SISTEM-SISTEM MNEMONICS (Part1)




Metode Loci (Method of Loci)  
Menurut Yates (1966) , metode Loci terdiri dari :
  • Menentukan tempat-tempat yang familiar (sangat kita kenal), diatur secara berurutan
  • Menciptakan gambaran item-item yang akan diingat kembali (to-be-recalled /TBR) yang berhubungan dengan tempat-tempat tersebut 
  • Mengingat kembali (recall) dalam arti “mengunjungi kembali (revisiting)” tempat-tempat tersebut, sebagai petunjuk (cue) bagi item-item yang akan diingat kembali (TBR).
Contoh :

Metode Loci untuk mengingat daftar belanjaan (Bower, 1970b, 1972).
Misalkan daftar belanjaan (kolom sebelah kiri) dan loci (koom sebelah kanan) sbb. :

Hot dogs                             Driveway 
Cat food                             Garage interior 
Tomatoes                            Front door
Bananas                              Coat closet shelf 
Whiskey                              Kitchen sink
Loci (tempat/lokasi) diatur dalam urutan yang sudah kita kenal, yang mudah diimajinasikan seolah-olah kita memasukinya/melewatinya. Langkah kedua, menciptakan beberapa perumpamaan yang aneh, dimana item-item pada daftar belanjaan dihubungkan dengan loci tersebut. Bower mengilustrasikan prosesnya sbb. : “hot dogs raksasa melewati driveway”, yang kedua, “seekor kucing sedang makan di garasi dengan suara gaduh”, selanjutnya, “tomat-tomat matang memerciki pintu depan”, “ nanas- nanas berayun-ayun di closet shelf (lemari dinding)”, sebotol whiskey tertumpah di bak cuci piring (kitchen sink)”, dan yang terakhir adalah mengingat kembali daftar yang diaktifkan dengan “perjalanan” secara mental ke tempat-tempat familiar tersebut (yang menunjukkan item-item belanjaan).

Sistem Peg Word (Peg Word System)
Sistem ini memiliki beberapa bentuk, namun ide dasarnya adalah bahwa kita mempelajari serangkaian kata yang berperan sebagai “patokan” (“peg”), dan item-item yang akan diingat kembali adalah kata yang “cocok/melekat” (“hung”) pada patokan tersebut.

Pada salah satu variasi sistem peg word ini subjek mempelajari serangkaian pasangan-pasangan kata bersajak, sbb. :

One is a bun                  Six is a stick
Two is a shoe                Seven is a heaven
Three is a tree               Eight is a gate
Four is a door               Nine is a line
Five is a hive                 Ten is a hen

Jadi, setelah daftar kata patokan dipelajari/ditentukan, mereka yang belajar harus “menempelkan” serangkaian item pada patokan-patokan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengimajinasikan adanya interaksi antara kata-kata patokan dengan kata-kata yang akan diingat (TBR). Contoh : Jika kata pertama pada seri TBR adalah elephan (gajah), dapat diimajinasikan berinteraksi dengan bun (bungkahan kue). Di sini akan nampak bahwa bila interaksinya terkesan aneh, akan berpengaruh lebih baik daripada bila interaksinya biasa-biasa saja. Dalam contoh ini anda dapat berpikir tentang “elephan berger”, dimana seekor gajah besar menggencet bungkahan hamburger kecil.

No comments:

Post a Comment

Dark Psychology (Narsissism)

Orang narsisis dikategorikan sebagai orang yang memiliki gambaran berlebihan tentang dirinya dan sering kecanduan berfantasi tentang dirinya...