Showing posts with label Bahasa. Show all posts
Showing posts with label Bahasa. Show all posts

Memperoleh Bahasa

 Memperoleh Bahasa

  Menurut Pinker (1994) dalam kenyataannya seluruh anak, tidak tergantung budaya atau bahasa, perkembangan bahsanya melewati tahap-tahap yang sama, yaitu tahap: Babbling (ocehan, celotehan), - Single word (kata tunggal), - Two-word Combinations (kombinasi dua kata), - Sentences (kalimat-kalimat).

Plotnik menyatakan bahwa “Tahap-tahap bahasa menunjuk bahwa semua bayi-bayi berkembang melalui 4 periode atau tahap yang berbeda yaitu ocehan atau celotehan, kata tunggal, kombinasi dua kata, dan kalimat. Semua anak berkembang melalui 4 tahap tersebut dalam tugas yang sama, dan dalam setiap tahap anak-anak menunjukkan keterampilan bahasa yang baru dan lebih tinggi Language stages refer to all infants going through four different periods or stage-babbling, single word, two-word combinations, and sentences. All children go through these four stages in the same order, and in each stage, children show new and more complex language skills ” (Plotnik,2005:314)

a. Ocehan/Celotehan (Babbling)

Satu dari kunci ciri-ciri fisik dalam perkembangan manusia adalah bahwa bayi-bayi mulai membuat suara-suara sebelum mereka mengatakan kata-kata yang nyata. Anak-anak mengulang suara-suara yang sama terus menerus, dan suara-suara tersebut umumnya disebut ocehan/celotehan.

Ocehan/celotehan yang mulai sekitar 6 bulan, merupakan tahap awal dalam memperoleh bahasa. Ocehan/celotehan menunjuk pembuatan satu-suku kata suara-suara seperti “di di di” atau “ba ba ba” yang pada umumnya terdapat dalam semua bahasa (“Babbling, which begins at about 6 months, is the first stage in acquiring language. Babbling refers to making one-syllable sounds, such as “deedeedee” or “bababa”, which are most common across all languages”) (Plotnik, 2005: 314).

Ocehan/celotehan merupakan suatu contoh program “suara”bawaan dalam otak meliputi pembuatan dan pemrosesan suara-suara yang pada akhirnya digunakan untuk membentuk kata-kata. Peneliti-peneliti telah menemukan bahwa pada umur 6(enam) bulan bayi telah mempelajari untuk membedakan antara suara-suara, seperti suara ba dari pa dan membedakan suara-suara dalam bahasa asli mereka dari yang digunakan dalam bahasa asing.

Penemuan-penemuan ini mengindikasikan bahwa pada umur awal, bayi-bayi telah menjadi biasa membuat dan mendengarkan suara-suara dalam bahasa asli. Pada usia 9 bulan suara-suara celotehan mulai lebih menyerupai huruf hidup dan huruf mati dimana anak akan secara nyata menggunakan dalam percakapan dalam bahasa asli mereka.

b. Kata Tunggal (Single word)

Sebelum umur 1 tahun, seorang bayi biasanya menunjukkan suatu tingkah laku yang setiap orang tua tidak sabar menunggu untuk mendengar kata pertama dari anaknya. Pada sekitar umur 1(satu) tahun, bayi tidak hanya mulai memahami kata-kata tetapi juga mengatakan kata-kata tunggal.

Kata-kata tunggal menandai tahap ke dua dalam memperoleh bahasa, yang terjadi di sekitar umur satu tahun. Bayi-bayi menyuarakan kata-kata tunggal biasanya menunjukkan apa yang dapat mereka lihat, dengar atau rasa Single words mark the second stage in acquiring language, which occurs at about 1 year of age. Infants say single words that usually refer to what they can see, hear, or feel(Plotnik, 2005: 314).

