Assessment Center: Metodologi & Elemen Utama
Metode Assessment Center pertama kali diperkenalkan melalui studi besar yang dilakukan oleh AT&T. Seiring waktu, metode ini terus dikembangkan, diteliti, dan diterapkan secara luas baik di dalam negeri maupun internasional. Kini, Assessment Center digunakan di berbagai sektor—mulai dari lembaga pemerintahan (seperti kepolisian dan pemadam kebakaran), industri jasa, hingga perusahaan manufaktur.
Karena penggunaannya yang semakin luas, organisasi International Task Force on Assessment Center Guidelines menetapkan pedoman resmi mengenai struktur, etika, dan standar profesional Assessment Center. Dalam pedoman terbaru, ada 10 elemen penting yang wajib ada agar suatu proses bisa disebut sebagai Assessment Center:
1. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
Digunakan untuk mengidentifikasi elemen kinerja dan kompetensi penting yang relevan dan dapat diamati. Analisis ini bisa menggunakan competency modeling sebagai pengganti metode klasik. Intinya, harus ada metode ketat untuk menentukan kompetensi yang akan dinilai.
2. Klasifikasi Perilaku
Perilaku peserta harus dikategorikan dalam bentuk dimensi, keterampilan, kompetensi, atau kemampuan tertentu.
3. Teknik Penilaian
Instrumen yang digunakan harus mampu menampilkan kinerja peserta terkait kompetensi utama yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
4. Penilaian Beragam (Multiple Assessments)
Harus ada kombinasi teknik yang memungkinkan pengamatan perilaku terkait kompetensi kritis.
5. Simulasi
Metode penilaian wajib melibatkan simulasi yang relevan dengan pekerjaan.
Untuk seleksi awal, simulasi sederhana masih bisa diterima.
Untuk pengembangan karyawan tingkat tinggi, simulasi realistis (high fidelity) lebih disukai.
Simulasi harus menuntut peserta menunjukkan perilaku nyata, bukan hanya memilih jawaban atau menyatakan rencana tindakan.
6. Penilai (Assessors)
Peserta harus dinilai oleh beberapa penilai dengan rasio ideal 1:2. Penilai tidak boleh atasan langsung peserta, dan keberagaman (latar belakang, gender, level organisasi) sangat dianjurkan.
7. Pelatihan Penilai
Penilai harus mengikuti pelatihan khusus sebelum menilai. Biasanya, 2 hari pelatihan diberikan untuk setiap 1 hari proses assessment.
8. Pencatatan Perilaku
Penilai tidak boleh hanya mengandalkan ingatan. Mereka wajib mendokumentasikan perilaku peserta lewat catatan, checklist, atau rekaman video.
9. Laporan
Penilai diharapkan menyusun laporan awal berdasarkan catatan perilaku peserta.
10. Integrasi Data
Semua penilai harus menggabungkan hasil observasi mereka dengan metode tertentu, sehingga laporan akhir mewakili integrasi semua data yang relevan.
---
👉 Dengan memahami 10 elemen ini, organisasi dapat memastikan bahwa proses Assessment Center benar-benar valid, objektif, dan bermanfaat baik untuk seleksi maupun pengembangan karyawan.