6 tahap Penyusunan Program Pelatihan/Pengembangan

6 tahap Penyusunan Program Pelatihan/Pengembangan

1. Identifikasi kebutuhan pelatihan atau studi pekerjaan (job study)

2. Penetapan sasaran pelatihan/pengembangan

3. Penetapan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya

4. Penetapan metode pelatihan/penyajiannya

5. Percobaan dan revisi

6. Implementasi dan evaluasi

Pengembangan 4 macam  keterampilan dalam pembelajaran

1. Knowledge based skills (keterampilan berdasarkan pada pengetahuan)

2. Singular behaviour skills (keterampilan perilaku sederhana, sepeti datang kerja ontime)

3. Limited inter personal skills (keterampilan antarpribadi terbatas, seperti memberikan arahan pada karyawan)

4.Social interactive skills (keterampilan interaktif sosial, (negosiasi))


Identifikasi kebutuhan pelatihan (job study)

Menurut cara yang digunakan oleh Gropper & Short seperti urutan Input-Action-Output  memberi kemungkinan untuk :
- Menetapkan pengetahuan, keterampilan apa yang diperlukan
- Menetapkan sasaran yang harus dicapai dalam pelatihan
- Menetapkan kriteria keberhasilan dan membuat alat ukurnya


Penetapan sasaran Pelatihan/pengembangan

Pada akhir pelatihan para trainees diharapkan dapat mengenal prinsip-prinsip manajemen umum dan dapat mengenal prinsip-prinsip manajemen umum dan dapat menggunakannya dalam situasi kerja.
Mager (1962) ada 3 aspek rumus sasarn subyek pelatihan dengan baik, dalam setiap sasaran hendaknya
1. Ada uraian tentang situasi yang diberikan (given what)
2. Ada uraian tentang apa yang harus dilakukan (does what)
3. Ada uraian tentang bagaimana baiknya trainee melaksanakannya (how well)

Sasaran khusus berdasarkan jenis perilaku yang hendak ditimbulkan melalui latihan, yaitu: 

a) Sasaran kognitif, sasaran yang menggambarkan perilaku kognitif (mampu mengenal, membedakan)
b) Sasaran afektif, meliputi perilaku yang berhubungan dengan perasaan dan sikap. Perilaku tentang suatu kesediaan dan kecendrungan
c) Sasaran psikomotor, meliputi perilaku gerak


Penetepan Kriteria Keberhasilan dengan Alat Ukurnya

        Sebagai kriteria keberhasilan pelatihan, dapat ditetapkan peilaku-perilaku trainees sebagaimana ditampilkan pada akhir program pelatihan.
Skor pada pre-test seharusnya rendah jika tinggi berarti sudah menguasai bahan dan post-test diharapkan tinggi karena pada akhir pelatihan
Sebagai alat ukurnya misalkan, berdasarkan intruksional diharapkan para trainees dapat mengetik surat dalam Bahasa Inggris yang terdiri atas 500 kata 


Penetapan Metode-metode Pelatihan dan Pengembangan

Ada 2 bentuk pelatihan 
1. Pelatihan-pada-pekerjaan (on-the-job)
2. Pelatihan-di luar- pekerjaan (off-the-job)
Pada metode pelatihan-di luar-pekerjaan ada dalam bentuk pelatihan di kelas, yang terdiri dari :
- Kuliah
Suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk menekan ingatan. Kelebihannya biaya yang dikeluarkan sedikit dan kekurangan para trainee lebih bersikap pasif mendengarkan.
- Konperensi (diskusi kelompok)
Pertemuan formal dimana terjadi diskusi tentang suatu hal penting. Kelebihannya para trainee lebih berpatisipasi secara lisan dan berinteraksi, kekurangannya biaya tinggi karena jumlah trainee terbatas
- Studi kasus (case study)
Uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan (kenyataan). Kelebihannya meningkatkan pemikiran analitis dan kecakapannya memecahkan masalah, kelemahannya data harus dikumpulkan/dicari sendiri oleh manajer 
- Bermain peran (role playing)
Adalah pola perilaku yang diharapkan. Ini digunakan untuk memberi kesempatan kepada para trainee untuk mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan mengembangkan pemahaman pengaruh kelakuan mereka terhadap orang lain 
- Programmed instruction
Terdiri atas satu urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai buku atau mesin pengajaran. Keutungan trainee dapat belajar sesuai dengan temponya(cara belajarnya), ada umpan balik langsung, partisipasi aktif.
- Simulasi
Suatu jenis alat/teknik yang menyalin setepat mungkin kondisi nyata yang ditemukan. Metode ini memprmudah pengalihan belajar dari pelatihan ke situasi kerja nyata