Suatu kemampuan bayi-bayi menyusun suara-suara dalam kata-kata mulai sekitar 8(delapan) bulan dan merupakan hasil dari interaksi antara program otak bawaan dalam bahasa dan pengalaman bayi mendengarkan suara-suara.

c. Kombinasi Dua Kata (Two-Word Combinations)

Mulai sekitar umur 2(dua) tahun, anak-anak mulai menggunakan kata-kata tunggal yang telah dipelajari untuk membentuk kombinasi dua kata.

Kombinasi dua-kata menggambarkan tahap ke 3(tiga) dalam memperoleh bahasa, terjadi sekitar umur 2(dua) tahun. Kombinasi dua kata merangkai dua kata yang mengekspresikan bermacam-macam aktivitas (“Saya main”, “Lihat anak”) atau hubungan-hubungan (“Pukul bola,”Susu hilang”). Two-words combinations, which represent the third stage in acquiring language, occur at about 2 years of age. Two-words that express various actions (“Me play”, “See boy”)or relationship (“Hit ball”, “Milk gone”) (Plotnik, 2005:315).

Menurut Pinker (1994) setiap dua kata memberikan suatu isyarat tentang apa yang anak katakan. Sebagai tambahan hubungan antara dua kata memberikan isyarat tentang apa yang anak komunikasikan. Sebagai contoh See boy mengatakan kepada kita untuk melihat suatu objek  tertentu. Daddy shirt menyatakan kepada kita sesuatu dimiliki ayah.

Kemampuan baru anak untuk berkomunikasi dilakukan dengan mengombinasikan dua kata dan mengubah tugasnya menandai permulaan mempelajari aturan-aturan dalam tata bahasa. Dari sekitar umur 2 tahun sampai remaja, seorang anak mempelajari suatu kata baku setiap 2 jam.

d. Kalimat-kalimat (Sentences)

Anak membuat suatu lompatan bahasa yang agak luas ketika mereka maju dari kombinasi dua kata yang sederhana ke penggunaan kalimat yang lebih luas dan lebih komplek.

Kalimat yang menunjukkan tahap ke 4 perolehan bahasa, terjadi sekitar umur 4 tahun. Jarak kalimat yang panjangnya 3 sampai 8 kata dan mengindikasikan pertumbuhan pengetahuan tentang aturan-aturan dalam tata bahasa Sentences which represent the fourth stage of acquiring language, occur at about 4 years of age. Sentences range from three to eight words in length and indicate a growing knowledge of the rules of grammar (Plotnik, 2005:315).

Walapun kalimat-kalimat pertama anak-anak berbeda dari kalimat orang dewasa, dalam hal ini anak mungkin menghilangkan “kata-kata kecil” dan berbicara dalam pola yang disebut bicara telegrafik.

Bicara telegrafik adalah suatu pola khusus/tersendiri dari cara bicara dimana anak menghilangkan tulisan (the), kata depan (in, out), dan bagian dari kata kerja. telegraphic speech is a distinctive pattern of speaking in which the child omits articles (the), prepositions (in, out), and part of verbs(Plotnik, 2005:315).

Sebagai contoh seorang dewasa berkata I am going to the store. Seorang anak berumur 3 sampai 4 tahun mungkin menggunakan bicara telegrafik (menghilangkan tulisan / artikel) dan mengatakan I go to store . Pada waktu anak berumur 4 atau 5 tahun, susunan kalimat meningkat dan terindikasi mereka telah mempelajari atauran-aturan dasar tata bahasa.

Aturan dasar tata bahasa adalah aturan-aturan mengombinasikan kata-kata benda, kata-kata kerja, kata sifat, dan bagian lain dari kempuan bicara sehingga membentuk kalimat yang berarti: Basic rules of grammar are the rules combining nouns, verbs, adjective, and other part of speech to from meaningful sentences  (Plotnik, 2005:315).

