungkin saja orang-orang menjawab berdasarkan apa yang dipikirkan oleh orang lain atau mungkin dengan berpikir bagaimana jawaban yang seharusnya. Pengukuran menjadi tidak akurat jika jawabannya berbeda dengan sikap pribadi orang yang diukur sikapnya.

Praktek pengukuran sikap yang menggunakan metode self-report  terdiri dari dua kemungkinan teknik, yaitu :

a. Polling Opini/Sikap Publik. Ini merupakan teknik yang sederhana; digunakan untuk meramalkan sesuatu ataupun untuk memberikan informasi. Biasanya digunakan untuk meramalkan hasil pemilu, kesukaan untuk membeli suatu produk, atau tingkat dukungan publik terhadap penerapan kebijakan baru. Dapat juga digunakan untuk memberikan informasi tentang presentasi masyarakat yang mendukung atau menentang penggunaan mariyuana, penerapan hukuman mati, dsb.  Kompleksitas pengumpulan pendapat dapat dikurangi dengan langkah-langkah: 

(a) Menyeleksi sampel responden; 
(b) menyusun item-item sikap; 
(c) mengadministrasikan item-item kepada sampel; 
(d) membuat tabulasi hasilnya.
 

b. Skala Sikap. Ini merupakan teknik yang lebih rumit, yang berusaha untuk menghasilkan pengukuran yang lebih cermat terhadap ekstrimitas sikap responden (sejauh mana responden menyetujui atau tidak menyetujui). Ketelitian pengukuran ditingkatkan dengan menggunakan banyak item yang semuanya dikaitkan dengan isu yang sama. Hal ini secara khusus melibatkan keyakinan-keyakinan atau opini responden terhadap objek sikap.  Banyak sekali skala sikap yang  telah dikembangkan secara baku untuk mengukur sikap-sikap yang berkaitan dengan keluarga, pendidikan, agama, kesehatan, perilaku seksual, dan masalah-masalah internasional.

Untuk mengatasi kelemahan metode di atas Psikolog Sosial menggunakan metode yang lain,  yaitu melalui pengukuran involuntary behavioral. Namun metode ini penggunaannya sangat terbatas. 

2. Pengukuran Involuntary Behavioral

Metode self-report akan akurat hanya jika responden berkemauan atau dapat melaporkan sikapnya secara benar. Ketelitian pengukuran dapat ditingkatkan dengan mengungkap indikator dari sikap di luar kontrol kemauan responden. Metode ini disebut metode involuntary behavioral. Ada dua macam teknik untuk metode ini, yaitu pengukuran fisiologis dan pengukuran sikap berdasarkan classical conditioning.

a. Pengukuran Fisiologis

Pertama, teknik pengukuran dengan the galvanic skin respons (GSR) yang mengukur resistensi (daya tahan) electrical dari kulit. Ketahanan kulit seseorang akan berkurang jika seseorang dalam keadaaan emosional. Meskipun pengukuran sikap semacam ini dapat menghubungkan perubahan GSR dengan ekstrimitas dari sikap, namun tidak dapat membedakan antara sikap senang atau tidak senang.

      Kedua, menggunakan indikator ukuran pupil mata. Dasar yang digunakan adalah bahwa mata kita merupakan “jendela jiwa”; bahwa kontraksi pupil mengiringi kehadiran stimuli yang tidak disukai. Namun teknik pengukuran sikap ini dipandang tidak bagus hasilnya karena banyaknya riset yang gagal.

      Ke tiga, yang paling mutakhir dan memberi harapan, yaitu pengukuran dengan menggunakan electromyographic (EMG) yang mencatat gerakan otot wajah. EMG menunjukkan bahwa pola aktivitas otot wajah berhubungan dengan emosi-emosi tertentu, sehingga dapat menunjukkan reaksi positif atau negatif terhadap pesan-pesan persuasif.

 

b. Pengukuran Sikap Berdasarkan Classical Conditioning

      Riset-riset untuk teknik ini telah dilakukan oleh Gregory Razran (1961) dari Uni Soviet, namun tidak ada follow-up.

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...