Frustasi (Tujuan Tidak Tercapai) dan Bentuk Pertahanan Diri

Frustrasi yang dialami seseorang pada umumnya akan mendorong Orang tersebut untuk membangun suatu mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) di mana orang mendefinisikan kembali situasi frustrasi itu dengan maksud untuk melindungi citra diri serta mempertahankan harga diri. Seorang eksekutif muda yang diPHK akan bercerita kepada temannya bahwa dia harus mengundurkan diri sebagai akibaty krisis moneter.

Bentuk mekanisme pertahanan diri dapat mengambil bentuk-bentuk berikut:

1. Agresi. Orang yang mengalami frustrasi dapat melakukan perilak yang agresif, misalnya ketika dia gagal dalam suatu mata kuliah, bukunya lalu dibanting.

2. Rasionalisasi. Kadang-kadang orang memberikan definisi Pada Situasi frustrasi dengan alasan-alasan yang kedengarannya masuk akal tentang mengapa dia tidak dapat mencapai tujuannya. Orang ini tidak bermaksud berbohong. Rasionalisasi terjadi sebagai akibat distorsi yang ditimbulkan oleh situasi frustrasi yang tidak sepenuhnya dia sadari. Orang yang frustrasi karena gagal ujian mengatakan bahwa dia harus merawat teman yang sakit sehingga tidak mempunyai cukup waktu untuk belajar.

3. Regresi. Regresi adalah reaksi seseorang terhadap situasi frustrasi dengan berperilaku seperti anak-anak. Seorang karyawan accounting yang tahu dia akan gagal menyelesaikan tugas komputernya, laly merusak program dalam master jaringan komputer supaya semua orang tidak dapat mengerjakan pekerjaannya. Oleh karena itu, atasan tidak akan menyalahkan dia saja. Daripada orang lain mendapat pujian, lebih baik semua gagal.

4. Menarik diri (withdrawal). Rasa frustasi kadang-kadang dapat diatasi dengan menarik diri dari situasi penyebab frustrasi itu. Orang yang tidak berhasil bermain catur, maka ia tidak akan mau bermain catur lagi.

5. Proyeksi (blaming others). Seseorang yang frustrasi karena gagal mencapai tujuan akan menyalahkan orang lain, obyek lain atau situasi. Banyak orang yang mengalami kecelakaan lalu menyalahkan pengendara lain yang terlibat dalam kecelakaan itu, padahal mungkin itu akibat kesalahannya sendiri.

6. Autisme. Kegagalan mencapai tujuan juga bisa menyebabkan seseorang mengembangkan pemikiran yang sangat didominasi oleh kebutuhan dan perasaannya. Dia akan melamun dan berkhayal karena dengan demikian seakan-akan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya sudah tercapai.

7. Identifikasi (iklan tentang kegagalan - solusi). Orang yang mengalami kegagalan bisa juga mengatasi perasaan frustrasinya dengan (secara tidak sadar) mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan orang lain atau situasi lain yang dianggap relevan. Kenyataan ini telah banyak dimanfaatkan oleh pengiklan. Orang yang frustrasi kare-na lelah dan tangannya rusak gara-gara mencuci pakai-an akan mudah sekali terpengaruh oleh iklan mesin cuci yang menampilkan aktrisaktris "Si Doel Anak Sekolahan", si Atun dan Sarah, dan akan membeli mesin cuci tersebut.

8. Represi (forgetting the needs). Ketegangan yang ditimbulkan oleh keadaan ffrustrasi kadang-kadang diatasi dengan melupakan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Jadi, orang akan memaksa kebutuhan tersebut untuk keluar dari kesadarannya. Kadang-kadang kebutuhan itu akan bermanifestasi secara tidak langsung. Orang yang tidak punya anak akan sayang sekali pada binatang peliharaan atau tanaman. Hal ini disebut sublimasi. Sublimasi adalah jenis lain dari mekanisme pertahanan diri dan perilaku yang ditimbulkan masih bisa diterima oleh lingkungan sosialnya. 

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...