Pada waktu anak mempelajari aturan-aturan tata bahasa, mereka sering membuat kesalahan dari penggeneralisasian yang berlebihan. Penggeneralisasian yang berlebih berarti penerapan aturan tata bahasa pada kasus-kasus di mana itu seharusnya tidak digunakan Overgeneralization means applying a grammatical rule to cases where it should not be used” (Plotnik, 2005:315).

Sebagai contoh setelah anak mempelajari aturan pembentukan kalimat lampau dari kata-kata kerja dengan menambahkan suara d pada akhir kata, ia mungkin melakukan generalisasi yang berlebih dan menambahkan huruf d pada kalimat lampau yang menggunakan irregular verbs / kata kerja yang tidak teratur, sebagai contoh I goed  to store pada waktu anak masuk sekolah, mereka biasanya menggunakan dengan baik aturan-aturan umum bahasa mereka.

  Telah diterangkan dalam pelajaran yang lalu bahwa untuk mengomunikasikan hasil berpikir orang menggunakan simbol-simbol (bahasa) dan bayangan (image). Simbol-simbol yang berbentuk bahasa tersebut menghasilkan pengertian atau konsep. Atau dapat juga dikatakan bahwa hasil berpikir atau penalaran adalah konsep atau pengertian (Plotnik, 2005: 305).

Fungsi konsep adalah untuk menggolongkan dan menglesifikasikan benda-benda dan kejadian-kejadian serta untuk pemecahan masalah (Walgito, 2004: 179, Plotnik, 2005: 306).

Menurut Prof Bimo Walgito terdapat 5 jenis konsep:

-a.Konsep sederhana,

-b.Konsep Kompleks,

-c.Konsep Konjungtif

-d.Konsep Disjungtif,

-e.Konsep Relational.

Menurut Atkinson dkk (1987: 392) membedakan konsep menjadi 2 jenis konsep: 

-a. Konsep Klasik dan 

-b. Konsep Probabilistik.

  Tetapi pada tahun (1994) Atkinson dkk membedakan konsep menjadi 4 jenis; -a. Benda: meja, kursi, buku, lemari, dll, -b. Aktivitas: berlari, membaca, makan, tidur, dll, -c. Keadaan: bersih, kotor, cepat, kuat, sakit, tenang, ribut, dll, -d. Abstrak: kebenaran, keadilan, kemanusiaan, kemuliaan, dll.

Isi dan luas konsep berbanding terbalik. Isi konsep berkaitan ciri dan sifat yang membentuk konsep, sedang luas berkaitan dengan pengertian-pengertian yang terkandung dalam suatu konsep. Contoh alat transportasi  à Luasnya lebih besar dibandingkan alat transportasi darat, karena alat transportasi meliputi pengertian alat transportasi darat, laut, udara, sungai, dll. Sedang transportasi darat tidak. Tetapi alat transportasi darat isi lebih besar karena mempunyai ciri-ciri yang lebih banyak.

Cara memperoleh konsep

a. Melalui Pengujian Hipotesis; mencari ciri-ciri yang sesuai dan menolak ciri-ciri yang tidak sesuai.

b. Melalui patokan/contoh yang khas. Contoh konsep perabot meliputi meja dan kursi. Kemudian konsep perabot digunakan sebagai patokan untuk menggolongkan contoh lain seperti bangku dan sofa ke dalam konsep tersebut (perabot).

c. Konsep ilimiah didapat melalui proses  - Analisis, - Komparasi, -Abstarksi/ Kategorisasi, - Kesimpulan.

Gramatika Mental(Mental Grammar) dan Program Otak Pembawaan (Innate Brain Program).

Gramatika Mental(Mental Grammar) dan Program Otak Pembawaan (Innate Brain Program).

