Showing posts with label Metakognisi. Show all posts
Showing posts with label Metakognisi. Show all posts

Tiga Macam Pengetahuan Dalam Metakognisi



Secara harfiah metakognisi berarti kognisi tentang kognisi – atau pengetahuan tentang pengetahuan (“cognition about cognition – or knowledge about knowledge”) Pengetahuan tersebut digunakan untuk memonitor dan mengatur proses kognisi yaitu: penalaran, pemahaman, pemecahan masalah, pembelajaran dan lain sebagainya.

Metakognisi meliputi tiga macam pengetahuan, yaitu:
  1. Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan “yang dapat dinyatakan, biasanya secara verbal”, melalui ceramah, buku, tulisan, pertukaran kata-kata, braille, bahasa sandi, notasi matematika dan sebagainya.
  2. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan “mengenai cara melakukan sesuatu”, seperti membagi pecahan atau membersihkan karburator. Pengetahuan prosedural harus didemonstrasikan.
  3. Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan “mengenai mengapa dan kapan”, melakukan pengetahuan deklaratif ataupun prosedural (Schraw & Markman, 1993, dalam Woolfolk, 1998: 267).
Pengetahuan metakognisi digunakan untuk mengatur kegiatan berpikir dan belajar (Brown, 1987, Nelson, 1996, dalam Woolfolk, 1998: 267).

Metakognisi





Menurut Baker dan Brown (1984 dalam Hamilton & Ghatala, 1994: 132), ada dua macam tipe metakognisi, yaitu:
  1. Pengetahuan tentang kognisi (knowledge about cognition)
  2. Pengaturan kognisi (regulation of cognition)
Pengetahuan tentang kognisi meliputi pengetahuan seseorang tentang sumber daya (resources) kognisinya sendiri, dan kesesuaian antara karakter pribadi seseorang pembelajar dengan situasi belajar. Baker dan Brown berpendapat bahwa pengetahuan tentang kognisi bersifat stabil sepanjang waktu. Pengetahuan tentang kognisi merupakan suatu bentuk pengetahuan deklaratif. Baker dan Brown juga berpendapat bahwa pengetahuan kognisi seseorang berkembang terlambat dibandingkan usianya, dan menjadi lebih sempurna pada usia yang lebih tua (Baker & Brown, 1984: 354 dalam Hamilton & Ghatala, 1994: 132).

Sedang pengaturan kognisi merupakan mekanisme pengaturan diri yang digunakan oleh siswa yang aktif selama memecahkan masalah. Pengaturan kognisi meliputi aktivitas mengecek hasil dari setiap usaha memecahkan masalah, merencanakan aktivitas berikutnya, memonitor efektivitas dari setiap usaha dengan melakukan pengetesan, melakukan perbaikan dan evaluasi dari strategi belajar siswa (Baker & Brown, 1984: 354 dalam Hamilton & Ghatala, 1994: 132). Pengaturan kognisi bersifat tidak stabil, karena siswa mungkin menggunakannya dalam beberapa kesempatan tetapi tidak dalam kesempatan lain. Pengaturan kognisi merupakan bentuk pengetahuan prosedural. Walaupun pengaturan kognisi lebih sering digunakan oleh anak yang lebih tua atau orang dewasa, tetapi anak muda dapat mengatur aktivitasnya sendiri pada masalah yang sederhana.

Donald Miechenbaum dan koleganya menguraikan metakognisi sebagai ”kesadaran seseorang tentang proses kognisi mereka sendiri dan bagaimana proses itu bekerja” (“awarness of their own cognitive machinery and how the machinery works”) (Miechenbaum dkk, 1985: 5 dalam Woolfolk, 1998: 267). Secara harfiah metakognisi berarti kognisi tentang kognisi – atau pengetahuan tentang pengetahuan (“cognition about cognition – or knowledge about knowledge”) Pengetahuan tersebut digunakan untuk memonitor dan mengatur proses kognisi yaitu: penalaran, pemahaman, pemecahan masalah, pembelajaran dan lain sebagainya.

Kenali Kepribadianmu Dengan Big Five

✨ “Kenali Kepribadianmu dengan Big Five!” ✨ 🔹 1. Neurotisisme – Cemas & mudah gugup (Kebaikan) ↔ Tenang & percaya diri 🔹 2. Ekstra...