Percobaan dan revisi
        Setelah kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan, kriteria keberhasilan dan alat ukurnya dikembangkan, bahan latihan dan metode disusun dan ditetapkan, maka ini adalah paket terakhir.
Percobaan atau try-out adalah untuk mengidentifikasi kelemahan apa saja yang masih ada, apakah metode yang lain sudah tepat, jika ada kelemahan langsung diadakan revisi. Dengan demikian proses pelatihan dapat optimal


Model penilaian Keefektifan Program Pelatihan dan Pengembangan
1. Model Reaksi dari trainee
Pertanyaan dasarnya adalah sejauh mana para peserta merasa senang dengan program pelatihan ini.
- Senang tidaknya peserta terhadap program pelatihan dapat menentukan banyak sedikitnya proses pembelajaran
- Hasil penilaian peserta merupakan balikan bagi penyelenggaraan program pelatihan untuk meningkatkan mutu program pelatihan

Pada model ini tampak ada kecenderungan kuat dari peserta untuk secara tergesa-gesa menuliskan penilaiannya dan tidak tahu pasti ada proses pembelajaran atau tidak 

2. Model ‘After-only’ (model Hanya-Sesudah) dan
       
Model ‘Before-After’ (model Sebelum-Sesudah)
- Model Hanya-Sesudah
Pada model ini hanya diberikan tes pada akhir program pelatihan dinamakan post-test. Jika dibuat baik oleh peserta pelatihan maka dapat disimpulkan peserta berhasil memiliki pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan sasaran. 
Pada Model ini selain ada kelompok peserta pelatihan (eksperimental), ada kelompok kontrol yang secara identik sama tetapi tidak memperoleh pelatihan, dan akan dibandingkan hasilnya. Maka dapat disimpulkan terjadi proses pembelajaran atau tidak
Model Hanya-Sesudah (Miner 1992)
Kelompok    waktu 1 periode intervensi           waktu 2
Eksperimental-----------------------pelatihan------------------------------    Post-test
Kontrol---------------------------------------------------------------------------    Post-test
Kelemahannya peningkatan unjuk kerja hanya karena proses pelatihan dan susah mencari kelompok kontrol yang identik
- Model Sebelum dan Sesudah
 Model Sebelum-Sesudah (Miner 1992)
Kelompok    waktu 1 periode intervensi           waktu 2
Eksperimental------Pre-test----------pelatihan------------------------------    Post-test
Kontrol----------------Pre-test---------------------------------------------------    Post-test
Pada model ini kelompok Eksperimental dan Kontrol akan hampir sama pada Pre-test, dan dianggap identik. Kelompok Eksperimental Pre-test nya akan terlihat perbedaan nilai yang secara statistik lebih tinggi terhadap Post-est kelompok kontrol maka dapat disimpulkan terjadi perubahan,terjadi proses pembelajaran dan sasaran tercapai. 
Kelemahannya ada faktor lain di luar faktor pelatihan yang mempengaruhi unjuk kerja, misalnya dihargai oleh atasan

3. Model Penilaian Program Pelatihan/Pendidikan Tingkat 4
Pertanyaan dasarnya, Seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap organisasi?. Jika pendapatan yang diperoleh sebagai hasil pelatihan lebih besar daripada investasi biaya dalam training, maka program pelatihannya efektif.







No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...