Salah satu misteri besar dari penggunaan dan pemahaman bahasa dapat diperlihatkan dalam 2(dua) kalimat sederhana tetapi sangat berbeda. You picked

up a caterpillar (“Engkau memungut seekor ulat bulu”). A caterpillar was picked up by you (“Seekor ulat bulu kau pungut”). Meskipun anda mengetahui susunan kata-katanya berbeda tetapi anda mengetahui bahwa dua kalimat ini mempunyai pengertian yang sama.

Mengapa hal ini dapat terjadi telah dijelaskan oleh seorang ahli linguistik Noam Chomsky (1957). Hal ini berkaitan dengan kemampuan otak yang disebut Gramatika Mental (Mental Grammar) dan Program Otak Bawaan (Innate Brain Program) . Menurut Chomsky otak tidak mampu menghasilkan sejumlah daftar yang memuat seluruh kalimat yang digunakan/dibutuhkan. Tetapi otak mampu mengombinasikan kata-kata benda, kata-kata kerja, kata-kata benda dengan kata-kata kerja dan objek-objek ke dalam berbagai kalimat yang bermakna yang tak terhingga. Kemampuan otak ini oleh Chomsky disebut Gramatika Mental (Mental Grammar). Chomsky argued that the brain contains a program or mental grammar that allows us to combine nouns, verbs, and objects in an endless variety of meaningful sentences”.

Misteri kedua bagaimana mungkin seorang anak berumur 4(empat) tahun tanpa dengan sekolah formal dan dengan pembelajaran dari orang tua yang relatif terbatas dapat berbicara dan memahami bermacam-macam kalimat. Contoh rata-rata anak yang berumur 4tahun dapat menentukan bahwa kalimat : The caterpillar crept slowly across the leaf (“Ulat bulu merangkak lambat melintasi daun”) adalah betul, dan bahwa kalimat:

The crept leaf caterpillar slowly the across (“Rangkak daun ulat bulu lambat melintasi”) adalah tidak mempunyai arti (makna). Hal ini menurut Chomsky karena kemampuan tata bahasa tersebut telah built in dalam otak manusia atau merupakan kemampuan bawaan lahir sehingga disebut Innate Brain Program (Chomsky’s answer is that young children can learn these complex and difficult rules of grammar because our brains come with a built-in, or innate, program that makes learning the general rules of grammar relatively easy”.

Program Otak Bawaan Lahir untuk mempelajari aturan tata bahasa menjelaskan bagaimana seorang anak mempelajari hampir seluruh aturan tata bahasa yang kompleks dan sukar oleh seorang anak berumur 4 atau 5 tahun. Hal ini merupakan hasil interaksi antara perkembangan program otak bawaan sedikit demi sedikit dengan pengalaman terhadap lingkungan sehingga menghasilkan kemampuan menguasai aturan tata bahasa yang komplek.

Peringkat Bahasa

Peringkat Bahasa

Bahasa mempunyai beberapa peringkat yang berbeda

a. Peringkat yang tertinggi disebut unit kalimat (frase dan kalimat), yang mengandung gagasan.

b. Peringkat berikutnya disebut unit makna dasar (basic-meaning units) termasuk morfem dan kata.

c. Peringkat yang terendah disebut bunyi bahasa (fonem).

Frase suatu kalimat dibentuk dari kata dan morfem. Sedangkan kata dan morfem dibentuk dari fonem. Karena kalimat dapat dihubungkan dengan gagasan, dan bahasa adalah sistem untuk menghubungkan beberapa gagasan melalui unit makna dasar (basic-meaning units) unit kalimat. Agar menjadi jelas uaraian tentang Peringkat Bahasa tersebut, akan dikemukakan pendapat Plotnik (2005: 312) sebagai berikut: Terdapat 4(empat) aturan dalam bahasa.

a. Aturan bahasa yang pertama adalah phonology.  Phonologi/fonologi mengkhususkan bagaimana kita membuat suara-suara menjadi berarti yang digunakan oleh suatu bahasa khusus Phonology specifies how we make the meaningful sounds that are used by a particular language .

