Pelatihan Dan Pengembangan Tenaga Kerja

 1. Pengertian

Pelatihan menurut Sikula (1976) adalah : 

Proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan teroganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.

Misalkan : Program pelatihan untuk tenaga kerja nonmajerial diselenggarakan oleh berbagai Balai Latihan Kerja atau perusahaannya sendiri.

Pengembangan adalah :

Proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.

Misalkan : Suatu proses pendidikan jangka panjang seperti S1 dan S2

Tujuan dari Pelatihan dan Pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : 
- Meningkatkan Produktivitas
- Meningkatkan Mutu
- Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
- Meningkatkan Semangat Kerja
- Menarik dan Menahan Tenaga Kerja yang Baik
- Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Menghindari Keusangan (Obsolescence)
- Menunjang Pertumbuhan Pribadi


2. Teori-teori Pembelajaran. 

Apa yang dibawa seseorang sewaktu mulai bekerja, pengetahuan, keterampilan dan sikap, semuannya merupakan akibat dari proses pembelajaran

I. Teori ‘Connectionist’
Teori connectionist (keterkaitan) didasarkan pada asosiasi antara rangsangan dan jawaban ; pembelajaran dipostulasi sebagai suatu pengembangan perilaku (jawaban) sebagai hasil dari satu subjek dipaparkan kepada satu rangsang. Misalkan, anak merasa sayang dan tertarik pada ibunya (jawaban/reflek yang tidak dikondisikan). Setiap kali sebelum bertemu ibunya ia melihat ayahnya (rangsang yang dikondisikan). Setelah ini terjadi beberapa kali ia akan merasa sayang dan tertarik pada bapaknya (jawaban yang dikondisikan)
        Dalam pembelajaran operasi, perilaku-perilaku tertentu yang mula-mula dihasilkan secara acak diperkuat melalui beberapa kali pengukuhan kembali sehingga akan terjadi lebih sering. Ada 4 macam pengukuhan kembali (reinforcement), yang disebut contingencies of reinforcement.
a) Pengukuhan Kembali yang Positif
    Mencakup pemberian hadiah tertentu sesuai dengan bagaimana seseorang menunjukan perilaku yang diiginkan. Misal tenaga kerja mendapat hadiah karena satu tahun tidak pernah absen.
b) Pembelajaran dengan Upaya Penghindaran (Avoidance Learning)
    Mencakup penarikan diri atau menghindari satu kondisi tidak menyenangkan. Misalnya tenaga kerja menghindar untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang ia anggap benar.
c) Penghapusan/Penghilangan (Extinction)
    Mencakup satu penarikan diri dari pengukuhan kembali yang positif sedemikian rupa sehingga perilaku yang tidak diinginkan makin melemah dan akhirnya menghilang. Misalnya tenaga kerja mengajukan pandangan yang tidak bermakna, atasan mula-mula mau mendengar (pengukuh-kembali positif), akhirnya membiarkan tanpa memberikan tanggapan
d) Penghukuman (Punishment)
    Mencakup pemberian akibat yang negatif pada saat timbulnya perilaku yang tidak diinginkan, dengan tujuan untuk menurunkan frekuensi timbulna perilaku tersebut ( sehingga akhirnya menghilang)

II.  Teori  Congnitive
Para congnitivists menolak proposisi bahwa perilaku manusia hanya pada rangsang-jawaban (stimulus-response). Menurut Chisnall (1995) para congnitivists memandang pembelajaran sebagai proses dari merestruktur pengetahuan yang telah ada pada seseorang yang telah ada pada seseorang dalam kaitannya dengan masalah khusus. Misalnya, perilaku orang yang sangat rajin informasinya masuk ke dalam ingatan. Pada saat berbicara dengan orang tersebut ada tambahan data dan dapat memberikan pengaruh pada pandangan dan sikap

3. Konsep dan Prinsip Pembelajaran

Konsep pembelajaran (Miner (1992))
- Motivasi
- Pengukuhan Kembali (Possitive Reinforcement)
- Pengetahuan tentang Hasil, Misal dengan mengetahui hasil dari training mereka dapat mengkonsentrasikan diri pada hal-hal yang masih harus dipelajari 
- Praktek Aktif dan Pembelajaran Melalui Penghayatan (Eksperiental Learning)
- Pemindahan dari Pelatihan (Transfer of Training) 


Prinsip Pembelajaran
        Maier dan Verser (1982) mengatakan bahwa aspek pembelajaran yang terlibat dalam program pelatihan keterampilan teknik, program pembelajaran pelatihan penyeliaan dan pengembangan eksekutif adalah :
a) Proses pembelajaran asosiatif
aturan untuk pembentukan asosiasi
1. Seringnya pengulangan mempengaruhi jumlah dan kekuatan dari asosiasi
2. Perhatian dan minat merupakan mental set yang penting
3. Menggunakan pengulangan yang didistribusikan
4. Pembelajaran keseluruhan pada umumnya lebih baik dari pembelajaran bagian
5. Pengulangan aktif (membaca keras) lebih baik daripada mendengarkan 
6. Ingatan jangka pendek memperlihatkan penurunan yang cepat
7. Pengelompokan membantu ingatan

b) Pembelajaran selektif
Prinsip aspek seleksi dari pembelajaran 
1. Penggunaan  metode seleksi positif (pengukuhan positif)
2. Pengetahuan tentang hasil adalah pokok untuk seleksi
3. Hubungan sebab akibat harus dibuat jelas
4. Instruksi perorangan diperlukan untuk mengetahui apakah kesulitan dalam memberikan jawaban
5. Pembedaan pengindraan (Kemampuan Pengindraan)
6. Pemeroleh keterampilan
7. Pemahaman 
8. Perubahan sikap






No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...