Fonologi berasal dari kata  phonemes (foeneems). Fonem adalah suara dasar dari konsonan (huruf mati) dan huruf huruf hidup/fokal. Phonemees are the basic sounds of consonants and vowels”. Contoh suara c dan p dari kata caterpillar (ulat bulu).

b. Aturan bahasa yang kedua adalah morphology. Morpologi adalah sistem dimana kita gunakan untuk mengelompokkan fonem-fonem ke dalam kombinasi suara dan

kata sehingga bermakna. Morpologi berasal dari kata morfen yaitu kombinasi suara-suara yang paling kecil yang bermakna dalam suatu bahasa. A morpheme is the smallest meaningful combination of sounds in a language.

Contoh: Sebuah kata seperti cat, suatu huruf seperti s dalam cats, atau suatu awalan seperti un dalam unbreakable, atau suatu akhiran seperti ed dalam walked.

Kata caterpillar merupakan contoh kongkret dari satu morfem, dan caterpillars adalah contoh kongkret dari dua morfen.

c. Aturan bahasa yang ketiga adalah Syntax atau Grammar.

Sintax atau tata bahasa adalah satu perangkat aturan yang khusus mengombinasikan kata-kata untuk membentuk frase-frase yang bermakna dan kalimat-kalimat. Syntax or grammar, is a set of rules that specifies how we combine words to form meaningful phrases and sentences.

d. Aturan bahasa yang keempat adalah Semantics. Semantik khusus untuk memberikan arti/makna kata-kata atau frase-frase yang muncul dalam bermacam-macam kalimat atau konteks. Semantics spesifies the meaning of words or phrases when they appear in various sentences or contexts”.

Contoh: anda membaca Did Pat pat a caterpillars back? Bagaimana anda mengetahui apa arti kata pat  yang muncul dua kali berurutan. Dari pengetahuan anda tentang semantik, anda mengetahui kata Pat yang pertama adalah kata benda dan nama dari seseorang. Sedangkan kata pat yang kedua adalah kata kerja yang menandakan adanya suatu aktivitas.

Memecah Kalimat Menjadi Gagasan (Bahasa)

 Memecah Kalimat Menjadi Gagasan

Untuk mendapatkan intisari gagasan dalam suatu kalimat kita harus memecah suatu kalimat dalam beberapa frase sedemikian rupa sehingga setiap frase dapat disamakan dengan subjek suatu proposisi, predikat proposisi atau proposisi utuh.

Contoh: “Sinta adalah seorang psikolog”. Kalimat ini dapat kita pecah menjadi 2(dua) frase yaitu: Sinta adalah subjek, dan psikolog adalah predikat. Bila kalimat yang lebih komplek:

“psikolog profesional mempelajari banyak referensi” kalimat ini dapat dibagi menjadi 2(dua) frase; yang pertama: “Psikolog profesional”, yang kedua : mempelajari banyak referensi”. Karena frase yang pertama berpusat pada kata benda (psikolog) dinamakan frase kata benda. Sedangkan frase yang kedua berpusat pada kata kerja  sehingga dinamakan frase kata kerja. Bila kita fokuskan pada frase kata benda “psikolog profesional ” ini merupakan proposisi utuh karena mempunyai arti psikolog adalah profesional. Sedangkan “mempelajari referensi“ hanya merupakan bagian proposisi psikolog profesional. Dalam contoh ini frase kata benda merupakan proposisi utuh, dan frase kata kerja merupakan bagian dari proposisi utuh dan disebut predikat.

Jadi  Kesimpulan, dengan memecah kalimat menjadi frase kata benda dan frase kata kerja sangat membantu mendapatkan proposisi atau gagasan yang terdapat dalam kalimat itu.



Bahasa

Bahasa

Telah diterangkan dalam pelajaran yang lalu bahwa untuk mengomunikasikan hasil berpikir orang menggunakan simbol-simbol (bahasa) dan bayangan (image). Simbol-simbol yang berbentuk bahasa tersebut menghasilkan pengertian atau konsep. Atau dapat juga dikatakan bahwa hasil berpikir atau penalaran adalah konsep atau pengertian (Plotnik, 2005: 305).

Fungsi konsep adalah untuk menggolongkan dan menglesifikasikan benda-benda dan kejadian-kejadian serta untuk pemecahan masalah (Walgito, 2004: 179, Plotnik, 2005: 306). Menurut Prof Bimo Walgito terdapat 5 jenis konsep:

-a.Konsep Sederhana, 

-b.Konsep Kompleks, 

-c.Konsep Konjungtif

-d.Konsep Disjungtif, 

-e.Konsep Relational.

Menurut Atkinson dkk (1987: 392) membedakan konsep menjadi 2 jenis konsep:

-a. Konsep Klasik dan -b. Konsep Probabilistik. Tetapi pada tahun (1994) Atkinson dkk membedakan konsep menjadi 4 jenis; -a. Benda: meja, kursi, buku, lemari, dll, -b. Aktivitas: berlari, membaca, makan, tidur, dll, -c. Keadaan: bersih, kotor, cepat, kuat, sakit, tenang, ribut, dll, -d. Abstrak: kebenaran, keadilan, kemanusiaan, kemuliaan, dll.

Isi dan luas konsep berbanding terbalik. Isi konsep berkaitan ciri dan sifat yang membentuk konsep, sedang luas berkaitan dengan pengertian-pengertian yang terkandung dalam suatu konsep. Contoh alat transportasi  à Luasnya lebih besar dibandingkan alat transportasi darat, karena alat transportasi meliputi pengertian alat transportasi darat, laut, udara, sungai, dll. Sedang transportasi darat tidak. Tetapi alat transportasi darat isi lebih besar karena mempunyai ciri-ciri yang lebih banyak.

Cara memperoleh konsep

a. Melalui Pengujian Hipotesis; mencari ciri-ciri yang sesuai dan menolak ciri-ciri yang tidak sesuai.

b. Melalui patokan/contoh yang khas. Contoh konsep perabot meliputi meja dan kursi. Kemudian konsep perabot digunakan sebagai patokan untuk menggolongkan contoh lain seperti bangku dan sofa ke dalam konsep tersebut (perabot).

c. Konsep ilimiah didapat melalui proses  - Analisis, - Komparasi,  -Abstraksi/Kategorisasi,-Kesimpulan.

Bahasa

Setiap kelompok masyarakat mempunyai bahasa sendiri-sendiri à begitu banyak bahasa. Bahasa sangat diperlukan oleh manusia karena:

a. Bahasa merupakan alat untuk menyatakan gagasan.

b. Bahasa juga merupakan alat untuk mengomunikasikan gagasan seseorang kepada orang lain.

c. Bahasa juga berfungsi tidak hanya mengeluarkan gagasan dalam kalimat tetapi juga harus memahaminya.

  Menurut Plotnik (2005: 312) bahasa adalah bentuk komunikasi khusus yang meliputi penggunaan aturan-aturan yang kompleks untuk menyusun dan mengombinasikan simbol-simbol (kata-kata atau gerak isyarat) ke dalam sejumlah kalimat yang bermakna yang tak terbatas Language is a special form of communication that involves learning complex rules to make and combine symbols (words or gestures) into an endless number of meaningful sentencees”.

Bahasa menjadi bentuk komunikasi yang berhasil karena 2(dua) prinsip yaitu kata-kata (words) dan tata bahasa (grammar).

Kenali Kepribadianmu Dengan Big Five

✨ “Kenali Kepribadianmu dengan Big Five!” ✨ 🔹 1. Neurotisisme – Cemas & mudah gugup (Kebaikan) ↔ Tenang & percaya diri 🔹 2. Ekstra...